Dalam keadaan yang genting seperti saat ini ketika Pandemi Corona Virus Diseases 2019
(Covid-19) telah menjadi wabah yang mengglobal. Covid-19 telah menginfeksi
warga dunia di berbagai negara tak terkecuali Indonesia sebagai negeri dengan
mayoritas muslim
Maka para ulama dan ahli agama supaya
berhati-hati dalam berfatwa dan hanya menggunakan dalil dalil yang otoritatif
dalam membimbing ummat. Diantaranya, hendaknya hanya menggunakan hadits-hadits
yang shahih dan meninggalkan hadits dha’if dalam berhujjah
Hadits-hadits shahih yang bisa dijadikan sebagai hujjah dlm membimbing ummat untuk
menghadapi wabah penyakit antara lain sebagai berikut:
Hadis Shahih 1
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ
ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ
بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا
تَفِرُّوا مِنْهُ
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah
Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka
apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu
masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu
berada, jangan pula kamu lari daripadanya” (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin
Zaid)
Hadis Shahih 2
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُورِدَنَّ مُمْرِضٌ عَلَى
مُصِحٍّ
Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda: “Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah)
Hadis Shahih 3
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: “Tidak boleh berbuat madlarat dan hal yang menimbulkan madlarat” (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari
Abdullah ibn Abbas)
Hadis Shahih 4
Tentang Anjuran Sholat di rumah ketika hujan pada siang hari Jum’at
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ
قَالَ
لِمُؤَذِّنِهِ فِي يَوْمٍ مَطِيرٍ إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلَا تَقُلْ حَيَّ عَلَى
الصَّلَاةِ قُلْ صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ قَالَ فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا
ذَاكَ فَقَالَ أَتَعْجَبُونَ مِنْ ذَا قَدْ فَعَلَ ذَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي
إِنَّ الْجُمُعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أُخْرِجَكُمْ فَتَمْشُوا فِي
الطِّينِ وَالدَّحْضِ
dari Abdullah bin Abbas dia mengatakan
kepada muadzinnya ketika turun hujan (pada siang hari Jum’at), jika engkau
telah mengucapkan “Asyhadu an laa ilaaha illallaah, asyhadu anna Muhammadan
Rasulullah, ” maka janganlah kamu mengucapkan “Hayya alash shalaah, ” namun
ucapkanlah shalluu fii buyuutikum (Shalatlah kalian di persinggahan kalian)”
Abdullah bin Abbas berkata ; “Ternyata orang-orang sepertinya tidak menyetujui
hal ini, lalu ia berkata ; “Apakah kalian merasa heran terhadap ini kesemua?
Padahal yang demikian pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku
(maksudnya Rasulullah saw). Shalat jumat memang wajib, namun aku tidak suka
jika harus membuat kalian keluar sehingga kalian berjalan di lumpur dan
comberan” (HR. Bukhori Muslim dari Abdullah ibn Abbas)
Hadis Shahih 5
Hadis panjang riwayat Bukhari Muslim
yang artinya sbb
Pada suatu ketika Umar bin Khaththab
pergi ke Syam. Setelah sampai di Saragh, pimpinan tentaranya di Syam datang
menyambutnya. Antara lain terdapat Abu “Ubaidah bin Jarrah dan para sahabat
yang lain. Mereka mengabarkan kepada ‘Umar bahwa wabah penyakit sedang
berjangkit di Syam. Umar kemudian bermusyawarah dengan para tokoh Muhajirin,
Anshor dan pemimpin Quraish
Lalu Umar menyerukan kepada rombongannya
; Besok pagi-pagi aku akan kembali pulang. Karena itu bersiap-siaplah kalian!
Abu Ubaidah bin Jarrah bertanya ; Apakah kita hendak lari dari takdir Allah?
Jawab Umar ; Mengapa kamu bertanya demikian hai Abu Ubaidah? Agaknya Umar tidak
mau berdebat dengannya. Dia menjawab; Ya, kita lari dari takdir Allah kepada
takdir Allah. Bagaimana pendapatmu, seandainya engkau mempunyai seekor unta,
lalu engkau turun ke lembah yang mempunyai dua sisi. Yang satu subur dan yang
lain tandus. Bukanlah jika engkau menggembalakannya di tempat yang subur,
engkau menggembala dengan takdir Allah juga, dan jika engkau menggembala di
tempat tandus engkau menggembala dengan takdir Allah?
Tiba-tiba datang Abdurrahman bin Auf
yang sejak tadi belum hadir karena suatu urusan. Lalu dia berkata ; Aku
mengerti masalah ini. Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda: Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, janganlah
kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu
berada, maka janganlah keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri.
Ibnu Abbas berkata ; Umar bin Khaththab lalu mengucapkan puji syukur kepada
Allah, setelah itu dia pergi (HR Bukhari dan Muslim)
Adapun Diantara hadis hadis dhaif yg
sering digunakan adalah :
Hadis Dhaif 1
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu,
Rasulullah ﷺ
bersabda:
إِنَّ
اللهَ تَعَالَى إِذَا أَنْزَلَ عَاهَةً مِنَ السَّمَاءِ عَلَى أَهْلِ الأرْضِ
صُرِفَتْ عَنْ عُمَّارِ الْمَسَاجِدِ.
Sesungguhnya apabila Allah taala
menurunkan penyakit dari langit kepada penduduk bumi maka Allah menjauhkan
penyakit itu dari orang2 yg meramaikan masjid
Hadits riwayat Ibnu Asakir (juz 17 hlm
11) dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232)
Hadis ini dinyatakan sebagai hadis dhaif
oleh Nashir al-Din al Albani dalam kitab Silsilat al-ahadits al-Dhoifat wa
al-Maudhu’at, juz IV, hal. 222, hadis no 1851
Hadis Dhaif 2
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu,
Rasulullah ﷺ
bersabda:
إِذا
أرَادَ الله بِقَوْمٍ عاهةً نَظَرَ إِلَى أهْلِ المَساجِدِ فَصَرَفَ عَنْهُمْ
Apabila Allah menghendaki penyakit pada
suatu kaum, maka Allah melihat ahli masjid, lalu menjauhkan penyakit itu dari
mereka
Riwayat Ibnu Adi (juz 3 hlm 233);
al-Dailami (al-Ghumari, al-Mudawi juz 1 hlm 292 [220]); Abu Nu’aim dalam Akhbar
Ashbihan (juz 1 hlm 159); dan al-Daraquthni dalam al-Afrad (Tafsir Ibn Katsir
juz 2 hlm 341)
Hadis ini adalah hadis dhaif (lihat
Nashiruddin al-Albani, Shahih wa Dha’if al-Jami al-Shoghir, juz IV, hal 380,
hadis no 1358)
Hadis Dhaif 3
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata: “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
يَقُولُ
اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ” إِنِّي لَأَهُمُّ بِأَهْلِ الْأَرْضِ عَذَابًا فَإِذَا
نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي والْمُتَحَابِّينَ فِيَّ والْمُسْتَغْفِرِينَ
بِالْأَسْحَارِ صَرَفْتُ عَنْهُمْ ”
Allah عز
وجل
berfirman: “Sesungguhnya Aku bermaksud menurunkan azab kepada penduduk bumi,
maka apabila Aku melihat orang-orang yang meramaikan rumah-rumah-Ku, yang
saling mencintai karena Aku, dan orang-orang yang memohon ampunan pada waktu
sahur, maka Aku jauhkan azab itu dari mereka
Riwayat al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman
[2946]
Hadis ini dhoif Jiddan (Lihat Nashiruddin
al-Albani, Kitab Shahih wa Dha’if al-Jami’ al-Shaghir, juz 9, hal. 121, hadis
no. 3674)
Hadis Dhaif 4
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu
berkata, Rasulullah ﷺ
bersabda:
“إِذَا
عَاهَةٌ مِنَ السَّمَاءِ أُنْزِلَتْ صُرِفَتْ عَنْ عُمَّارِ الْمَسَاجِدِ”
Apabila penyakit diturunkan dari langit,
maka dijauhkan dari orang-orang yang meramaikan masjid
Riwayat al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman
[2947]; dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232). Al-Baihaqi berkata: “Beberapa jalur dari
Anas bin Malik dalam arti yang sama, apabila digabung, maka memberikan kekuatan
(untuk diamalkan)”
Hadis ini Dhaif (Lihat Nashiruddin
al-Albani, al-Silsilah al-Dha’ifah, juz IV, hal. 350, hadis no 1851)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar