Ibnu
Hibban berkata: telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair, dari Zuhair
bin Muhammad, dari Musa bin Jubair, dari Nafi’, dari Ibnu Umar radhiyallahu
anhu, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:
“Sesungguhnya
Adam ketika ia diturunkan oleh Allah ke bumi, para malaikat berkata, “Wahai
Robb-ku, apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Allah
berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Mereka
berkata, “Wahai Rabb kami, kami lebih taat kepadamu dari pada bani adam
(manusia)”.
Allah
berkata kepada para malaikat, “Datangkan kepadaku dua malaikat dari
malaikat-malaikat yang ada sehingga keduanya diturunkan ke bumi dan kita lihat
bagaimana keduanya berbuat?”. Para malaikat berkata: “Wahai Rabb kami,
turunkanlah Harut dan Marut”.
Kemudian
keduanya pun diturunkan ke bumi, dan dinampakkanlah hiasan dunia kepada mereka
berdua dalam bentuk seorang wanita yang paling cantik. Wanita itu pun datang
kepada mereka berdua dan kedua malaikat itu meminta diri wanita tersebut. Sang
wanita berkata, “Tidak !! Demi Allah, sampai kalian berdua mengucapkan kalimat
syirik ini. Keduanya berkata, “Demi Allah, kami tidak akan berbuat syirik
kepada Allah. Wanita itu pun meninggalkan mereka berdua.
Kemudian
wanita itu kembali dengan membawa seorang bayi, maka kedua malaikat itu kembali
meminta diri sang wanita. Sang wanita berkata, “Tidak!! Demi Allah, sampai
kalian membunuh bayi ini. Kedua malaikat itu berkata, “Demi Allah, kami tidak
akan membunuhnya selamanya”. Maka sang wanita pergi. Kemudian ia kembali lagi
membawa segelas khamer.
Kedua
malaikat kembali meminta diri sang wanita. Maka sang wanita berkata, “Tidak!!
Demi Allah, sampai kalian minum khamer ini”. Akhirnya, keduanya pun meminum
khamer tersebut, lalu keduanya mabuk sehingga keduanya menyetubuhi sang wanita
itu, dan membunuh bayi.
Tatkala
keduanya sadar, sang wanita berkata, “Demi Allah, tidak satu pun yang kalian
tinggalkan dari apa yang kalian abaikan di hadapanku, kecuali telah kalian
lakukan ketika kalian mabuk. Keduanya pun diperintahkan untuk memilih siksa
dunia atau siksa akhirat. Maka keduanya memilih siksa dunia”.
(HR.
Ahmad dalam Al-Musnad II/134 no. 6178, Ibnu Hibban dalam Shohih-nya XIV/63
no.6186, Ibnu Abi ad-Dunya dalam Al-Uqubat no.222, Abd bin Humaid dalam
Al-Muntakhab no.787, dan selainnya)
Derajat
Hadits: Hadits ini Batil. Tidak benar datangnya dari Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam.
Syaikh
Al-Albani berkata: Hadits ini Batil.” (Lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah
I/315 no.170)
Syaikh
Syu’aib Al-Arnauth dalam ta’liqnya terhadap Musnad Imam Ahmad berkata: “Isnad
hadits ini dha’if (lemah), dan matannya Batil.” (Lihat Musnad Ahmad II/134)
Di
dalam sanad hadits ini ada seorang perawi yang bernama Zuhair bin Muhammad At-Tamimiy
Al-Marwaziy. Dia tsiqah (orang terpercaya), tapi biasa
meriwayatkan hadits yang munkar, seperti hadits Harut dan Marut ini.
Selain
itu, gurunya yang bernama Musa bin Jubair, dia adalah seorang perawi hadits
yang mastur (tidak jelas orangnya atau diketahui jati dirinya).
Intinya,
hadits ini batil baik sanad, maupun matannya.
Dan
hadits ini adalah termasuk berita isra’iliyyat (berita-berita yg datang dari
Bani Israil) yang terambil dari Ka’ab Al-Ahbar sebagaimana yang dijelaskan oleh
Syaikh Al-Albaniy dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah I/315 no.170.
Dengan
demikian, kita tidak boleh mempercayainya apalagi menceritakan dan
menyebarluaskannya kepada orang lain baik melalui lisan maupun tulisan di berbagai
media cetak sperti koran, majalah, buku maupun media elektronik seperti
internet (website/blog/facebook, twitter), radio, televisi, blackberry
messenger atau lainnyan, agar kita bebas dari ancaman keras Nabi bagi para
pemalsu hadits atau pendusta atas nama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,
yaitu mempersiapkan tempat duduknya di dalam api neraka, sbgmna disebutkan dalam
hadits yang mutawatir.
Kita
diperbolehkan menyebarkan hadits ini dan hadits palsu dan batil lainnya kepada
orang lain dengan tujuan menjelaskan kepalsuan/kedustaan dan kebatilannya kepada
kaum muslimin dan memperingatkan mereka dari bahaya hadits-hadits dha’if dan
palsu.
Semoga
bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga kita semakin berhati-hati dalam membaca
hadits-hadits dan menuntut ilmu agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar