Jumat, 10 Februari 2017

40 Manfaat Shalat Berjama’ah

Sesungguhnya segala pujian adalah milik Allah, kami memohon pertolongan, ampunan serta bertaubat kepadaNya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan pekerjaan pekerjaan kami. Siapa saja yang diberi petunjuk Allah, niscaya tak seorangpun yang bisa menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tak seorangpun bisa menunjukinya. Aku bersaksi bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada beliau, segenap keluarga dan sahabatnya. 

Ini adalah risalah ringkas tentang keutamaan dan manfaat shalat berjamaah. Dalam risalah ini, terhimpun berbagai manfaat tersebut hingga mencapai 40 buah, Alhamdulillah. 

Manfaat ke–1 : Mematuhi Perintah Allah 

Sesungguhnya dengah shalat berjamaah berarti kita telah mematuhi (salah satu) perintah Allah yang dibebankan kepada segenap hambaNya yang beriman. Allah berfirman, 

وَأَقِيمُواْ الصلاة وَءَاتُواْ الزكواة واركعوا مَعَ الراكعين 
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'.” (Al-Baqarah: 43). 

Menjelaskan ayat di atas, Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab Tafsirnya berkata, “Yakni hendaklah kalian bersama orang-orang beriman dalam berbagai perbuatan mereka yang terbaik, dan yang paling utama dan sempurna dari semua itu adalah shalat. Dan banyak para ulama yang menjadikan ayat ini sebagai dalil bagi diwajibkannya shalat berjamaah” dalam Kitabush Shalah, hal .114, Ibnul Qayyim rahimahulloh menerangkan, “Jika dikatakan, ini bertentangan dengan firman Allah, 
يامريم اقنتى لِرَبّكِ واسجدى واركعى مَعَ الركعين 
“Hai Maryam, taatlah kepada Rabbmu, sujud dan ruku'-lah bersama orang-orang yang ruku'.” (Ali Imran: 43). 
Padahal wanita tidak wajib menghadiri (melakukan) shalat secara berjamaah.” 

Kita menjawab, “Ayat tersebut tidak menunjukkan wajibnya perintah tersebut (shalat berjamaah bagi setiap wanita, tetapi perintah tersebut khusus ditunjukan kepada Maryam. Ini berbeda dengan firmanNya (yang menunjukkan wajibnya shalat berjamaah bagi laki-laki, red.), 
وَأَقِيمُواْ الصلاة وَءَاتُواْ الزكواة واركعوا مَعَ الراكعين 
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'.” (Al-Baqarah: 43). 

Maryam memiliki kekhususan (keistimewaan) yang tidak dimiliki oleh wanita-wanita lain, yaitu ibunya telah menadzarkan puterinya (Maryam) menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat, untuk beribadah kepadaNya dan senantiasa berada di masjid, ia tidak pernah meninggalkan masjid karena itu ia diperintah untuk ruku' bersama orang-orang yang ruku'.” 

Manfaat ke–2 : Sebagai Saksi Keimanan 

Shalat berjamaah adalah sarana terpenting dan utama untuk memakmurkan rumah-rumah Allah. Jika bukan karena shalat berjamaah tentu masjid-masjid menjadi sepi. 

Allah subhanahu wata'aala bersaksi bahwa memakmurkan masjid-masjid adalah dengan iman dan bahwasanya mereka adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah pada kebenaran dan sungguh mereka adalah orang-orang yang beruntung. 

Allah berfirman, 
إِنَّمَا يَعْمُرُ مساجد الله مَنْ ءَامَنَ بالله واليوم الأخر وَأَقَامَ الصلاة وءاتى الزكواة وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ الله فعسى أولئك أَن يَكُونُواْ مِنَ المهتدين 
“Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (At Taubah: 18). 

Manfaat ke–3 : Mendapatkan Tazkiyah (Pernyataan Kesucian) dan Anugerah Besar dari Allah 

Shalat berjamaah adalah di antara sebab-sebab dzikrullah (mengingat Allah) dan bertasbih (memuji) kepada-Nya di masjid-masjid. Allah memuji mereka yang melakukan hal itu sekaligus menjuluki mereka sebagai rijal (orang-orang gentleman). Mereka adalah orang-orang yang tidak lalai karena bisnis dan perdagangan mereka dari mengingat Allah, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Allah juga bersaksi terhadap keimanan dan rasa takut mereka kepadaNya. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang diterima kebaikannya, diampuni segala kesalahan dan dosa mereka, di samping anugerah-anugerah lain yang diberikan Allah kepada mereka selain pahala. 

Allah berfirman, 

فِى بُيُوتٍ أَذِنَ الله أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسمه يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بالغدو والأصال . رِجَالٌ لاَّ تُلْهِيهِمْ تجارة وَلاَ بَيْعٌ عَن ذِكْرِ الله وَإِقَامِ الصلاة وَإِيتَاءِ الزكواة يخافون يَوْماً تَتَقَلَّبُ فِيهِ القلوب والأبصار . 
لِيَجْزِيَهُمُ الله أَحْسَنَ مَا عَمِلُواْ وَيَزِيدَهُم مّن فَضْلِهِ والله يَرْزُقُ مَن يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ 

“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut namaNya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan membayarkan zakat.Mereka takut pada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karuniaNya kepada mereka. Dan Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa batas.” (An-Nur: 36-38).

Manfaat ke–4 : Mengagungkan dan Menekankan Apa yang Diangungkan dan Ditekankan Oleh Rasul shallallahu 'alaihi wasallam 

Shalat berjamaah memiliki arti yang besar dan urgen sekali. Perintah melakukannya tidak saja dalam situasi-situasi biasa, tetapi Allah memerintahkan bahkan menekankan shalat berjamaah sampai dalam situasi khauf (tak aman, menakutkan). 

Allah berfirman, 

وَإِذَا كُنتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصلاوة فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مّنْهُمْ أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُواْ فَلْيَكُونُواْ مِن وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أخرى لَمْ يُصَلُّواْ فَلْيُصَلُّواْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُواْ حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الذين كَفَرُواْ لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَّيْلَةً واحدة وَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن كَانَ بِكُمْ أَذًى مّن مَّطَرٍ أَوْ كُنتُم مَّرْضَى أَن تَضَعُواْ أَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُواْ حِذْرَكُمْ إِنَّ الله أَعَدَّ للكافرين عَذَاباً مُّهِيناً 
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka'at), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bershalat,lalu bershalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata.” (An-Nisa':102). 

Demikian pula Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menekankan shalat berjamaah. Beliau memerintahkan shalat berjamaah dan tidak memberi rukhshah (keringanan) kepada orang yang meninggalkannya, sebagaimana akan kita bahas kemudian, insya Allah. Di antara contohnya, ada seorang laki-laki buta datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, meminta izin beliau untuk meninggalkan shalat berjamaah. Ia menyebutkan (alasan) bahwa rumahnya jauh dan tak ada seorangpun yang menuntunnya. Sementara perjalanannya (menuju masjid) penuh dengan singa dan binatang buas lainnya. Selain itu, ia juga mengemukakan alasan-alasan lain. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian bertanya, 

أَتَسْمَعُ النِّدَاءَ؟ قَالَ: نَعَمْ قَالَ: أَجِبْ. وَفيِ رِوَايَةٍ قَالَ: لاَ أَجِدُ لَكَ رُخْصَةً 
“Apakah engkau mendengar adzan?” Ia menjawab, “Benar.” “(Jika demikian) maka jawablah (penuhilah seruannya).”dalam riwayat lain dikatakan, “Aku tidak mendapati rukhsah (keringanan, dispensasi) untukmu.” (Mukhtashar Shahih Muslim) 

Manfaat ke–5 : Mematuhi Perintah Rasul shallallahu 'alaihi wasallam 

Dengan shalat berjamaah berarti mematuhi perintah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan mengikuti sunnah beliau, baik qauliyah (ucapan) maupun fi’liyah (perbuatan). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kita melakukan dan bersegera shalat berjamaah. Beliau bersabda, 

مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يَأْتِهِ فَلاَ صَلاَةَ لَهُ إِلاَّ مِنْ عُذْرٍ 
“Siapa yang mendengar adzan lalu tidak mendatanginya (untuk shalat berjamaah) maka tidak ada shalat baginya kecuali udzur.” (Lihat Shahihul Jami’ (6300)) 

إِذَا كَانُوْا ثَلاَثَةً فَلْيَؤُمَّهُمْ أَحَدُهُمْ وَأَحَقُّهُمْ بِاْلإِمَامَةِ أَقْرَؤُهُمْ 
“Jika mereka bertiga maka hendaklah salah seorang dari mereka menjadi imam. Dan yang paling berhak menjadi imam adalah yang paling pandai membaca (al-Qur’an).” (HR Muslim) 

Manfaat ke–6 : Selamat Karena Mengikuti Rasul shallallahu 'alaihi wasallam 

Mengikuti Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dalam ibadah yang agung ini, yakni shalat bejamaah –juga dalam ibadah-ibadah yang lain– adalah di antara sebab-sebab turunnya hidayah (petunjuk), kecintaan Allah subhanahu wata'aala, ampunanNya atas dosa-dosa kita serta di antara sebab-sebab kesempatan kita (terhindar)dari Neraka dan masuk Surga. 

Allah berfirman, 

وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُواْ 
“Dan jika kamu ta'at kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk.” (An Nur:54). 

قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ الله فاتبعونى يُحْبِبْكُمُ الله وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ والله غَفُورٌ رَّحِيم 
“Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.' Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran : 31). 

Dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ اْلجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبىَ. مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ اْلجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ أَبىَ 
“Segenap umatku akan masuk Surga kecuali orang yang tidak mau. Siapa yang mentaatiku pasti masuk Surga dan siapa yang mendurhakaiku maka dia tidak mau (masuk Surga).” (HR. al-Bukhari). 

Manfaat ke–7 : Sholat Berjamaah Termasuk Sasaran Islam yang Agung 

Berjamaah dalam maknanya yang umum termasuk sasaran Islam yang agung. Banyak nash-nash yang menyeru ditegakkan dan dijaganya jamaah (persatuan), sebaliknya melarang perpecahan dan menjauhi jamaah umat Islam. 

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

يَدُ اللهِ مَعَ اْلجَمَاعَةِ 
“Tangan Allah bersama jamaah (umat Islam).” (HR at-Tirmidzi). 

اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَاْلفُرْقَةُ عَذَابٌ 
“Berjamaah (bersatu)adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” 

Karena itu, banyak ibadah yang disyariatkan secara berjamaah agar maksud agung daripadanya (persatuan) benar-benar menghujam dalam jiwa segenap umat Islam. Seperti: Ibadah haji, puasa, shalat Jum'at, shalat berjamaah, shalat pada dua hari raya, tarawih dsb. 

Manfaat ke–8 : Mengagungkan dan Menampakkan Syi'ar Allah 

Dengan shalat berjamaah berarti menampakkan dan mengagungkan salah satu di antara syi'ar Islam, bahkan termasuk syi'ar yang paling agung, yakni shalat. Allah berfirman tentang mereka yang mengagungkan syi'ar-syi'arNya, 

ذلك وَمَن يُعَظّمْ شعائر الله فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى القلوب 
 “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati. (Al-Hajj: 32). 

Manfaat ke–9 : Termasuk Sunnah-sunnah Petunjuk 

Sesungguhnya shalat berjamaah adalah termasuk sunnah-sunnah petunjuk yang diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada kita. Meninggalkannya berarti kesesatan dan kemunafikan. Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata, 

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَلْقَى اللهَ غَدًا مُسْلِماً فَلْيُحَافِظْ عَلىَ هؤُلاَءِ الصَّلَوَاتِ حَيْثُ يُنَادَى بِهِنَّ فَإِنَّ اللهَ شَرَعَ لِنَبِيِّكُمْ سُنَنَ اْلهُدَى وَإِنَّهُنَّ مِنْ سُنَنِ اْلهُدَى. وَلَوْ أَنَّكُمْ صَلَّيْتُمْ فِيْ بُيُوْتِكُمْ كَمَا يُصَلِّيْ هذَا اْلمُتَخَلِّفُ فيِ بَيْتِهِ لَتَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ وَلَوْ تَرَكْتُمْ سُنَّةَ نَبِيِّكُمْ لَضَلَلْتُمْ. وَمَا مِنْ رَجُلٍ يَتَطَهَّرُ فَيُحْسِنُ الطُّهُوْرَ ثُمَّ يَعْمِدُ إِلىَ مَسْجِدٍ مِنْ هذِهِ اْلمَسَاجِدِ إِلاَّ كَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ يَخْطُوْهَا حَسَنَةً وَيَرْفَعُهُ بِهَا دَرَجَةً وَيَحُطُّ عَنْهُ بِهَا سَيِّئَةً وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا إِلاَّ مُنَافِقٌ مَعْلُوْمُ النِّفَاقِ وَلَقَدْ كَانَ الرَّجُلُ يُؤْتَى يُهَادَى بَيْنَ الرَّجُلَيْنِ حَتىَّ يُقَامَ فيِ الصَّفِّ 
“Siapa saja yang senang bertemu Allah kelak dalam keadaan muslim maka hendaklah ia menjaga shalat-shalat yang mereka dipanggil untuk (melakukan)nya. Sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada Nabi kalian beberapa jalan petunjuk. Dan sungguh sekiranya kalian shalat di rumah sebagaimana orang yang meninggalkan (shalat berjamaah) ini di rumahnya, niscaya kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian. Dan jika kalian meninggalkan sunnah nabi kalian tentulah kalian telah sesat. Dan tidaklah seorang laki-laki berwudhu kemudian ia membaikkan wudhunya lalu menuju ke masjid di antara masjid-masjid ini kecuali Allah menulis setiap langkah yang ia langkahkan satu kebaikan untuknya dan Allah meninggikannya satu derajat serta menghapuskan satu keburukannya. Dan sesungguhnya kita telah menyaksikan bahwa tidak meninggalkan (shalat berjamaah) kecuali seorang munafik yang tampak jelas kemunafikannya. Dan sesungguhnya dahulu (sampai terjadi) ada seorang laki-laki yang dipapah oleh dua orang kemudian ia diberdirikan di dalam shaf (agar bisa shalat berjamaah).” 

Dalam riwayat lain disebutkan, 

إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم عَلَّمَنَا سُنَنَ اْلهُدَى وَإِنَّ مِنْ سُنَنِ اْلهُدَى الصَّلاَةُ فيِ اْلمَسْجِدِ الَّذِيْ يُؤَذَّنُ فِيْهِ 
“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengajarkan kepada kita jalan-jalan petunjuk. Dan di antara jalan-jalan petunjuk itu adalah shalat di masjid yang dikumandangkan adzan di dalamnya.” (Diriwayatkan oleh Muslim) 

Manfaat ke–10 : Lebih Utama dari Shalat Sendirian 

Shalat berjamaah lebih utama 27 derajat daripada shalat sendirian. Riwayat lain menyebutkan bahwa ia lebih utama 25 derajat. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

صَلاَةُ اْلجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلاَةَ اْلفَذِّ بِخَمْسٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً 
“Shalat berjamaah itu lebih utama 25 derajat daripada shalat sendirian.” (HR. al-Bukhari). 

Dalam riwayat lain disebutkan, 

بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً 
“(Lebih utama) 27 derajat.” 

Para ulama rahimahumullah telah melakukan pendekatan makna antara kedua riwayat tersebut dan mereka menjelaskan sebab-sebab perbedaan derajat yang disebutkan di atas. 

Manfaat ke–11 : Lebih Suci di Sisi Allah Daripada Shalat Sendiri-sendiri 

Sesungguhnya shalat berjamaah itu, meskipun dengan jumlah sedikit, ia lebih suci di sisi Allah daripada shalat sendiri-sendiri meskipun jumlah orangnya lebih banyak. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

صَلاَةُ رَجُلَيْنِ يَؤُمُّ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ أَزْكَى عِنْدَ اللهِ مِنْ صَلاَةِ أَرْبَعَةٍ تَتْرَى، صَلاَةُ أَرْبَعَةٍ يَؤُمُّهُمْ أَحَدُهُمْ أَزْكَى عِنْدَ اللهِ مِنْ صَلاَةِ ثَمَانِيَةٍ تَتْرَى، وَصَلاَةِ ثَمَانِيَةٍ يَؤُمُّهُمْ أَحَدُهُمْ أَزْكَى عِنْدَ اللهِ مِنْ صَلاَةِ مِائَةٍ تَتْرَى 
“Shalat dua orang laki-laki dengan salah seorang dari mereka menjadi imam adalah lebih suci di sisi Allah daripada shalat empat orang secara sendiri-sendiri. Shalat empat orang dengan salah seorang dari mereka menjadi imam adalah lebih suci di sisi Allah daripada shalat delapan orang secara sendiri-sendiri. Dan shalat delapan orang dengan salah seorang dari mereka menjadi imam adalah lebih suci di sisi Allah daripada shalat seratus orang secara sendiri-sendiri.” (Shahihul Jami’ no.3836) 

Manfaat ke–12 : Menjaga Diri dari Setan 

Shalat berjamaah –dengan izin Allah– menjaga seorang muslim dari musuh bebuyutannya yang tidak pernah diam dan putus asa, juga menghindarkannya dari penguasaan setan. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

مَا مِنْ ثَلاَثَةٍ فيِ قَرْيَةٍ وَلاَ بَدْوٍ لاَ تُقَامُ فِيْهِمُ الصَّلاَةُ إِلاَّ قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ اْلقَاصِيَةَ 
“Tidaklah tiga orang berada di suatu desa atau dusun dan mereka tidak mendirikan shalat (berjamaah) kecuali mereka telah dikuasi oleh setan. Karena itu, hendaklah kalian senantiasa berjamaah. Sungguh srigala itu hanya makan (hewan piaraan) yang jauh (dari gerombolan kawan-kawannya).” (Shahihul Jami’ no.5701) 

Manfaat ke–13 : Jauh dari Menyerupai Orang-orang Munafik 

Melakukan shalat berjamaah secara rutin bisa menjauhkan seorang muslim dari menyerupai orang-orang munafik yang oleh Allah diancam bakal menempati Neraka yang paling bawah, Na’udzubillah. 
Di antara sifat orang-orang munafik yang paling nyata yaitu meninggalkan shalat berjamaah, terutama shalat Isya' dan Shubuh. Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, 

لَيْسَ صَلاَةٌ أَثْقَلُ عَلىَ اْلمُنَافِقِيْنَ مِنَ اْلفَجْرِ وَالْعِشَاءِ وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِيْهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا 
“Tak ada shalat yang lebih berat menurut orang-orang munafik melebihi (beratnya) shalat Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan datang (berjamaah) meskipun dengan merangkak…” (Muttafaq 'alaih). 

Dan di muka telah kita kutip perkataan Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, “Dan sesungguhnya engkau telah mempersaksikan kepada kami bahwa tidaklah meninggalkan (shalat berjamaah) kecuali orang munafik yang jelas-jelas kemunafikannya.” 

Manfaat ke–14 : Di Antara Sebab Diampuninya Dosa-dosa 

Sesungguhya shalat berjamaah adalah salah satu di antara sebab diampuninya dosa-dosa, bahkan dosa-dosa yang telah lalu. Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, 

إِذَا قَالَ اْلإِمَامُ: )غَيْرِ المغضوب عَلَيْهِمْ( فَقُوْلُوْا: آمِيْنَ، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلَهُ قَوْلَ اْلمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 
“Jika imam mengucapkan, 'Ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhallin,' (bukan orang-orang yang Engkau murkai bukan pula mereka yang tersesat) maka ucapkanlah, 'amin,' karena sesungguhnya siapa yang ucapan (amin-nya) bersamaan dengan ucapan malaikat, niscaya ia akan diampuni dari dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq 'alaih).

Beliau shallallahu 'alahi wasallam juga bersabda, 

إِذَا قَالَ اْلإِمَامُ: سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُوْلُوْا: اَللّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلَهُ قَوْلَ اْلمَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 
“Jika imam mengucapkan, 'Sami’ allahu liman hamidah,' (Allah Maha Mendengar terhadap orang yang memujiNya) maka ucapkanlah, 'Allahumma rabbana lakal hamd,' (Ya Tuhanku, bagiMu segala puji). Karena sesungguhnya siapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapan malaikat, niscaya ia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq 'alaih). 

Selain itu Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam juga bersabda, 

مَنْ تَوَضَّأَ لِلصَّلاَةِ فَأَسْبَغَ اْلوُضُوْءَ ثُمَّ مَشَى إِلىَّ الصَّلاَةِ اْلمَكْتُوْبَةِ فَصَلاَّهَا مَعَ النَّاسِ أَوْ مَعَ اْلجَمَاعَةِ أَوْ فيِ اْلمَسْجِدِ غَفَرَ اللهُ لَهُ ذُنُوْبَهُ 
“Siapa yang berwudhu untuk shalat dan ia menyempurnakan wudhunya, lalu berjalan (untuk menunaikan) shalat wajib, dan ia shalat bersama manusia atau bersama jamaah atau di dalam masjid, niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim)

Manfaat ke–15 : Di Antara Sebab Ta'ajub Allah subhanahu wata'aala 

Di antara sifat Allah subhanahu wata'aala adalah ta’ajub. Dan di antara sebab ta’ajubnya Allah adalah shalat berjamaah. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

إِنَّ اللهَ لَيَعْجَبُ مِنَ الصَّلاَةِ فيِ اْلجَمْعِ 
“Sesungguhnya Allah ta'ajub pada shalat (yang dilakukan) secara berjamaah.” (Shahihul Jami’ no.1820) 

Para salaf sepakat terhadap penetapan sifat ta’ajub bagi Allah. Karena itu ia wajib ditetapkan tanpa tharif (penyelewengan), ta’thil (menafikan), takyif (menanyakan bagaimana) dan tamtsil (penyerupaan). Ia adalah ta’ajub secara hakiki yang sesuai dengan keagungan Allah subhanahu wata'aala. (Lihat Syarh Lum’atul I’tiqad, oleh Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 59, cet. Maktabah Thabariyah) 

Manfaat ke–16 : Berpahala Besar Karena Berjalan Untuk Menunaikannya 

Shalat berjamaah menjadikan seorang muslim keluar menuju masjid, dan biasanya ia berjalan serta banyak melangkah. Dengan demikian ia mendapatkan pahala besar dan kebaikan yang banyak dan tak seorangpun mengetahui sebatas apa pahalanya kecuali Allah subhanahu wata'aala. Beberapa hadits shahih dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menjelaskan tentang keutamaan keluar menuju masjid dan banyaknya langkah yang diayunkan menuju shalat berjamaah. Di antaranya sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, 

مَنْ تَوَضَّأَ لِلصَّلاَةِ فَأَسْبَغَ اْلوُضُوْءَ ثُمَّ مَشَى إِلىَّ الصَّلاَةِ اْلمَكْتُوْبَةِ فَصَلاَّهَا مَعَ النَّاسِ أَوْ مَعَ اْلجَمَاعَةِ أَوْ فيِ اْلمَسْجِدِ غَفَرَ اللهُ لَهُ ذُنُوْبَهُ 
“Siapa yang berwudhu untuk shalat dan ia menyempurnakan wudhunya, lalu berjalan (untuk menunaikan) shalat wajib, dan ia shalat bersama manusia atau bersama jamaah atau di dalam masjid, niscaya Allah mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim). 

Dan dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim disebutkan, 

أَعْظَمُ النَّاسِ أَجْراً فيِ الصَّلاَةِ أَبْعَدُهُمْ فَأَبْعَدُهُمْ مَمْشًى، وَالَّذِيْ يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ حَتىَّ يُصَلِّيَهَا مَعَ اْلإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْراً مِنَ الَّذِيْ يُصَلِّيْ ثُمَّ يَنَامُ 
“Orang yang paling besar pahalanya dalam shalat adalah orang yang paling jauh, kemudian yang agak jauh perjalanannya di antara yang lain. Dan orang yang menanti didirikannya shalat sampai ia melaksanakannya bersama imam adalah lebih besar pahalanya daripada orang yang shalat kemudian tidur.” 

أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلىَ مَا يَمْحُوْ اللهُ بِهِ اْلخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ: إِسْبَاغُ اْلوُضُوْءِ عَلىَ اْلمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ اْلخُطَا إِلىَ اْلمَسْجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الصَّلاَةِ فَذلِكُمُ الرِّبَاطُ 
“Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan meninggikan derajat? Menyempurnakan wudhu pada (bagian) yang kurang disukai, banyak melangkah ke masjid dan menunggu (didirikannya) shalat (fardhu) setelah shalat (fardhu yang lain). Itulah kesiapsiagaan (dalam menjaga perintah Allah).” (HR. Muslim). 

مَنْ غَدَا إِلىَ اْلمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ نُزُلاً مِنَ اْلجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا وَرَاحَ 
“Siapa yang pergi menuju masjid dan pulang (darinya) niscaya Allah menyediakan tempat tinggal baginya di Surga setiap kali ia pulang-pergi.” (Muttafaq 'alaih). 

مَنْ تَطَهَّرَ فيِ بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلىَ بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيْضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ كَانَتْ خُطْوَتَاهُ تَحُطُّ خَطِيْئَةً وَاْلأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً 
“Siapa yang berwudhu di rumahnya lalu berjalan menuju rumah di antara rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban (dari) Allah maka salah satu dari kedua langkahnya menghapus dosa-dosa dan yang lain meninggikan derajat.” (HR. Muslim). 

بَشِّرِ اْلمَشَّائِيْنَ فيِ الظُّلْمِ إِلىَ اْلمَسَاجِدِ بِالنُّوْرِ التَّامِّ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ 
“Berilah kabar gembira kepada para pejalan kaki di kegelapan ke masjid-masjid dengan cahaya yang sempurna di hari Kiamat.” (Shahihul Jami’ no.2823) 

مَنْ مَشَى إِلىَ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ فيِ اْلجَمَاعَةِ فَهِيَ كَحَجَّةٍ وَمَنْ مَشَى إِلىَ تَطَوُّعٍ فَهِيَ كَعُمْرَةٍ نَافِلَةٍ 
“Siapa yang berjalan untuk shalat fardhu berjamaah maka ia laksana haji. Dan siapa yang berjalan untuk (shalat) sunnah maka ia seperti umrah sunnat.” (Shahihul Jami’ no.6556) 

ثَلاَثَةٌ فيِ ضِمَانِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ: رَجُلٌ خَرَجَ إِلىَ مَسْجِدٍ مِنْ مَسَاجِدِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَرَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فيِ سَبِيْلِ اللهِ تَعَالىَ وَرَجُلٌ خَرَجَ حَاجًّا 
“Ada tiga golongan manusia yang berada di bawah jaminan Allah subhanahu wata'aala : Laki-laki yang keluar ke masjid di antara masjid-masjid Allah, laki-laki yang keluar untuk berperang di jalan Allah, dan laki-laki yang keluar untuk menunaikan haji.” (Shahihul Jami’ no.3051) 

Pahala agung yang diterima oleh orang yang berjalan menuju masjid itu tidak saja saat ia pergi ke masjid, tetapi juga ketika ia pulang daripadanya. 

Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda, 

مَنْ رَاحَ إِلىَ مَسْجِدِ اْلجَمَاعَةِ فَخُطْوَةٌ تَمْحُوْ سَيِّئَةً وَخُطْوَةٌ تَكْتُبُ لَهُ حَسَنَةً ذاهِباً وَرَاجِعاً 
“Siapa yang berangkat ke masjid (untuk) berjamaah maka langkah (yang satu) menghapus satu keburukan dan langkah (yang lain) menuliskan baginya satu kebaikan, saat pergi dan kembali.” (Shahihut Targib wat Tarhib no.298) 

Dan masalah keutamaan berjalan untuk shalat berjamaah ini, telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi, an-Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih, serta diriwayatkan pula oleh al-Hakim dan ia menshahihkanya, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ اْلجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ وَبَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنَ اْلإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغَ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا 
“Siapa yang mandi sebersih-sebersihnya pada hari jum'at dan (membiasakan) mandi, lalu ia datang pagi-pagi dan bersegera, ia tidak naik (kendaraan) tetapi berjalan, dan ia dekat dengan imam lalu ia mendengarkannya, ia pun tidak berbuat sia-sia, niscaya pada setiap langkah (yang ia ayunkan) pahalanya (sama dengan pahala) satu tahun dari ibadah puasa dan shalat.” (Shahihut Targib wat Tarhib no.690) 

Manfaat ke–17 : Berkumpulnya para Malaikat Pada Waktu Shalat Shubuh dan Ashar serta Permohonan Ampun Mereka Bagi yang Hadir 

Para malaikat yang mulia berkumpul (untuk menyaksikan) jamaah shalat Shubuh dan Ashar dan mereka juga memohonkan ampun bagi setiap yang datang (pada waktu itu) ke masjid untuk shalat berjamaah. 

Dalam Shahihain disebutkan, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

يَتَعَاقَبُوْنَ فِيْكُمْ مَلاَئِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلاَئِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُوْنَ فيِ صَلاَةِ اْلفَجْرِ وَصَلاَةِ اْلعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ الَّذِيْنَ تَابُوْا فِيْكُمْ فَيَسْأَلَهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ: كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِيْ ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: تَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ وَأَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ 
“Para malaikat malam dan malaikat siang bergantian menyertai kalian dan mereka berkumpul pada saat (diselenggarakan jamaah) shalat Shubuh dan shalat Ashar. Lalu malaikat yang (sudah) menyertai kalian naik (ke langit), dan mereka ditanya oleh Tuhan mereka, padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka, bagaimana keadaan hamba-hambaKu yang kalian tinggalkan? Mereka menjawab, Kami meninggalkan mereka sedang dalam keadaan shalat dan kami mendatangi mereka sedang dalam keadaan shalat (juga).” 

Dalam riwayat lain menurut Ibnu Khuzaimah, 

فَيَقُوْلُوْنَ أَتَيْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ وَتَرَكْنَاهُمْ وَهُمْ يُصَلُّوْنَ فَاغْفِرْ لَهُمْ يَوْمَ الدِّيْنِ 
“Mereka menjawab, 'Kami datang sedang mereka dalam keadaan shalat dan kami tinggalkan mereka dalam keadaan shalat (pula), maka ampunilah mereka pada hari pembalasan'.” 

Manfaat ke–18 : Menyamai Shalat Separuh Malam atau Sepanjang Malam 

Shalat Isya' secara berjamaah menyamai shalat separuh malam sedang shalat Shubuh secara berjamaah menyamai shalat sepanjang malam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

مَنْ صَلىَّ اْلعِشَاءَ فيِ جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلىَّ الصُّبْحَ فيِ جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلىَّ اللَّيْلَ كُلَّهُ 
“Siapa yang shalat Isya’ secara berjamaah, maka seakan-akan ia shalat separuh malam. Dan siapa yang shalat Shubuh secara berjamaah, maka seakan-akan ia shalat sepanjang malam.” (HR. Muslim). 

Manfaat ke–19 : Berada dalam Jaminan Allah 

Shalat berjamaah adalah di antara sebab penjagaan Allah terhadap hambaNya, bahkan Ia menjadikan hamba tersebut berada dalam jaminan, amanat dan tanggungan-Nya. Dan itu diperoleh dengan melakukan shalat Shubuh secara berjamaah.Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

مَنْ صَلىَّ الصُّبْحَ فيِ جَمَاعَةٍ فَهُوَ فيِ ذِمَّةِ اللهِ 
“Siapa yang shalat Shubuh secara berjamaah maka ia berada dalam jaminan Allah.” (Shahihut Targib wat Tarhib no.418) 

Manfaat ke–20 : Berada dalam Naungan Allah Pada Hari Kiamat 

Sesungguhnya shalat berjamaah bisa membentuk seorang muslim yang sangat mencintai dan senantiasa bergantung dengan masjid, tempat di mana shalat didirikan. Dan orang yang hatinya senantiasa bergantung kepada masjid, ia kelak berada dalam naungan Alla pada hari Kiamat. Ia termasuk tujuh golongan manusia yang mendapat naungan dari Allah. 

Dalam Shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فيِ ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فيِ اْلمَسَاجِدِ 
“Tujuh golongan manusia yang Allah akan menaunginya pada hari Kiamat saat tiada lagi naungan kecuali naungan-Nya… laki-laki yang hatinya senantiasa bergantung kepada masjid-masjid.” 

Manfaat ke–21 : Bebas dari Neraka dan Bebas dari Sifat Nifak 

Di antara manfaat shalat berjamaah adalah siapa yang menjaga dan melakukannya secara rutin selama 40 hari, dan tidak ketinggalan takbir pertama, niscaya Allah akan memberinya dua pembebasan; bebas (selamat) dari neraka dan bebas dari kemunafikan. Semoga Allah melindungi kita dan orang-orang yang kita cintai dari siksa Allah. 

Diriwayatkan dari Anas radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

مَنْ صَلىَّ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً فيِ جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيْرَةَ اْلأُوْلىَ كُتِبَ لَهُ بَرَاءتَانَ: بَرَاءةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءةٌ مِنَ النِّفَاقِ 
“Siapa yang melakukan shalat berjamaah selama 40 hari, dan ia mendapatkan takbir pertama, niscaya dituliskan untuknya dua pembebasan; bebas (selamat) dari Neraka dan bebas dari nifak.” (Shahihul Jami’ no.6365) 

Manfaat ke–22 : Mendapatkan Shalawat dari Allah dan Para Malaikat 

Berdiri pada shaf-shaf untuk menyelenggarakan shalat berjamaah adalah salah satu sebab adanya shalawat Allah dan para malaikat yang mulia terhadap mereka yang shalat, utamanya mereka yang berada pada shaf-shaf terdepan. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ الصُّفُوْفِ اْلمُقَدَّمَةِ. وَفيِ رِوَايَةٍ: عَلىَ الصَّفِّ اْلأَوَّلِ. وَفيِ رِوَايَةٍ: عَلىَ الصُّفُوْفِ اْلأُوَلِ 
“Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat atas orang-orang yang shalat (berjamaah yang terdapat) pada shaf-shaf terdepan. Dalam riwayat lain, (yang terdapat) pada shaf pertama. Dalam riwayat lain pula (disebutkan), (yang terdapat) pada shaf-shaf awal.” (Shahihul Jami’ no.1842) 

Para ulama berkata, (maksud dari) para malaikat bershalawat atas (orang-orang yang berdiri) pada shaf-shaf yaitu mereka memintakan ampun untuk mereka. 

Manfaat ke–23 : Mendapatkan Rumah di Surga 

Shalat berjamaah menjadikan seorang muslim memperhatikan masalah lurusnya shaf-shaf. Dan itulah yang memang dianjurkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Karena itu, mereka akan shalat dalam suatu shaf (yang lurus) atau mengisi tempat kosong (dalam shaf). Dan yang demikian itu mendatangkan keutamaan yang agung dan pahala yang besar dari Allah subhanahu wata'aala. 

Aisyah radhiyallahu 'anha meriwayatkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ الَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ الصُّفُوْفَ 
“Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat atas orang-orang yang menghubungkan shaf.” (Shahihut Targib wat Tarhib no.501) 

Dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

مَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللهُ بِهَا دَرَجَةً وَبَنىَ لَهُ بَيْتًا فيِ اْلجَنَّةِ 
“Siapa yang mengisi tempat kosong (dalam shaf), niscaya dengannya Allah mengangkat (untuknya) satu derajat dan membangunkan baginya satu rumah di Surga.” (Shahihut Targib wat Tarhib no.505) 

Manfaat ke–24 : Mendapatkan Pahala Berjamaah Meskipun Telah Selesai Dikerjakan 

Manfaat lain dari shalat berjamaah yaitu orang yang datang (ke masjid) untuk melakukannya akan tetap mendapatkan pahala berjamaah meskipun orang-orang sudah selesai melakukan shalat berjamaah. 

Imam Ahmad, Abu Daud dan an-Nasa’i meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وُضُوْءَهُ ثُمَّ رَاحَ فَوَجَدَ النَّاسَ قَدْ صَلُّوْا أَعْطَاهُ اللهُ مِثْلَ أَجْرِ مَنْ صَلاَّهَا وَحَضَرَهَا لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أَجْرِهْمْ شَيْئاً 
“Siapa yang berwudhu kemudian membaikkan wudhunya lalu pergi (ke masjid) dan ia mendapati orang-orang telah selesai shalat, niscaya Allah (tetap) memberinya pahala orang yang tetap shalat dan menghadirinya secara berjamaah, pahalanya tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.” (Shahihul Jami’ no.6163) 

Manfaat ke–25 : Sempurnanya Shalat 

Shalat berjamaah adalah salah satu sebab bagi kesempurnaan dan kelengkapan shalat, juga pada ghalibnya menyelamatkan dan mengamankan diri dari lupa. Selanjutnya, ia berdampak pada semakin tingginya derajat (potensi) diterimanya shalat tersebut dengan izin Allah. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 
اْلإِمَامُ ضَامِنٌ وَاْلمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ، اَللّهُمَّ أَرْشِدِ اْلأَئِمَّةَ وْاغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِيْنَ 
“Imam adalah yang bertanggung jawab, mu’adzin adalah yang dipercaya. Ya Allah, berilah petunjuk kepada para imam dan ampunilah para mu'adzin.” (Shahihul Jami’ no.2787) 

Para ulama berkata, “Imam adalah yang bertanggung jawab maksudnya dialah yang menanggung kesempurnaan shalat para makmum.” (Lihat ‘Aunul Ma’bud 2/152) 

Ini tentunya berbeda dengan orang yang shalat sendirian. Jika terjadi kesalahan, lupa atau kekurangan, tak seorangpun yang menanggung atasnya. 

Manfaat ke–26 : Amal yang Paling Utama 

Shalat berjamaah adalah di antara sebab yang menjadikan seseorang melakukan shalat pada awal waktunya atau minimal tepat pada waktunya. Dan ini adalah termasuk amalan yang paling utama di sisi Allah subhanahu wata'aala. 

Abu Daud dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ummi Farwah radhiyallahu 'anha, bahwasanya ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ditanya, 

أَيُّ اْلأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ فيِ أَوَّلِ وَقْتِهَا. وَفيِ رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: أَفْضَلُ اْلأَعْمَالِ الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا وَبِرُّ اْلوَالِدَيْنِ 
“Amalan apakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Shalat pada awal waktunya.” Dan dalam riwayat Muslim disebutkan, “Amal yang paling utama yaitu shalat pada waktunya dan berbuat baik pada ibu bapak (birrul walidain).” (Shahihu Jami no.1093,1094) 

Manfaat ke–27 : Selamat dari Neraka Wail 

Shalat berjamaah bisa menjaga seorang muslim dari meremehkan, melalaikan dan melupakan shalat. Juga menjaganya dari melakukan shalat di akhir waktu. Bahkan kebanyakan mereka yang meninggalkan shalat, pada awalnya adalah mereka meninggalkan shalat berjamaah. Karena itu, di antara rahmat Allah kepada kita, Dia mensyariatkan shalat lima waktu secara berjamaah. 

Allah subhanahu wata'aala mengancam orang-orang yang melalaikan shalat dan mengakhirkannya dari waktunya dengan firmanNya, 
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ . الذين هُمْ عَن صَلاتِهِمْ سَاهُونَ 
“Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (Al-Ma'un: 4-5). 

Manfaat ke–28 : Selamat dari Kelalaian 

Dengan shalat berjamaah berarti seseorang selamat dari doa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam atas orang-orang yang meninggalkannya agar hati mereka dikunci mati, demikian pula dengan melaksanakan shalat berjamaah, berarti selamat dari kelalaian. Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma bahwa keduanya mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ اْلجَمَاعَاتِ أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللهُ عَلىَ قُلُوْبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُوْنَنَّ مِنَ اْلغَافِلِيْنَ 
“Sungguh beberapa kaum benar-benar akan menghentikan (kebiasaannya) meninggalkan shalat berjamaah atau Allah benar-benar akan mengunci mati hati mereka lalu mereka benar-benar termasuk orang-orang yang lalai.” (Shahih Sunan Ibnu Majah no.646) 

Manfaat ke–29 : Doanya Tidak Ditolak 

Dalam hidup ini kita memiliki banyak waktu yang jika kita berdoa di dalamnya akan dikabulkan. Bahkan di sana ada waktu-waktu bagi doa yang tak mungkin ditolak. Di antara waktu-waktu dan kesempatan emas tersebut adalah waktu antara adzan dan iqamat. 

Adapun faktor yang menyebabkan kita menggunakan waktu yang berharga tersebut (untuk berdoa) di antaranya adalah shalat berjamaah. Sebab pada umumnya, orang yang datang ke masjid sebelum iqamat selalu menyibukkan diri dengan dzikir dan doa. Orang yang shalat sendirian tidak memperdulikan kesempatan yang berharga ini. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 
اَلدُّعَاءُ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ اْلأَذَانِ وَاْلإِقَامَةِ 
“Doa antara adzan dan iqamat adalah tidak ditolak.” (Shahihul Jami no.3408) 

Manfaat ke–30 : Persaudaraan, Kasih Sayang dan Persamaan 

Di antara maksud Islam yang agung yaitu menyatukan antara hati kaum mukminin serta menjaga kasih sayang dan persamaan antara mereka. Dengan shalat berjamaah, semua hal tersebut terealisir, yakni ketika orang-orang yang sedang berdiri dalam satu shaf yang kokoh dan lurus, tidak ada perbedaan di antara mereka. 

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menganjurkan agar kita meluruskan shaf dan tidak berselisih (bengkok dan berpencar), seraya menjelaskan bahwa yang demikian itu adalah sebab-sebab bagi bersatunya segenap hati. 

Dalam sebuah riwayat disebutkan, 

وَلاَ تَخْتَلِفُوْا فَتَخْتَلِفَ قُلُوْبُكُمْ 
“Dan janganlah kalian berselisih (bengkok dalam shaf), karena hal itu akan mengakibatkan berselisihnya hati.” (Shahihul Jami’ no.961) 

Manfaat ke–31 : Menjaga Shalat-shalat Sunnah Rawatib dan Dzikir 

Termasuk manfaat shalat berjamaah yaitu paada umumnya ia membantu seorang muslim selalu menjaga hal-hal yang sunnat, shalat-shalat rawatib dan dzikir bersamaan dengan shalat wajib yang lima waktu. Ini adalah fenomena yang tampak di masjid-masjid. Berbeda dengan orang yang shalat sendirian, kebanyakan ia meremehkan hal-hal sunnat tersebut, yang sesungguhnya berpahala besar. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 

مَنْ صَلىَّ فيِ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بُنِيَ لَهُ بَيْتٌ فيِ اْلجَنَّةِ: أَرْبَعًاً قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اْلمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اْلعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ اْلغَذَاةِ 
“Siapa yang shalat sehari semalam duabelas rakaat niscaya dibangunkan satu rumah untuknya di Surga: empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya’ dan dua rakaat sebelum Shubuh.” (Shahihul Jami’ no.6362) 

Manfaat ke–32 : Memahami Hukum-hukum Shalat 

Di antara manfaat shalat berjamaah yaitu ia merupakan kesempatan besar untuk mempelajari sifat-sifat shalat dan mengetahui hukum-hukumnya. Dan itu bisa dilakukan saat masing-masing orang menyaksikan lainnya yang sedang shalat. Atau dengan mendengarkan ceramah-ceramah yang disampaikan di masjid-masjid, juga dengan membaca tulisan-tulisan yang ditempelkan di dalam masjid. 

Shalat berjamaah juga merupakan kesempatan untuk mengetahui bacaan yang benar serta belajar hukum-hukum tajwid dengan mendengarkan bacaan imam. Adapun orang yang shalat sendirian, maka ia tidak dapat mengambil manfaat sedikitpun dari hal-hal di atas. Bahkan mungkin terkadang ia melakukan kesalahan yang membatalkan shalatnya tetapi ia tidak merasa. 

Manfaat ke–33 : Membiasakan Disiplin dan Menguasai Diri 

Dalam shalat berjamaah terdapat pengajaran tentang disiplin dan penguasaan diri. Yaitu pada saat mengikuti imam dalam beberapa takbirnya serta dalam pergantian gerakan-gerakan shalat. Pada saat itu ia tidak boleh mendahului gerakan imam, tertinggal daripadanya, membarengi atau melampauinya. 

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah menegaskan hal ini dalam sabdanya, 

إِنَّمَا جُعِلَ اْلإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلاَ تَخْتَلِفُوْا عَلَيْهِ وَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوْا وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوْا وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُوْلُوْا رَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوْا وَإِذَا صَلَّى جَالِسًا فَصَلُّوْا جُلُوْسًا أَجْمَعِيْنَ 
“Sesungguhnya imam itu diadakan agar ia diikuti karena itu janganlah kalian berselisih atasnya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah, dan jika ia ruku’ maka ruku’lah dan jika ia mengucapkan, 'Sami’allahu liman hamidah,' maka ucapkanlah, 'rabbana lakal hamd,' (bagiMu lah, wahai Tuhanku segala puji), dan jika ia sujud maka sujudlah dan jika ia shalat dengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk semua.” (Shahihul Jami’ no.2360) 

Manfaat ke–34 : Menampakkan Kekuatan Umat Islam dan Membuat Kesal Orang-orang Kafir dan Munafik 

Shalat berjamaah menampakkan kekuatan umat Islam sepanjang siang dan malam, juga menampakkan jumlah mereka yang besar. Di samping, ia akan membuat kesal musuh-musuh mereka, dari golongan orang-orang kafir dan munafik. 

Syaikh Abdurrahman as-Sa'di rahimahullah berkata, “Pengaruh dari konsekuensi amal seorang hamba akan mendatangkan pahala yang besar bagi dirinya.” (Tafsir as-Sa’di, Surat at-Taubah ayat 120) 

Manfaat ke–35 : Memperbaiki Penampilan dan Jati Diri 

Di antara manfaat shalat berjamaah yaitu ia pada galibnya membuat seorang muslim memperhatikan diri dan penampilannya, kebersihan pakaian dan parfumnya. Yang demikian itu karena ia berkumpul dengan saudara-saudaranya dan bertemu dengan mereka sepanjang siang dan malam hari. 

Berbeda dengan orang yang shalat sendirian, kebanyakan mereka meremehkan masalah ini dan menyalahi firman Allah, 

يابنى ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُواْ واشربوا وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ المسرفين 
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A'raf : 31). 

Asy-Syaukani rahimahullah berkata, “Perintah ini ditujukan kepada segenap anak Adam meskipun ayat tersebut diturunkan karena sebab khusus. Yang dipandang adalah keumuman lafazh, tidak khususnya sebab. Adapun zinah dalam ayat tersebut maknanya adalah pakaian yang dijadikan perhiasan oleh manusia. Mereka diperintahkan untuk berpakaian indah ketika pergi ke masjid-masjid untuk shalat atau thawaf.” (Fathul Qadir 2/228) 

Manfaat ke–36 : Saling Mengenal dan Memperkenalkan Diri 

Shalat berjamaah merupakan kesempatan besar untuk saling mengenal dan beramah-tamah antar sesama muslim saat pertemuan mereka dalam shalat lima waktu, juga ketika masuk dan keluar masjid. 

Shalat berjamaah juga kesempatan bagi para jamaah untuk saling mencari tahu satu sama lain, serta untuk mengetahui tentang situasi dan kondisi mereka, sehingga terjadilah kunjungan kepada orang sakit, membantu orang yang membutuhkan, berbelas kasih kepada orang yang tertimpa musibah dan sebagainya, hal-hal yang bisa menguatkan hubungan dan menambah persaudaraan antar sesama muslim. 

Manfaat ke–37 : Berlomba-lomba dalam Ketaatan Kepada Allah 

Termasuk manfaat shalat berjamaah yaitu ia menjadi pendorong (motivator) untuk berlomba-lomba dalam ketaatan kepada Allah dengan penuh kejujuran dan keikhlasan. Ketika para jamaah melihat saudara-saudaranya yang lain maka mereka akan berlomba-lomba bersama saudara-saudaranya tersebut dalam hal-hal yang mendekatkan dirinya kepada Allah dalam ibadah yang agung itu. Yakni dengan menambah kebajikan seperti bersegera menuju masjid saat waktu shalat tiba, menunaikan shalat sunnat rawatib, membaca dzikir, doa dan sebagainya. Allah memerintahkan kita untuk berlomba-lomba dalam hal yang mendekatkan kita kepada keridhaan dan Surga-Nya dengan berbagai amal shalih. Allah berfirman, 

وَفِى ذلك فَلْيَتَنَافَسِ المتنافسون 
“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (Al-Muthaffifin: 26). 

Manfaat ke–38 : Terjaganya Kepribadian yang Baik 

Shalat berjamaah adalah salah satu sebab bagi terjaganya kepribadian seseorang. Sebagian ulama salaf berkata, “Termasuk kepribadian yang baik yaitu menjaga shalat berjamaah dan senantiasa datang ke masjid saat datang waktu shalat.” (Lihat Al Muru’atu wa Khawarimuha, Masyhur Hasan Salman, hal, 36.) 

Adapun orang yang meninggalkan shalat berjamaah maka dia telah menghancurkan kepribadian baiknya. Dan seperti diketahui, orang yang kepribadiannya telah hancur, tidak lagi dapat diterima kesaksiannya. 

Manfaat ke–39 : Adanya Perasaan Berdiri dalam Suatu Barisan Jihad 

Manfaat shalat berjamaah yang lain yaitu ia bisa mendatangkan perasaan tengah berdiri dalam barisan jihad, sebagaimana firman Allah, 

إِنَّ الله يُحِبُّ الذين يقاتلون فِى سَبِيلِهِ صَفّاً كَأَنَّهُم بنيان مَّرْصُوصٌ 
 “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur.” (Ash-Shaff: 4). 

Dan tak diragukan lagi, mereka yang telah menjadi satu barisan dalam jihad bila sudah terbiasa dengan shalat lima waktu, ia akan menjadi sarana bagi ketaatan kepada komandan mereka dalam barisan jihad. Mereka tidak akan mendahului atau mengakhirkan komando-komando pemimpinnya. 

Manfaat ke–40 : Menghadirkan Perasaan Apa yang Terjadi pada Zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan Para Sahabatnya 

Sesungguhnya shalat berjamaah bisa menghadirkan perasaan bagi yang hidup di zaman akhir dengan apa yang ada pada zaman permulaan Islam. Yakni dengan keadaan para sahabat. Imam merasa bahwa dirinya berada pada maqam (posisi) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam mengimami para jamaah. Sedangkan para makmum merasa bahwa mereka berada pada maqam sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dan tak disangsikan lagi, adanya keterkaitan orang-orang yang hidup di akhir zaman dengan pendahulunya di zaman permulaan Islam merupakan motivator kuat dalam mengikuti salaf dan petunjuk mereka. Alangkah baiknya jika kita melakukan suatu pekerjaan yang dianjurkan lalu kita merasa bahwa kita sedang meneladani Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya yang mulia. Dengan demikian niscaya seseorang akan memiliki motivasi kuat dalam jiwanya sehingga ia bergabung dengan perilaku as-salafush shalih. Dengan demikian ia akan menjadi pengikut as-salafush shalih, baik dalam aqidah, amalan, tingkah laku, maupun manhaj. 

Penutup 

Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmatNya segala yang baik menjadi sempurna. 

Amma ba’du,... 

Inilah sebagian dari manfaat dan faedah shalat berjamaah. Dan tidak seorangpun yang mengetahui keutamaan ibadah agung ini secara sesungguhnya kecuali Allah subhanahu wata'aala Karena kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kalinya hingga menjadi tujuh ratus kali lipat. Dan Allah melipatgandakan untuk siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) dan Maha Mengetahui. 

Penulis perlu menekankan sekali lagi bahwa dasar yang paling fundamental dalam ibadah ini (shalat berjamaah), juga pada yang lain adalah untuk menghamba kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan semua laranganNya. 

Hanya kepada Allah kita berdoa semoga Ia menjadikan kita termasuk orang-orang yang menegakkan shalat dan menunaikan zakat serta ruku' bersama orang-orang yang ruku'. Mudah-mudahan Allah mengampuni kita, kedua orang tua kita, saudara-saudara kita umat Islam. Semoga shalawat dan barakah senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, juga kepada keluarga dan segenap sahabatnya. Amin. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar