Gangguan dalam tidur ini pernah dialami
seorang ahwat. Dia menceritakan gangguan itu seperti ini:
Setiap kali saya mau tidur saya selalu diganggu sama setan, padahal saya
belum tidur. Saya juga sadar kegiatan-kegiatan orang-orang yang ada di sekitar
saya, tapi saya tidak bisa minta tolong. Saya juga susah bergerak. Badan saya terasa dipegang sama setan, semakin lama semakin
kuat, padahal saya sudah baca bermacam-macam doa.
Dengan susah payah saya baru bisa lepas dari pegangan tersebut dan
akhirnya dengan nafas “ngos-ngosan” baru saya lepas. Jadi kalau mau tidur saya
takut.
Apa yang harus saya baca supaya setan itu tidak
mengganggu saya? Kenapa saya bisa diganggu dan siapa itu
sebenarnya? Dan hal ini sudah saya alami sejak saya 9 tahun. Sekarang umur saya sudah 30
tahun.
Sebelumnya kita perlu memahami bahwa semua kondisi tidak nyaman, tidak
enak yang dialami setiap muslim, sejatinya bisa menjadi sumber pahala baginya.
Dengan syarat, dia berusaha untuk bersabar dan mengharap pahala dari Allah dengan
musibah itu. Termasuk ketika Anda tidak nyaman pada saat istirahat, baik karena
gangguan makhluk halus maupun makhluk ‘kasar’. Jadikan pengalaman pahit Anda
dalam hidup ini sebagai sumber pahala. hadirkan perasaan mengharap pahala dari
Allah Ta’ala.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
مَا
يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ
أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا
مِنْ خَطَايَاهُ
“Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek,
sakit, bingung, sedih, ganggung orang lain, resah yang mendalam, sampai duri
yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab
pengampunan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari 5641).
Terkait aktivitas tidur, sekuat apapun manusia, dia menjadi sangat lemah
ketika tidur. Orang yang tidur lelap, bisa menjadi sasaran bagi makhluk jahat
di sekitarnya. Jika dia bisa merasa aman dari gangguan manusia, tidak ada
jaminan aman dari gangguan makhluk yang tidak nampak. Itulah jin yang jahat.
Jika mereka tidak mengganggu Anda di alam nyata, bisa jadi mereka akan
mengganggu Anda di alam mimpi.
Itulah kesempatan terbesar bagi setan untuk bertindak nakal, mengganggu
manusia.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
الرؤيا
ثلاث حديث النفس وتخويف الشيطان وبشرى من الله
“Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira
dari Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jika gangguan dari luar, Anda bisa meminta bantuan orang lain untuk
mengusirnya. Tapi ini tidak berlaku ketika dalam mimpi. Anda tidak mungkin
memanggil teman, suami, atau istri Anda untuk mengusir setan yang mengganggu
Anda dalam dunia mimpi.
Karena itulah, orang yang tidur tanpa berdzikir terlebih dahulu, akan
menjadi penyesalan baginya.
Dalam al-Adzkar, an-Nawawi membuat judul bab:
“Bab Makruh Tidur tanpa Berdzikir kepada Allah (sebelum tidur)” (al-Adzkar, Hal. 95). Selanjutnya,
an-Nawawi menyebutkan hadis berikut:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ
اضْطَجَعَ مَضْجَعاً لا يَذْكُرُ اللَّهَ تَعالى فِيهِ كانَتْ عَلَيْهِ مِنَ
اللَّهِ تَعالى تِرَةٌ
“Siapa yang tidur, sementara tidak berdzikir ketika hendak tidur, akan
menjadi penyesalan baginya di hadapan Allah.” (HR. Abu Daud 4856 dan dishahihkan
al-Albani).
Malaikat dan Setan Menghadiri Seseorang yang Hendak tidur
Dalam hadist yang berasal dari Jabir bin Abdullah, dinyatakan:
إذا
أوى الرجل إلى فراشه أتاه ملك وشيطان فيقول الملك اختم بخير ويقول الشيطان اختم
بشر فان ذكر الله ثم نام باتت الملائكة تكلؤه
“Apabila manusia berbaring di pembaringannya (akan tidur), malaikat dan
setan segera menghampirinya. Malaikat membisikkan, “Akhiri (malam-mu) dengan
kebaikan”, sedangkan setan membisikan, “Akhiri (malam-mu) dengan keburukan”.
Apabila dia berdzikir menyebut nama Allah kemudian tidur, maka malaikat
melindungi dia di malam itu.” (HR. Ibnu Hibban 5533, Hakim dalam al-Mustadrak 1969 dan beliau
shahihkan, kemudian disepakati oleh Adz-Dzahabi).
Di saat Anda tidur, Anda sangat butuh pertolongan dan pengamanan dari
Allah. Untuk mendapatkan jaminan keamanan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengajarkan kepada kita berbagai doa dan dzikir sebelum tidur. Anda
bisa rutinkan doa ini, setiap kali Anda hendak tidur:
Pertama, Ruqyah badan sebelum tidur
Bacaan ini telah disebutkan di pembahasan doa yang dibaca orang sakit.
Namun, mengingat bacaan ini erat kaitannya dengan kegiatan tidur, maka di
kesempatan ini perlu kita sebutkan ulang.
Yang dimaksud ruqyah itu adalah membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan
An-Nas, kemudian ditiupkan ke dua tangan, lalu diusapkan ke seluruh tubuh yang
bisa dijangkau, sambil berbaring.
Hadis selengkapnya:
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan:
أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَنْفُثُ عَلَى نَفْسِهِ فِي
المَرَضِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ بِالْمُعَوِّذَاتِ، فَلَمَّا ثَقُلَ كُنْتُ أَنْفِثُ
عَلَيْهِ بِهِنَّ، وَأَمْسَحُ بِيَدِ نَفْسِهِ لِبَرَكَتِهَا
Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al-Mu’awidzat, lalu
meniupkan tangan untuk diusap ke badannya ketika beliau sakit yang mengantarkan
kematian. Ketik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah sangat parah, aku
(Aisyah) yang meniupkan ke tangan dengan
bacaan surat tersebut, dan aku gunakan tangan beliau untuk mengusap badan
beliau, karena tangan beliau berkah. (HR. Bukhari no. 5735)
Kedua, Tidur dengan Nama Allah
بِاسْمِكَ
اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا
Bismika Allahumma Amuutu Wa Ahyaa
“Dengan Nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.”
Keterangan:
Orang yang sedang tidur, sejatinya sedang Allah wafatkan. Allah berfirman:
اللَّهُ
يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا
فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ
مُسَمًّى
“Allah mewafatkan jiwa (orang) ketika matinya dan (mewafatkan) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahan jiwa (orang) yang
telah Dia tetapkan kematiannya (sehingga tidak bangun dari tidurnya) dan Dia
melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.” (QS. Az-Zumar: 42)
Karena itulah, ketika hendak tidur, kita membaca : Dengan Nama-Mu ya
Allah, aku mati dan aku hidup. Maknanya, aku mati ketika tidur dan aku hidup
ketika bangun.
Allahu a’lam.
Hadis Selengkapnya:
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan:
كَانَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ:
«بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا»
“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur, beliau
membaca: Bismika Allahumma amuutu wa ahyaa.. (HR. Bukhari 6324)
Ketiga, Ayat Kursi
Baca ayat kursi sebelum tidur. Jika Anda belum hafal, bisa buka surat
Al-Baqarah ayat: 255. Bacaan ini sebelum tidur memiliki keutamaan yang besar.
Hadis selengkapnya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau pernah ditugasi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga zakat Ramadhan. Malam
harinya datang seorang pencuri dan mengambil makanan. Dia langsung ditangkap
oleh Abu Hurairah. “Akan aku laporkan kamu ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam.” Orang inipun memelas. Minta dilepaskan karena dia sangat membutuhkan
dan punya tanggungan keluarga. Dilepaslah pencuri ini. Siang harinya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Hurairah tentang kejadian
semalam. Setelah diberi laporan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Dia dusta, dia akan kembali lagi.” Benar, di malam kedua dia datang lagi.
Ditangkap Abu Hurairah, dan memelas, kemudian beliau lepas. Malam ketiga dia
datang lagi. Kali ini tidak ada ampun. Orang inipun minta dilepaskan. “Lepaskan
aku, nanti aku ajari bacaan yang bermanfaat untukmu.” Dia mengatakan:
إِذَا
أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ، فَاقْرَأْ آيَةَ الكُرْسِيِّ: {اللَّهُ لاَ إِلَهَ
إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّومُ}، حَتَّى تَخْتِمَ الآيَةَ، فَإِنَّكَ لَنْ
يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلاَ يَقْرَبَنَّكَ شَيْطَانٌ حَتَّى
تُصْبِحَ
“Jika kamu hendak tidur, bacalah ayat kursi sampai selesai satu ayat. Maka
akan ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai
pagi.” (HR. Bukhari 2311)
Keempat, Dua Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah, Sudah Mencukupi
Dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, mulai: [آمَنَ
الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ] sampai selesai. Tepatnya surat
Al-Baqarah ayat 285 dan 286. Dua ayat ini cukup bagi Anda dari segala sesuatu.
Keterangan:
1. Dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, sarat dengan kandungan makna iman,
islam, bergantung kepada Allah, memohon pertolongan-Nya, tawakkal kepada-Nya,
diakhiri dengan permohonan ampunan dan rahmat.
2. Makna “dua ayat ini cukup bagi pembacanya” : dua ayat ini akan
menjaganya dari segala keburukan, dan melindunginya dari segala yang dibenci.
Ada sebagian ulama yang mengatakan; dua ayat ini menjadi sebab baginya untuk
bangun malam. Sehingga dia bisa mudah melakukan tahajud.
[keterangan Dr. Dib Bagha dalam Ta’liq Shahih Bukhari, 5/84]
Hadis Selengkapnya:
Dari Abu Mas’ud Al-badri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
الآيَتَانِ
مِنْ آخِرِ سُورَةِ البَقَرَةِ، مَنْ قَرَأَهُمَا فِي لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Dua ayat di akhir surat Al-Baqarah, siapa yang membacanya di suatu malam,
itu sudah cukup baginya.” (HR. Bukhari 4008 & Muslim 807)
Kelima, Dzikir Pelepas Lelah
Anda yang sedang menahan rasa sakit, terkadang membuat Anda sangat lelah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dzikir yang bisa menambah
kekuatan bagi Anda, sehingga mengurangi kelelahan Anda karena sakit atau karena
aktivitas lainnya.
Dzikir itu adalah membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34
kali, sehingga genap 100.
Tasbih : سُبْحَانَ
اللهِ [Subhaanallah]
Tahmid : الْحَمْدُ للهِ [Alhamdulillah]
Takbir : اللهُ أَكْبَرُ
[Allahu Akbar]
Hadis Selengkapnya:
Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa Fatimah pernah
mengadukan tangannya yang lecet karena sering memutar gilingan. Ketika itu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baru memililki seorang budak. Fatimahpun
datang ke rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (berharap diberi budak
sebagai pembantu), namun beliau tidak ada dan hanya menemui Aisyah. Fatimah
menyampaikan keluhannya kepada Aisyah. Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam datang, Aisyah memberitahu tentang kedatangan Fatimah kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Malam harinya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi kami (Ali dan
Fatimah). Sementara kami sudah di tempat tidur. Kamipun beranjak berdiri, namun
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyelahi: “Tetap di tempat.” Beliaupun
duduk diantara kami, sampai aku bisa merasakan dinginnya kaki beliau sampai ke
dadaku. Beliau bersabda:
ألا
أعلمكما خيرا مما سألتما، إذا أخذتما مضاجعكما، أن تكبرا الله أربعا وثلاثين،
وتسبحاه ثلاثا وثلاثين، وتحمداه ثلاثا وثلاثين، فهو خير لكما من خادم
“Akan aku ajari kalian, sesuatu yang lebih baik dari pada yang kalian
minta. Jika kalian hendak tidur, bacalah takbir [ALLAHU AKBAR] 34 kali, tasbih
[SUBHANALLAH] 33 kali, dan tahmid [ALHAMDULILLAH] 33 kali. itu lebih baik bagi
kalian dari pada seorang pembantu.” (HR. Bukhari 3113 dan Muslim 2727)
Semenjak mendengar petuah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tadi,
Ali tak pernah lalai meninggalkan wirid tadi. Ia selalu membacanya, bahkan di
malam perang Shiffin (HR. Bukhari keterangan hadis no. 5362)
Makna dzikir sebelum tidur lebih baik dari pada pembantu:
1. Al-Hafizh Badruddien al-‘Aini
menjelaskan beberapa kemungkinan makna mengapa wirid di atas lebih baik
dari pada pembantu (Umdatul Qori, 22:288):
a. Wirid itu lebih baik dari pada pembantu karena wirid berkaitan dengan
akhirat, sedangkan pembantu berkaitan dengan dunia. Dan akhirat lebih kekal dan
lebih afdhal dari dunia.
b. Dzikir ini bisa menjadi sebab orang mendapatkan kekuatan, sehingga bisa
mampu melakukan banyak pekerjaan, melebihi kekuatan seorang pembantu.
2. Al Hafizh Ibnu Hajar
menjelaskan, hadits ini tidak berarti bahwa rasa lelah pasti hilang bila
seseorang rutin membacanya. (Fathul Bari, 11:125)
3. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah juga berpendapat senada. Menurut beliau,
siapa yang rajin membaca wirid tadi di waktu malam, niscaya tidak akan
kelelahan.
Keterangan:
Urutan dzikir ini bebas, boleh tasbih dulu kemudian tahmid, lalu takbir.
Bisa juga takbir dulu, kemudian tasbih, lalu tahmid. Karena ada beberapa macam
riwayat yang berbada mengenai hal ini. (Fathul Bari, 11:122)
Keenam, Agar Diwafatkan di Atas Fitrah
Sebelum tidur Anda berwudhu, ketika sudah berbaring, baca:
اللَّهُمَّ
أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِي
إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ
مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي
أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ
Allahumma aslamtu nafsii ilaika, wa wajjahtu wajhii ilaika, wa fawwad-tu
amrii ilaika, wa alja’-tu dzahrii ilaika, raghbatan wa rahbatan ilaika. La
malja-a wa laa manjaa minka illaa ilaika. Aaman-tu bi kitaabikal-la-dzii
anzalta wa bi nabiyyikal-la-dzii arsalta
Ya Allah, aku pasrahkan jiwaku kepada-Mu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu,
aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, akku sAndarkan diriku kepada-Mu, karena
mengahrapkan pahala-Mu dan takut adzab-Mu, tiada tempat bersAndar dan
menyelamatkan diri dari hukuman-Mu kecuali berlindung kepada-Mu. Aku beriman
kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan, dan kepada nabi-Mu yang telah
Engkau utus.
Keutamaan:
Siapa yang membaca doa ini sebelum tidur, kemudian malam harinya dia
meninggal, maka dia mati di atas fitrah (islam). Dan jika bangun di pagi hari,
maka dia mendapat pahala.
Hadis Selengkapnya:
Dari al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda kepada beliau:
إِذَا
أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ، فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى
شِقِّكَ الأَيْمَنِ، وَقُلْ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، ….، فَإِنْ
مُتَّ مُتَّ عَلَى الفِطْرَةِ وَإِنْ أَصْبَحْتَ أَصَبْتَ أَجْرًا فَاجْعَلْهُنَّ
آخِرَ مَا تَقُولُ “
“Jika kamu hendak tidur, berwudhulah seperti wudhu ketika shalat. Kemudian
berbaringlah miring ke kanan dan ucapkan: Allahumma aslamtu nafsii
ilaika…dst. Jika kamu meninggal maka kamu mati dia atas fitrah, dan jika bangun
pagi maka kamu mendapatkan pahala. Jadikanlah bacaan ini yang terakhir kamu
ucapkan.” (HR. Bukhari 6311 dan Muslim 2710)
Keterangan:
– Yang dimaksud : Mati di atas fitrah adalah mati di atas islam
– Dianjurkan untuk berwudhu sebelum tidur, jika tidak memberatkan.
– Dianjurkan tidur miring ke kanan, jika bisa melakukannya.
Wallahua’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar