Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Dia akan ganti dengan
yang lebih baik.
Siapa
yang meninggalkan budaya dan tradisi syirik, maka Allah akan menggantikannya
dengan beribadah pada Allah semata. Shalatnya untuk Allah, sembelihan tumbalnya
untuk Allah, dan sedekahnya jadinya untuk Allah.
Siapa
yang meninggalkan ibadah yang tidak ada tuntunan karena Allah, maka Allah akan
memberikan cahaya sunnah untuknya, jalan yang terang benderang yang jauh dari
kesia-siaan.
Siapa
yang meninggalkan pekerjaan yang haram, pekerjaan riba dan profesi yang
mengundang laknat Allah, maka Allah akan ganti dengan pekerjaan yang halal yang
lebih menentramkan jiwa.
Siapa
yang meninggalkan pujaan hati yang belum halal karena Allah, maka Allah akan
beri ganti dengan jodoh yang terbaik yang lebih menjaga kesucian diri.
Siapa
yang meninggalkan nyanyian yang sia-sia dan musik yang banyak melalaikan, maka
Allah akan ganti dengan hal yang lebih bermanfaat dan dijauhkan dari
kemunafikan.
Siapa
yang meninggalkan kecanduan rokok, miras, dan narkoba karena Allah, maka Allah
ganti dengan kesehatan dan keselamatan pada jiwanya.
Faedah yang sangat berharga disebutkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah berikut ini tentang perihal yang kita
kaji.
“Akan terasa sulit jika seseorang meninggalkan hal-hal yang ia sukai dan
gandrungi, lantas ia meninggalkannya karena selain Allah.
Namun jika jujur dan ikhlas dari dalam hati dengan meninggalkannya karena
Allah, maka tidak akan terasa berat untuk meninggalkan hal tadi. Yang terasa
sulit cuma di awalnya saja sebagai ujian apakah hal tersebut sanggup untuk
ditinggalkan. Apakah meninggalkan hal itu jujur ataukah dusta? Jika ia terus
bersabar dengan menahan kesulitan yang hanya sedikit, maka ia akan memperoleh
kelezatan.
Ibnu Sirin pernah berkata bahwa ia mendengar Syuraih bersumpah dengan nama
Allah, hamba yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka ia akan meraih apa
yang pernah luput darinya.
Adapun perkataan “Siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah,
maka akan diberi ganti yang lebih baik dari itu”, ganti yang
diberikan di sini beraneka ragam. Akan tetapi ganti yang lebih besar yang
diberi adalah kecintaan dan kerinduan pada Allah, ketenangan hati, keadaan yang
terus mendapatkan kekuatan, terus memiliki semangat hidup, juga kebanggaan diri
serta ridha pada Allah Ta’ala.” (Al Fawaid, hal. 166)
Marilah
saudaraku … cobalah berusaha meninggalkan sesuatu karena Allah, ingat karena
Allah semata, maka rasakan bagaimanakah gentian luar biasa yang Allah berikan.
Ingat sekali lagi sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
disebutkan oleh salah seorang sahabat,
إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئاً لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
إِلاَّ بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah,
niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.”
(HR. Ahmad 5: 363)
Bentuk gentian dari meninggalkan sesuatu yang haram disebutkan dalam
ayat-ayat dan hadits-hadits berikut ini.
Siapa yang meninggalkan penipuan dalam jual beli, maka Allah akan
mendatangkan berkah pada jual belinya. Dalam hadits disebutkan,
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا –
أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى
بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا
“Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih
(khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling
terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi
tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi,
niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu” (Muttafaqun ‘alaih).
Siapa yang meninggalkan sifat pelit, maka ia akan mulia di sisi manusia dan
ia akan menjadi orang-orang yang beruntung. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ
“Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka
mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. At Taghabun: 16)
Siapa yang meninggalkan sifat sombong dan memilih tawadhu’, maka Allah akan
membuat ia meninggikan derajatnya di dunia. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
“Tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah diri) karena
Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim no. 2588).
Siapa yang meninggalkan rasa dendam dan mudah memaafkan yang lain, maka
Allah pun akan menganugerahkan kemuliaan pada dirinya. Dari Abu Hurairah, ia
berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا
“Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf
melainkan akan semakin memuliakan dirinya.” (HR. Muslim no. 2588).
Semoga Allah memberi taufik untuk meninggalkan yang haram karena Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar