Terkait
fenomena anak indigo, ada beberapa catatan yang bisa kita beri garis tebal,
Pertama, islam tidak menolak realita
Sebelumnya,
mari kita memahami peta realita berikut,
Realita
dibagi menjadi dua:
1. Realita syar’i:
itulah semua berita yang disampaikan dalam Al-Quran dan sunah yang sahih.
Misalnya: meteor yang memancarkan cahaya di langit, sejatinya adalah panah api
untuk melempar setan yang berusaha mencari berita dari langit. Sebagaimana yang
disebutkan dalam Al-Quran surat al-Jin ayat 9. Meskipun kita tidak pernah
melihat peristiwa ini dengan kasat mata, namun mengingat hal ini Allah
ceritakan dalam Al-Quran maka wajib kita yakini, karena demikianlah realita
yang ada. Contoh lain: Jibril memiliki 600 sayap, sebagaimana dinyatakan dalam
hadis riwayat Bukhari. Meskipun kita tidak pernah melihat wujud asli Jibril,
namun mengingat hal ini disebutkan dalam hadis shahih, maka wajib kita yakini.
2. Realita kauni merupakan
semua kejadian yang Allah ciptakan di alam ini. Misalnya, ada orang melihat
kejadian aneh, kemduian dia abadikan gambarnya, lalu dia share ke yang lain.
Kita tidak mungkin mengingkari kejadian ini, karena orang yang melihat langsung
membawakan bukti asli sesuai yang dia saksikan.
Penyimpangan
terhadap dua realita di atas, kita sebut berita dusta. Jika berita dusta itu terkait
masalah syariat atau keyakinan, diistilahkan dengan tahayul. Misalnya: berita
bahwa pada hari rabu terakhir di bulan safar, akan turun 320 ribu bencana.
Berita ini masuk dalam ranah masalah ghaib. Karena indera manusia tidak pernah
mendeteksi 320 ribu bencana yang turun di hari itu. Sehingga untuk membuktikan
kebenaranya, kita perlu kembalikan kepada dalil, adakah ayat atau hadis shahih
yang menyebutkannya. Jika tidak ada, termasuk tahayul, yang tidak boleh
diyakini.
Anda
bisa menimbang semua informasi masalah ghaib yang simpang siur di sekitar kita
dengan cara di atas. Sehingga kita bisa membedakan antara keyakinan yang benar
dengan tahayul semata.
Fenomena indigo termasuk
realita yang bisa kita saksikan. Ada anak yang berkomunikasi dengan makhluk
lain, atau dia melihat makhluk lain, dan itu asli tidak dibuat-buat.
Sebatas
kejadian yang bisa kita lihat, termasuk fenomena kauni. Kejadian yang Allah
ciptakan di alam ini. Selama kejadian itu memang benar-benar ada, islam tidak
melarang kita untuk membenarkannya, karena islam tidak menolak realita.
Kedua, kemampuan dasar makhluk
Islam
tidak menolak fenomena anak indigo jika
memang itu realita. Kita boleh meyakininya, selama kejadian itu memang
benar-benar ada di sekitar kita. Namun realita yang boleh kita yakini dalam hal
ini hanya sebatas yang bisa kita lihat. Sementara tentang hakekat anak indigo,
perlu kajian yang lebih serius utnuk bisa menjelaskan dan memberi komentar.
Di
sini kita tidak menggali hakekat dan sebab si anak menjadi indigo. Sebagian
ahli medis menyebutkan, anak indigo mengidap ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder), semacam gangguan perkembangan dan keseimbangan
aktivitas motorik anak sehingga menyebabkan aktivitasnya tidak lazim dan
cenderung berlebihan. Ada juga yang menyebutkan, anak indigo bisa seperti itu
karena memiliki kemampuan melihat jin. Dan beberapa analisis lainnya.
Hanya
saja ada beberapa informasi tentang anak indigo yang disuasanakan berlebihan.
Sebuah analisis ‘ngawur’ menyebutkan beberapa kemampuan luar biasa anak indigo,
·
Prekognision:
kemampuan memprediksi dan membuat peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
·
Retrokognision:
kemampuan melihat peristiwa di masa lampau.
·
Klervoyans: kemampuan
untuk melihat kejadian yang sedang berlangsung di tempat lain.
·
Psikometri: kemampuan
menggali informasi dan berkomunikasi dengan objek apapun. Dia menerjemahkan
getaran dan gelobang yang dipancarkan setiap benda yang menyimpan rekaman suatu
peristiwa.
·
Mediumship: kemampuan
untuk menggunakan rohnya dan roh makhluk lain sebagai medium, serta bisa
berkommunikasi dengan roh.
·
Telekinetik adalah
kemampuan untuk menggerakkan benda dari jarak jauh.
·
Sugesti hipnosis: Anak
Indigo dapat menghipnosis seseorang dengan kemampuan telepatinya.
·
Berkomunikasi dengan
Tuhan: Kemampuan ini berhubungan dengan cakra mahkota pada bagian atas kepala
yang merupakan pintu komunikasi antara manusia dengan Tuhan.
Jika
kita perhatikan kemampuan di atas, bisa disimpulkan bahwa anak indigo tak
ubahnya seperti seorang Nabi. Karena satu-satunya manusia yang kita kenal
memiliki kemampuan hebat seperti di atas hanya para nabi, atas bimbingan wahyu
dari Tuhannya.
Namun
sayang, banyak juga mereka yang mempercayai hal ini, terutama para budak klenik
dan ramalan.
Kembali
pada peta realita, berbagai kemampuan ‘hebat’ dalam daftar di atas, jelas bukan
termasuk realita kauni. Karena kita tidak pernah menyaksikan proses anak indigo
itu mengekspresikan kemampuannya. Yang kita lihat hanyalah, dia berbicara
sendiri dengan tembok, pohon atau benda lainnya, atau dia menatap dengan
pandangan nanar kemudian melakukan reaksi tertentu, atau dia ngomong tanpa
beban kemudian menyampaikan masa depan, atau dia menceritakan halusinasi dalam
pikirannya, dst. Anehnya, mereka menanggapinya terlalu serius.
Tidak ada yang melebihi kemampuannya
Anak
indigo siapapun dia, tetap manusia. Dia tidak akan melampaui batas kemampuannya
sebagai manusia. Semua kemampuan di atas, sejatinya tidak mungkin dimiliki
manusia, selain Nabi yang mendapat wahyu dari Allah.
Allah
berfirman,
قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ
فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
“Katakanlah: “tidak ada seorangpun di langit dan di
bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah..”
Di
ayat lain, Allah berfirman,
وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ
الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا
إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ
“Katakanlah: …Sekiranya aku mengetahui yang ghaib,
tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa
kemudharatan. aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita
gembira”.
Di
ayat lain, Allah juga menegaskan,
عَالِمُ الْغَيْبِ
فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا ( ) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ
فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا
Dia adalah Tuhan yang mengetahui yang ghaib, dan Dia
tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada
Rasul yang diridhai-Nya. Sesungguhnya Dia Mengadakan penjaga-penjaga (malaikat)
di muka dan di belakangnya. (QS. Al-Jin: 26 – 27)
Dalam
hadis dari Rubayyi’ bintu Mu’awidz radhiyallahu ‘anha, beliau
menceritakan,
قَالَتْ جَارِيَةٌ:
وَفِينَا نَبِيٌّ يَعْلَمُ مَا فِي غَدٍ. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لاَ تَقُولِي هَكَذَا وَقُولِي مَا كُنْتِ تَقُولِينَ»
“Ada seorang anak yang mengatakan, ‘Di tengah-tengah
kami ada seorang nabi yang mengetahui apa yang terjadi besok.’ Spontan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, ‘Jangan kau ucapkan hal
itu, ucapkanlah syair yang tadi kalian lantunkan.’(HR.
Bukhari 4001).
Jika
demikian kemampuan yang ada pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Beliau tidak mengetaui hal ghaib, tidak bisa meramalkan masa depan,
kecuali yang Allah wahyukan, bagaimana mungkin kita meyakini anak indigo mampu
menerawang masa depan, melihat kejadian masa silam, meraba kejadian di tempat
lain dalam waktu bersamaan, menebak isi hati orang, komunikasi dengan benda
mati, komunikasi dengan Tuhan, menggerakkan benda dari jauh, dst.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah mendatangi Ibnu Shayyad, seorang yang
dianggap bisa meramal. Beliau ngetes kemampuannya: ‘Tebak kata yang
kusimpan dalam hatiku!’ Ibnu Shayyad mengatakan, ‘Dukh..’ Mendengar
jawaban ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اخْسَأْ، فَلَنْ
تَعْدُوَ قَدْرَكَ
‘Duduklah, kamu tidak akan melebihi batas
kemampuanmu.’ (HR. Bukhari)
Pendapat
yang kuat, ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyimpan
firman Allah di surat Ad-Dukhan ayat 10. (Keterangan Fuad Abdul Baqi dalam
Ta’liq Shahih Bukhari).
Ketiga, indigo dan jin
Bagian
ini perlu kita kupas ulang, karena memungkinkan untuk dilakukan pendekatan
berdasarkan dalil. Beberapa laporan menyebutkan anak indigo melihat sesuatu
yang tidak kita lihat.
Ada
dua kemungkinan yang dia lihat, antara malaikat atau jin. Untuk malaikat,
dipastikan tidak mungkin. Karena malaikat hanya akan melakukan tugas yang
diperintahkan Allah. Sementara tidak mungkin malaikat melakukan tugas kecuali
untuk sesuatu yang penting.
Dengan
demikian, yang lebih pasti adalah jin. Anak ini melihat jin. Apa mungkin?
Sangat mungkin.
Allah
tegaskan dalam Al-Quran ketika membahasa tentang iblis:
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ
وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya dia (iblis) dan kabilahnya (semua jin)
bisa melihat kalian dari suatu tempat yang kalian tidak bisa melihat mereka.” (QS.
Al-A’raf: 27).
Inilah
sifat asli jin. Dia tidak bisa dilihat oleh manusia. Akan tetapi jin bisa
menjelma menjadi makhluk yang lain, sehingga bisa terindera oleh manusia. Baik
dengan dilihat, didengar, atau diraba. Sebagaimana kisah Ubay bin Ka’ab radhiyallahu
‘anhu pada hadis berikut,
Suatu
ketika Ubay pernah menangkap jin yang mencuri makanannya. Ubay bin Ka’ab
berkata kepada Jin: “Apa yang bisa menyelamatkan kami (manusia) dari (gangguan)
kalian?”. Si jin menjawab: “Ayat kursi… Barangsiapa membacanya di waktu sore,
maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga pagi, dan barangsiapa
membacanya di waktu pagi, maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga
sore”. Lalu paginya Ubay menemui Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- untuk
menuturkan hal itu, dan beliau menjawab: “Si buruk itu berkata benar”. (HR.
Hakim, Ibnu Hibban, Thabarani dan lainnya, Albani mengatakan: Sanadnya
Thabarani Jayyid)
Kejadian
yang sama juga pernah dialami Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Beliau menangkap
jin yang mencuri makanan zakat fitrah.
al-Hafizh
Ibnu Hajar mengatakan, “Jin terkadang menjelma dengan berbagai bentuk sehingga
memungkinkan bagi manusia untuk melihatnya. Firman Allah Ta’ala,‘Sesungguhnya
iblis dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu
tidak bisa melihat mereka,’ khusus pada kondisi aslinya sebagaimana dia
diciptakan.” (Fathul Bari, 4:489).
Karena
itu, jika benar anak indigo melihat jin, bukan karena dia memiliki kemampuan
khusus melebihi yang lain, sehingga bisa melihat jin. Namun karena ada jin yang
menampakkan diri kepadanya.
Keempat, Kondisi tidak Normal
Catatan
tambahan yang penting untuk disebutkan. Kejadian anak indigo sejatinya adalah
kondisi tidak normal. Baik karena sebab ADHD atau melihat jin. Karena normalnya
manusia, dia hanya bisa berinteraksi dengan sesuatu yang bisa memberikan respon
kepadanya. Jika sebabnya karena gangguan kejiwaan, bisa dilarikan ke ahli
penyakit terkait, sehingga bisa dilakukan penanganan.
Demikian
pula jika indigonya disebabkan melihat jin. Juga termasuk kondisi tidak normal.
Karena dalam kondisi normal, sejatinya mansuia tidak bisa melihat jin. Ketika
ada orang yang melihat jin, berarti dia tidak normal. Karena tidak normal,
kasus semacam ini perlu dinormalkan (baca: diobati). Melihat jin, berarti ada
jin yang usil dan mengganggunya. Dia harus usir jin ini agar segera
meninggalkannya. Jika tidak, akan sangat sulit bagi si anak untuk melepaskan
diri dari gangguan jin itu.
Allahu a’lam
paham Yi Wo...terima kasih penjelasannya...
BalasHapus