Titip salam, biasanya dilakukan dari
orang yang tidak bisa ketemu dengan kenalan yang dia cintai. Untuk meunjukkan
rasa cinta itu, dia titip salam kepada orang lain yang bisa menemuinya.
Kejadian titip salam semacam ini telah dilakukan di zaman
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Diantaranya, malaikat Jibril,
titip salam melalui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk Aisyah Radhiyallahu
‘anha. Karena Aisyah tidak melihat Jibril. Dan ini menunjukkan bagaimana
penghormatan yang diberikan Jibril kepada Aisyah.
Aisyah menceritakan,
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
« يَا عَائِشَةُ هَذَا
جِبْرِيلُ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلاَمَ ». فَقُلْتُ وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. وَهُوَ يَرَى مَا لاَ أَرَى.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
“Wahai Aisyah, ini Jibril, beliau menyampaikan salam untukmu.” Aku jawab, ‘Wa
alaihis Salam wa Rahmatullah.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat
apa yang tidak saya lihat. (HR. Bukhari 3217, Muslim 6457 dan yang lainnya).
Hal ini pernah dilakukan oleh Ibnu Abbas . Beliau pernah
diundang untuk mendatangi walimah, namun tidak bisa hadir karena sibuk
menangani masalah pengairan. Beliau berpesan kepada yang lain,
أجيبوا أخاكم، واقرؤوا عليه السلام، وأخبروه
أني مشغول
Datangi undangan saudara kalian, dan sampaikan salamku
untuknya. Sampaikan juga, saya sedang sibuk.
(HR. Abdurrazaq dalam al-Mushannaf 19664, Baihaqi dalam al-Kubro 14317, dan
sanadnya dishahihkan oleh Ibnu Hajar).
Demikian pula yang dilakukan Khalid bin Walid Radhiyallahu
‘anhu. Beliau pernah mengutus Ibnu Wabarah al-Kalbi untuk menemui Umar di
Madinah. Diapun menemuinya, dan ketika itu ada Utsman, Abdurrahman bin Auf,
Ali, Thalhah, dan Zubair binn Awam. Mereka bersandar di masjid. Abu Wabarah
mengatakan,
إِنَّ خَالِدَ بْنَ الْوَلِيدِ أَرْسَلَنِى إِلَيْكَ
وَهُوَ يَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلاَمَ
Khalid bin Walid menyuruhku untuk menemui anda, dan
beliau menyampaikan salam kepada anda.
(HR. Ad-Daruquthni 3366).
Kemudian, diriwayat oleh Abu Daud, bahwa ada seorang
sahabat yang menyuruh anaknya untuk menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan berpesan untuk menyampaikan salam kepada beliau. Beliau
mengtakan,
فَأَتَيْتُهُ فَقُلْتُ إِنَّ أَبِى
يُقْرِئُكَ السَّلاَمَ. فَقَالَ « عَلَيْكَ وَعَلَى أَبِيكَ السَّلاَمُ »
Akupun medatangi beliau. Aku sampaikan, ‘Sesungguhnya
bapakku menyampaikan salam untuk anda.’ Jawab Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, “Untukmu dan untuk bapakmu balasan salam.” (HR. Abu
Daud 2936).
Cukup Ucapkan ‘Titip Salam’
Dari beberapa riwayat di atas menunjukkan bahwa orang yan
titip salam, cukup mengucapkan titip salam. Artinya, dia tidak harus
mengucapkan: ‘Assalamu alaikum…”
Karena kalimat semacam ini tidak kita jumpai dari mereka
yang titip salam. Baik yang dilakukan Jibril ‘alaihis salam, atau Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam, atau Ibnu Abbas maupun Khalid bin Walid Radhiyallahu
‘anhum.
Allahu a’lam
Bagaimana Cara Menjawabnya?
Kita bisa simpulkan dari bebrapa riwayat di atas, ada dua
cara membalas salam titipan,
Pertama, kita berikan basalan
salam untuk orang yang menyampaikan dan yang menitipkan. Kita ucapkan, Wa
Alaika wa Alaihis Salam ‘Untukmu dan untuknya basalan salam’.
Sebagaimana dalam riwayat Ahmad, ketika Aisyah mendapat
salam dari Jibril, beliau menjawabnya,
عَلَيْكَ وَعَلَيْهِ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Wa Alaika wa Alaihis Salam (Untuk
anda dan untuknya balasan salam) wa rahmatullah wa barakatuh’. (HR.
Ahmad 24857)
Kedua, bisa juga hanya
memberikan balasan salam bagi yang menitipkan salam
Sebagaimana jawaban A’isyah dalam riwayat Bukhari dan
Muslim,
وَعَلَيْهِ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ
‘Wa alaihis Salam wa Rahmatullah.’ (Untuknya
balasan salam wa rahmatullah).
Haruskah Dijawab?
Para ulama menjelaskan, titipan salam semacam ini wajib
dijawab segera, dan diucapkan secara lisan.
Imam An-Nawawi menjelaskan hadis Aisyah di atas,
وهذا الرد واجب على الفور وكذا لو بلغه سلام
في ورقة من غائب لزمه أن يرد السلام عليه باللفظ على الفور إذا قرأه
Menjawab salam semacam ini hukumnya wajib segera.
Demikian pula jika dia mendapat salam di kertas (surat) dari orang yang berada
di jauh, wajib dia jawab secara lisan segera ketika dia membacanya. (Syarh
Shahih Muslim, 15/211)
Orang yang menerima salam ini, baik dari titipan maupun salam
di kertas atau dalam surat, termasuk salam di sms atau email, dia wajib
menjawabnya dengan mengucapkan secara lisan: Wa ‘alaikumus salam…
Jangan Lupa Ditambahkan Huruf Wawu
Ketika menjawab, kita ucapkan ‘Wa ‘alaihis salam...’
kata ‘Wa’ perlu diperhatikan. Sebagian ulama wajib menambahkan kata Wa dan
ada juga yang mengatakan, itu hanya anjuran.
Masih keterangan Imam an-Nawawi,
وفيه أنه يستحب في الرد أن يقول وعليك أو
وعليكم السلام بالواو فلو قال عليكم السلام أو عليكم أجزأه على الصحيح وكان تاركا
للأفضل وقال بعض أصحابنا لا يجزئه
Dalam hadis ini ada anjuran untuk menjawab salam dengan
mengucapkan ‘Wa alaika’ atau ‘Wa alaikum’ dengan mencantumkan kata ‘Wa’.
Meskipun andai dia hanya mengucapkan ‘Alaikumus salam’ atau ‘Alaikum’
dibolehkan menurut pendapat yang benar, hanya saja, dia meninggalkan cara
menjawab yang lebih afdhal. Sementara sebagian ulama madzhab Syafiiyah
mengatakan, ‘Tidak sah dengan jawaban tanpa Wa.’ (Syarh Shahih Muslim, 15/211)
Allahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar