Seperti yang kita tahu, jin bisa melihat kita sementara kita tidak bisa
melihat jin. Ketika kita butuh untuk melepas pakaian, misalnya mandi atau buang
air, maka jin juga bisa melihat aurat kita. Lalu bagaimana jika mereka sampai
timbul syahwatnya dengan kita? Bukankah itu bisa menimbulkan bahaya? Bagaimana
jalan keluarnya?.
Pada asalnya, jin tidak bisa dilihat oleh manusia, karena itulah mereka
disebut jin [arab: الجن]
dari kata: janna – yajunnu [arab: جَنَّ –
يَجُنُّ],
yang artinya menutupi. Ibnul Faris dalam kamusnya mengatakan,
فالجن
سموا بذلك لأنهم مستترون عن الإنس
Jin dinamakan jin, karena mereka tidak terlihat oleh manusia. (Maqayis
al-Lughah, madah; janna)
Memang benar bahwa jin bisa melihat kita sementara kita tidak bisa melihat
jin. Allah tegaskan dalam al-Quran,
يَا
بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ
الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ
يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ
…
“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan,
sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga; ia menanggalkan
pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan–kepada keduanya–‘auratnya.
Sesungguhnya, iblis dan golongannya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang
kamu tidak bisa melihat mereka.” (Qs. Al-A’raf:27)
Keterangan, “Sesungguhnya, iblis dan golongannya bisa melihat kamu dari
suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka” menunjukkan
bahwa manusia tidak dapat melihat jin, yaitu pada bentuk mereka yang asli.
Ayat ini berlaku umum. Artinya, jin bisa melihat kita dalam semua keadaan,
baik ketika kita memakai pakaian atau melepas pakaian. Sehingga jika dibiarkan,
jin bisa melihat aurat manusia ketika dirinya tidak mengenakan pakaian.
Solusi Agar Aurat Tidak Dilihat Jin
Bagian dari kasih sayang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
kepada umatnya, beliau ajarkan kepada mereka berbagai macam sunah yang akan
menyelamatkan mereka dari bahaya dunia dan akhirat. Tak terkecuali bahaya jin
yang berada di sekitarnya.
Cara yang beliau ajarkan, agar aurat kita tidak dilihat jin adalah dengan
membaca basmalah ketika membuka pakaian.
Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
سِتْرُ
ما بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَبَيْنَ عَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ ، إِذَا خَلَعَ
الرَّجُلُ ثَوْبَهُ أَنْ يَقُولَ : بِسْمِ
Tabir antara pandangan mata jin dengan aurat bani adam (manusia) adalah
apabila seseorang melepas pakaiannya, dia membaca:bismillah. (HR. Ibnu Adi, at-Thabrani dalam Mu’jam
al-Ausath – al-Mathalib al-Aliyah, al-Hafidz Ibnu Hajar, no. 37).
Demikian pula, ketika seseorang hendak masuk kamar mandi, dia dianjurkan
untuk membaca basmalah, sebagai tabir auratnya dari pandangan jin. Dari Ali bin
Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
سَتْرُ
مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ: إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمُ
الخَلَاءَ، أَنْ يَقُولَ: بِسْمِ اللَّهِ
Tabir antara pandangan mata jin dengan aurat bani adam (manusia) adalah
apabila seseorang masuk kamar mandi, dia membaca: bismillah. (HR. Turmudzi 606, dan dishahihkan
al-Albani).
Imam An-Nawawi mengatakan,
قال
أصحابنا: ويستحبّ هذا الذكر سواء كان في البنيان أو في الصحراء ، قال أصحابنا
رحمهم الله : يُستحبّ أن يقول أوّلاً: ” بسم الله ” ثم يقول: ” اللَّهُمَّ إني
أعُوذُ بِكَ من الخُبْثِ والخَبائِثِ
Para ulama madzhab kami – syafiiyah – mengatakan, ‘Dianjurkan membaca
basamalah ini, baik ketika buang air di dalam bangunan atau di luar rumah.’
Mereka juga menjelaskan, dianjurkan untuk membaca: ’Bismillah’ terlebih dahulu,
kemudian membaca:
اللَّهُمَّ
إني أعُوذُ بِكَ من الخُبْثِ والخَبائِثِ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan dan segala sebab
keburukan. (al-Adzkar, hlm. 26).
Dalam sebuah riwayat, dari Zaid bin Arqam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjelaskan sebab anjuran membaca doa ini,
إِنَّ
هَذِهِ الْحُشُوشَ مُحْتَضَرَةٌ فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ
إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
Sesungguhnya tempat buang air ini dikerumuni setan. Karena itu, ketika kalian hendak
memasukinya, bacalah, Allahumma inni a-udzu bika minal khubutsi wal
khabaits. (HR. Ibn Majah 312).
Idealnya, doa ini dibaca sebelum masuk WC, ketika posisi kita masih di
luar WC. Karena menyebut nama Allah ketika di tempat buang hajat, hukumnya
makruh. Meskipun ada sebagian ulama yang membolehkan.
Bagaimana Jika Lupa?
Bagaimana jika lupa sementara kita ingin membacanya,
Ibnul Mundzir membawakan riwayat dari Ikrimah – murid Ibn Abbas –,
لا
يذكر الله وهو على الخلاء بلسانه ولكن بقلبه
Tidak boleh menyebut nama Allah dengan lisan ketika di dalam WC, namun
disebut namanya dalam hati. (al-Ausath, 1/341).
Kita simak keterangan al-Hafidz lebih rinci,
متى
يقول ذلك؟ فمن يكره ذكر الله في تلك الحالة يفصل أما في الأمكنة المعدة لذلك
فيقوله قبيل دخولها وأما في غيرها فيقوله في أول الشروع كتشمير ثيابه مثلا وهذا
مذهب الجمهور وقالوا فيمن نسي يستعيذ بقلبه لا بلسانه
Kapan doa ini dibaca?
Bagi ulama yang memakruhkan berdzikir ketika buang hajat, mereka
memberikan rincian. Jika dia buang hajat di dalam ruangan maka dia membacanya
sesaat sebelum masuk tempat itu. Jika dia buang hajat di luar ruangan, maka dia
baca ketika hendak mulai buang hajat, seperti ketika mulai buka pakaian. Ini
merupakan pendapat mayoritas ulama. Mereka juga mengatakan, Orang yang lupa
membaca, maka dia berdoa dalam hati dan bukan dengan lisan. (Fathul Bari,
1/244).
Keterangan lain disampaikan at-Thahthawi – ulama hanafi – dalam Hasyiyah
(catatan pinggir) untuk kitab Maraqi al-Falah, ketika menjelaskan adab masuk
WC,
وإن
نسي ذلك أتى به في نفسه لا بلسانه
Jika dia lupa, maka dia membacanya di batin bukan di lisan. (Hasyiyah
at-Thahthawi, 1/51).
Allahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar