Selasa, 30 Mei 2017

Yang Dikhawatirkan Rasulullah Atas Umatnya

Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam adalah Nabi akhir zaman, tidak ada Nabi lagi setelahnya. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah subhânahu wa ta’âla dalam surat Al Ahzab (33) ayat 40 :

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا .
“Muhammad itu bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian (shahabat), tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Nabi Muhammad juga menegaskan hal tersebut dengan sabda beliau :

عَنْ فُرَاتٍ الْقَزَّازِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا حَازِمٍ قَالَ قَاعَدْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ خَمْسَ سِنِينَ فَسَمِعْتُهُ يُحَدِّث عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمْ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الْأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ أَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ
Dari Furat Al Qazaz berkata, aku mendengar Abu Hazim berkata; “Aku hidup mendampingi Abu Hurairah radliallahu ‘anhu selama lima tahun dan aku mendengar dia bercerita dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang bersabda:  (Kehidupan) Bani Isra’il selalu dipimpin oleh para Nabi, bila satu Nabi meninggal dunia, akan dibangkitkan Nabi setelahnya. Dan sungguh tidak ada Nabi setelahku. Yang ada adalah para khalifah yang jumlahnya banyak“. Para shahabat bertanya; “Apa yang engkau perintahkan kepada kami?”. Beliau menjawab: “Penuhilah bai’at kepada khalifah yang pertama (lebih dahulu diangkat), berikanlah hak mereka karena Allah akan bertanya kepada mereka tentang pemerintahan mereka”. (Shahih. Shahih Bukhari (3455), Shahih Muslim (1842) )

Nabi Muhammad dipuji oleh Allah dengan sifatnya yang mulia, di antaranya ialah kepekaan dan perhatian beliau kepada umatnya. Allah berfirman :

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيم
“Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri, dia merasa  berat (ikut menderita) atas penderitaan yang menimpa kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi sayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. AtTaubah (9) : 128)

Di antara bukti perhatian beliau kepada umatnya, beliau sering menyampaikan kekhawatiran beliau atas hal-hal yang dapat menimpa umatnya. Di antara hal-hal yang paling dikhawatirkan beliau ialah :

1.  Riya’ dan syahwat yang tersembunyi

عَنْ مَحْمُودِ بْنِ لَبِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً
Dari Mahmud bin Labid bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil.” Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Riya`, Allah ‘azza wajalla berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihat-lihatkan di dunia lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan disisi mereka?”
(Hadits Shahih. Musnad Ahmad (23630 dan 23636))

عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ أَنَّهُ بَكَى فَقِيلَ لَهُ مَا يُبْكِيكَ قَالَ شَيْئًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُهُ فَذَكَرْتُهُ فَأَبْكَانِي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَتَخَوَّفُ عَلَى أُمَّتِي الشِّرْكَ وَالشَّهْوَةَ الْخَفِيَّةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتُشْرِكُ أُمَّتُكَ مِنْ بَعْدِكَ قَالَ نَعَمْ أَمَا إِنَّهُمْ لَا يَعْبُدُونَ شَمْسًا وَلَا قَمَرًا وَلَا حَجَرًا وَلَا وَثَنًا وَلَكِنْ يُرَاءُونَ بِأَعْمَالِهِمْ وَالشَّهْوَةُ الْخَفِيَّةُ أَنْ يُصْبِحَ أَحَدُهُمْ صَائِمًا فَتَعْرِضُ لَهُ شَهْوَةٌ مِنْ شَهَوَاتِهِ فَيَترُكُ صَوْمَهُ
Pernah Syaddad bin Aus menangis, lalu ada yang bertanya kepadanya, “Apa yang membuat engkau menangis?”, dia menjawab, ” (yang membuat aku menangis ialah) suatu hal yang saya dengar dari  sabda Rasulullah, ingatanku pada hal itu membuatku menangis, yaitu saya mendengar Rasulullah bersabda: “Saya sangat khawatir kesyirikan dan syahwat yang tersembunyi menimpa umatku.” (Syaddad bin Aus Radliyallahu’anhu) berkata; saya bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah umatmu akan melakukan kesyirikan setelah engkau ?.” Beliau menjawab, “Ya, namun mereka bukannya menyembah matahari, bulan, batu atau berhala tapi mereka melakukan riya’ dalam amalan-amalan mereka dan (godaan) syahwat yang tersembunyi; pagi hari dalam keadaan puasa lalu muncul godaan syahwat yang hingga dia meninggalkan puasanya.” ( Hadits Shahih. Musnad Ahmad (17120))

عَن أبي سعيد الْخُدْرِيّ قَالَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: «أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ؟» فَقُلْنَا: بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ: «الشِّرْكُ الْخَفِيُّ أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ فَيُصَلِّيَ فَيَزِيدَ صَلَاتَهُ لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رجل
Dari Abu Sa’id dia berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah keluar bersama kami, sementara kami saling mengingatkan tentang Al Masih Ad Dajjal, maka beliau bersabda: “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu yang lebih aku khawatirkan terhadap diri kalian daripada Al Masih Ad Dajjal ?” Abu Sa’id berkata, “Kami menjawab, “Tentu.” Beliau bersabda: “Syirik yang tersembunyi, yaitu seseorang mengerjakan shalat dan membaguskan shalatnya dengan harapan agar ada seseorang yang memperhatikannya.”  (Hadits Hasan. Sunan Ibni Majah 4204, dihasankan Al Abani dalam Al Misykah (5333))

2.  Adanya orang-orang munafiq yang pandai bicara

عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي كُلُّ مُنَافِقٍ عَلِيمِ اللِّسَانِ
Dari Umar Bin al Khaththab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas umatku adalah setiap munafiq yang pandai bicara “ (Hadits shahih. Musnad Ahmad (143))

3. Adanya pemimpin/tokoh yang menyesatkan

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّين
Dari Tsauban berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Yang aku khawatirkan atas umatku adalah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan.” (Hadits Shahih. Musnad Ahmad (22393, 22394), Sunan at Tirmidzi (2229), Sunan Ad Darimi (215), dan lainnya).

وَعَن زِيَاد بن حدير قَالَ: قَالَ لِي عُمَرُ: هَلْ تعْرِفُ مَا يهْدِمُ الْإِسْلَامَ؟ قَالَ: قلْتُ: لَا. قَالَ: يهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِمِ وَجِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ وَحُكْمُ الْأَئِمَّةِ المضلين “.
Dari Ziyad bin Jadir, ia berkata : Umar berkata kepadaku : “Apakah kamu tahu hal-hal yang dapat merobohkan Islam? “, aku berkata : “tidak”, Umar berkata : “yang dapat merobohkan Islam adalah ketergelinciran ahli ilmu, kepintaran orang munafiq dalam bersilat lidah dengan Al Kitab, dan hukum yang ditetapkan oleh para pemimpin yang menyesatkan”.  (Shahih mauquf. Sunan Ad Darimi (220))

4.  Godaan yang berasal dari kesenangan dunia

عَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعْدٍ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ يَقُولُا قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَطَبَ النَّاسَ فَقَالَ لَا وَاللَّهِ مَا أَخْشَى عَلَيْكُمْ أَيُّهَا النَّاسُ إِلَّا مَا يُخْرِجُ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ زَهْرَةِ الدُّنْيَا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِي الْخَيْرُ بِالشَّرِّ فَصَمَتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَاعَةً ثُمَّ قَالَ كَيْفَ قُلْتَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِي الْخَيْرُ بِالشَّرِّ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْخَيْرَ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ أَوَ خَيْرٌ هُوَ إِنَّ كُلَّ مَا يُنْبِتُ الرَّبِيعُ يَقْتُلُ حَبَطًا أَوْ يُلِمُّ إِلَّا آكِلَةَ الْخَضِرِ أَكَلَتْ حَتَّى إِذَا امْتَلَأَتْ خَاصِرَتَاهَا اسْتَقْبَلَتْ الشَّمْسَ ثَلَطَتْ أَوْ بَالَتْ ثُمَّ اجْتَرَّتْ فَعَادَتْ فَأَكَلَتْ فَمَنْ يَأْخُذْ مَالًا بِحَقِّهِ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ وَمَنْ يَأْخُذْ مَالًا بِغَيْرِ حَقِّهِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ
Dari ‘Iyadh bin Abdillah bin Sa’ad, bahwa ia mendengar Abu Sa’id Al Khudhri berkata: Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berdiri dan menyampaikan khutbah di depan manusia. Beliau berkata: Demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih aku khawatirkan menimpa kalian selain daripada kenikmatan dunia yang Allah lapangkan untuk kalian. Seorang sahabat bertanya: Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah harta yang didapat dari jalan yang baik juga bisa mendatangkan keburukan? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terdiam sesa’at, lalu beliau berkata: Apa yang engkau tanyakan?, Dia berkata: akupun mengulangi pertanyaanku; Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, apakah harta yang didapat dari jalan yang baik juga bisa mendatangkan keburukan? Beliau menjawab: Sesungguhnya kebaikan yang hakiki hanya akan membuahkan kebaikan, apapun kebaikan tersebut. Sesungguhnya semua tanaman yang tumbuh di musim semi hanya akan membinasakan hewan-hewan yang rakus yang melahap semua jenis tumbuhan atau minimal akan membuatnya sekarat, kecuali hewan yang hanya memakan sayur-sayuran saja. Ia makan, lalu jika kedua sisi perutnya telah penuh dengan makanan iapun menghadap matahari untuk buang air besar dan kecil, kemudian ia kembali mengunyah makanan lagi dan menelannya. Maka barangsiapa yang mengambil harta yang menjadi haknya maka akan diberikan keberkahan kepadanya, Dan barangsiapa yang mengambil harta yang bukan menjadi haknya maka ia adalah seperti hewan yang selalu makan dan tidak pernah merasa kenyang“.  (Hadits Shahih. Shahih Muslim (1052))

5. Merajalelanya perilaku homoseksual dan lesbian

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَقِيلٍ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرًا يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي عَمَلُ قَوْمِ لُوطٍ
Dari Muhammad bin Aqil, bahwasanya ia mendengar Jabir berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan terjadi di kalangan umatku adalah perilaku kaum Luth (homoseksual/lesbian)”. (Sunan At Tirmidzi (1457), At Tirmidzi menyatakan bahwa hadits ini hasan gharib, Sunan Ibni Majah (2563), dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih at Targhib wat-Tarhib (2417))

6. Ahli Al Quran yang menyimpang yang akhirnya memerangi saudara muslim sendiri dan mudah menuduhnya dengan tuduhan buruk

حذيفة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن أخوف ما أخاف عليكم رجل قرأ القرآن، حتّى إذا رُئيتْ بهجتُه عليه، وكان رِدْءاً للإسلام؛ انسلخ منه ونبذه وراء ظهره، وسعى على جاره بالسيف، ورماه بالشرك. قلت: يا نبيَّ الله! أيُّهما أولى بالشرك، الرامي أو المرمي؟ قال: بل الرامي
Hudzaifah berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya hal yang paling aku khawatirkan atas umatku adalah seseorang yang membaca Al Quran hingga saat ia terlihat kebagusannya di dalamnya (Al Quran) dan menjadi pembela Islam, ia lalu melepaskan diri dari Al Quran dan melemparkannya ke belakang punggungnya, serta ia memerangi tetangganya dengan pedang dan menuduh tetangga tersebut berbuat syirik. Hudzaifah bertanya : “wahai Nabiyullah, antara penuduh dan yang dituduh tersebut mana yang lebih pantas dianggap berbuat syirik ? Nabi bersabda : “ (justru) penuduh itu yang lebih pantas”. (Hadits Hasan. Diriwayatkan Al Bukhari dalam At Tarikh 4/7/29301, Tafsir Ibnu Katsir II/265 ( Abu Ya’la dalam al Musnad Al Kabir), dan lainnya. Ibnu Katsir menyatakan bahwa sanadnya jayyid (baik), lih. Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah lil-Al Albani (3201))

7.  Muslim yang tidak bisa menjaga lisan

عَن سُفْيَان بن عبد الله الثَّقَفِيّ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَخْوَفُ مَا تَخَافُ عَلَيَّ؟ قَالَ: فَأَخَذَ بِلِسَانِ نَفْسِهِ وَقَالَ: «هَذَا» .
Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqafi berkata : “Aku berkata : ‘ wahai Rasulullah, apa yang paling engkau khawatirkan atas diriku ?’, beliau lalu memegang lidah beliau sendiri serta berkata : ‘(lidah) ini’. (Hadits shahih. Musnad Ahmad (15419), Sunan At Tirmidzi (2410))

8. Kepercayaan kepada ramalan (nujum), Ketidakpercayaan terhadap takdir, dan kedholiman penguasa

عَنْ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ، رَفعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَتَخَوَّفُهُ عَلَى أُمَّتِي فِي آخِرِ الزَّمَانِ ثَلَاثًا: إِيمَانًا بِالنُّجُومِ , وَتَكْذِيبًا بِالْقَدَرِ , وَحَيْفَ السُّلْطَانِ “
Dari Thalhah bin Musharrif secara marfu’ hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda : “Sesungguhnya hal yang paling aku khawatirkan atas umatku di akhir zaman adalah tiga hal : kepercayaan kepada ramalan (nujum), mendustakan takdir, dan kedholiman penguasa”. (Hadits Hasan. As Sunan al waridah fil Fitan li Utsman bin Sa’id ad Dani 282)

9.  Fitnah wanita

عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “مَا ترَكْتُ بعْدِي فتنة أضر (اخوف) على الرجال من النساء”

Dari Usamah bin Zaid ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Sepeninggalku, fitnah (kerusalan) yang paling berbahaya (mengkhawatirkan) atas lelaki adalah (godaan/syahwat) wanita”  (Hadits Shahih. Shahih Bukhari (5096), Shahih Muslim (2740),  Shahih Ibni Hibban (5970) dengan lafadh akhwaf, dan lainnya)

Wallahua'lam

Senin, 29 Mei 2017

Hadits Palsu : Keutamaan Sholat Tarawih Dari Malam Pertama Hingga Malam Ke-30

Di bulan suci Romadhon terdapat suatu amalan ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan pada malam hari, yaitu sholat Tarawih. Dan sholat Tarawih ini memiliki keutamaan yang besar bagi setiap Muslim dan Muslimah yang mengerjakannya dengan Niat ikhlas karena Allah Dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Diantara keutamaan sholat Tarawih berdasarkan hadits-hadits shahih ialah:

Barangsiapa mengerjakan sholat Tarawih karena keimanannya kpd Allah Dan berharap pahala darinya, maka dosa-dosanya yg telah lalu Akan diampuni Oleh Allah.

Barangsiapa mengerjakan sholat Tarawih berjama’ah hingga selesai maka dicatat baginya pahala seperti orang yg Beribadah semalam penuh.

Akan tetapi, belakangan ini banyak sekali beredar broadcast, atau SMS, atau artikel-artikel Dan ceramah-ceramah yang menjelaskan tentang keutamaan sholat Tarawih Dari malam Pertama hingga malam terakhir Dari bulan Romadhon. Benarkah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menerangkan keutamaan tersebut? Dan bagaimanakah padangan para ulama terhadap derajat hadits tersebut? Serta bolehkah kita beramal ibadah berdasarkan hadits tersebut?

Teks Hadits

حديث: علي أبي طالب رضي الله عنه أنه قال: سئل النبي عليه الصلاة والسلام عن فضائل التراويح في شهر رمضان فقال:
يخرج المؤمن من ذنبه في أول ليلة كيوم ولدته أمه,
في الليلة الثانية: يغفر له ولأبويه وإن كانا مؤمنين,
في الليلة الثالثة: ينادي ملك من تحت العرش: استأتني العمل غفر الله ما تقدم من ذنبك,
في الليلة الرابعة: له من الأجر قراءة التوراة والإنجيل والفرقان,
في الليلة الخامسة: أعطاه الله تعالى مثل من صلى في المسجد الحرام, ومسجد المدينة, ومسجد الأقصى,
في الليلة السادسة: أعطاه الله تعالى ثواب من طاف في البيت المعمور, ويستغفر له كل حجر,
في الليلة السابعة: فكأنما أدرك موسى عليه السلام ونصره على فرعون وهامان,
في الليلة الثامنة: أعطاه الله تعالى ما أعطى إبراهيم عليه السلام,
في الليلة التاسعة: فكأنما عبد الله تعالى عبادة النبي عليه السلام,
في الليلة العاشرة: رزقه الله تعالى خير الدنيا والآخرة,
في الليلة الحادية عشر: يخرج من الدنيا كيوم ولد من بطن أمه,
في الليلة الثانية عشر: جاء يوم القيامة ووجهه كالقمر ليلة البدر,
في الليلة الثالثة عشر: جاء يوم القيامة آمنا من كل سوء,
في الليلة الرابعة عشر: جاءت الملائكة ليشهدون له أنه قد صلى التراويح, فلا يحاسبه الله يوم القيامة,
وفي الليلة الخامسة عشر: تصلي عليه الملائكة, وحملة العرش والكرسي,
وفي الليلة السادسة عشر: كتب له الله براءة النجاة من النار, والدخول في الجنة,
وفي الليلة السابعة عشر: يعطي مثل ثواب الأنبياء,
وفي الليلة الثامنة عشر: ينادي ملك يا عبد الله إن الله رضي عنك وعن والديك,
وفي الليلة التاسعة عشر: يرفع الله درجاته,
وفي الليلة العشرين: يعطى ثواب الشهداء والصالحين,
وفي الليلة الحادية والعشرين: يبنى له بيتاً في الجنة من النور,
وفي الليلة الثانية والعشرين: جاء يوم القيامة آمناً من كل غم و هم,
وفي الليلة الثالثة والعشرين: بنى الله له مدينة في الجنة,
وفي الليلة الرابعة والعشرين: قال: له أربع وعشرون دعوة مستجابة,
وفي الليلة الخامسة والعشرين: يرفع الله له عذاب القبر,
وفي الليلة السادسة والعشرين: يرفع الله له ثواب أربعين عاماً,
وفي الليلة السابعة والعشرين: جاء يوم القيامة على الصراط المستقيم كالبرق الخاطف,
وفي الليلة الثامنة والعشرين: يرفع الله له ألف درجة في الجنة,
وفي الليلة التاسعة والعشرين: أعطاه الله ثوابه ألف حجة مقبولة,
وفي الليلة الثلاثين: يقول الله: يا عبدي كُل من ثمار الجنة, واغسل من ماء السلسبيل, واشرب من ماء الكوثر, أنا ربك وأنت عبدي.

Terjemah hadits

Diriwayatkan dari Ali Bin Abi Thalib radhiyallahu anhu, bahwa ia berkata Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya tentang keutamaan Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan, maka Beliau bersabda:

1.       Malam Pertama
Seorang mukmin akan dikeluarkan dari dosanya seperti ia dilahirkan dari perut ibunya

2.       Malam kedua
Diampunkan baginya dan bagi kedua ibu bapaknya jika kedunya itu beriman.

3.       Malam ketiga
Berserulah seorang malaikat dari bawah arasy mulailah olehmu dengan beramal, allah subhanahu wa ta’ala telah mengampunkan dosa-dosamu yang telah lalu.

4.       Malam keempat
Dia memperoleh pahala seperti pahala membaca taurat, injil, dan al-furqaan.

5.       Malam kelima
Allah berikan kepadanya pahala seperti pahala orang yang sholat di masjidil haram, masjid nabawi di madinah, dan masjidil aqsha.

6.       Malam keenam
Allah berikan kepadanya pahala orang yang thawaf pada albaitul mamur dan memohonkan ampunnan baginya oleh segala batu dan lumpur.

7.       Malam ketujuh
Maka seolah-olah dia mengalami zaman nabi musa alaihissalam dan menolongnya dalam melawan fir’aun dan haamaan.

8.       Malam kedelapan
Allah berikan kepadanya apa-apa yang diberikan kepada nabi ibrahim alaihissalam.

9.       Malam kesembilan
Maka seolah-olah ia menyembah allah subhanahu wata’ala seperti ibadahnya nabi shallallahu alaihi wasallam.

10.   Malam kesepuluh
Allah berikan rezeki kepadanya berupa kebaikan dunia dan akhirat.

11.   Malam kesebelas
Ia keluar dari dunia seperti pada saat ia dilahirkan oleh ibunya.

12.   Malam keduabelas
Ia datang pada hari kiamat dengan wajah laksana bulan di malam keempat belas (malam purnama).

13.   Malam ketiga belas
Ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari segala kejahatan.

14.   Malam keempat belas
Para malaikat datang untuk menyaksikan bahwa dia telah melakukan sholat tarawih.

15.   Malam kelima belas
Para malaikat dan para malaikut pemikul arasy dan kursi allah memintakan ampunan untuknya.

16.   Malam keenam belas
Allah menuliskan baginya keselamatan dari siksa neraka dan kebebasan untuk masuk ke dalam surga.

17.   Malam ketujuh belas
Ia diberi pahala seperti pahala para nabi.

18.   Malam kedelapan belas
Ada seorang malaikat yan berseru wahai hamba allah, sesungguhnya allah telah ridho kepadamu dan kedua ibu-bapakmu.

19.   Malam kesembilan belas
Allah akan meninggikan derajatnya di dalam surga firdaus.

20.   Malam kedua puluh
Ia diberi pahala pahala orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh.

21.   Malam keduapuluh satu
Allah buatkan untuknya sebuah rumah yang terbuat dari cahaya di dalam surga.

22.   Malam keduapuluh dua
Ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.

23.   Malam kedua puluh tiga
Allah buatkan untuknya sebuah kota di dalam surga.

24.   Malam kedua puluh empat
Ia mendapatkan 24 macam doa yang mustajab.

25.   Malam keduapuluh lima
Allah menghapuskan darinya siksa kubur.

26.   Malam keduapuluh enam
Allah meninggikan baginya pahala selama 40 tahun

27.   Malam keduapuluh tujuh
Ia akan dimudahkan allah dalam menyeberangi jembatan shirotal mustaqim secepat kilat menyambar.

28.   Malam keduapuluh delapan
Allah meninggikan baginya seribu derajat di dalam surga.

29.   Malam keduapuluh sembilan
Allah berikan kepadanya pahala seribu haji yang diterima.

30.   Malam ketiga puluh
Allah subhanahu wata’ala berfirman: wahai hambaku, makanlah olehmu daripada buah-buahan surga dan mandilah dari air salsabil dan minumlah dari air alkautsar. Aku lah tuhanmu dan engkau adalah hambaku.

(Hadits ini disebutkan oleh Syaikh Utsman bin Hasan bin Ahmad al-Khubari dalam kitab Durrotun Nashihiin Fil Wa’zhi wal Irsyaad, hal. 16 – 17).

Derajat Hadits

Hadits tersebut di atas yang menerangkan tentang keutamaan sholat Tarawih Dari Malam pertama hingga malam terakhir derajatnya maudhu’ (palsu), karena Tidak Ada asal usulnya (yakni Tidak jelas sumbernya), Dan Tidak mempunyai sanad yang dapat menghubungkan hadits tersebut kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam secara valid Dan akurat.

Syaikh Abdurrahman As-Suhaim hafizhohullah ketika ditanya tentang derajat hadits tersebut, Beliau katakana: “Tanda-tanda kepalsuan hadits tersebut nampak jelas. Susunan kalimatnya kaku (tidak fasih). Dan yang demikian ini sangat Tidak mungkin diucapkan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam.”

Komite tetap untuk urusan Fatwa Dan Riset Ilmiyyah Saudi Arabia yang diketuai Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menyatakan bahwa hadits tersebut Tidak Ada asal-usulnya. Dan ini termasuk dalam golongan hadits2 Palsu yang didustakan atas Nama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. (Lihat : Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuuts Al-Ilmiyyah Wal Ifta no. 8050, juz IV, hal 476-480).

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah berkata tentang kitab Durrotu An-Naashihiin Fil Wa’zhi wal Irsyaad: “Kitab ini Tidak dapat dijadikan sandaran (dalam ilmu dan amal), karena ia mengandung Hadits-Hadits Dho’if (lemah) dan Maudhu’ (Palsu).”

Demikian penjelasan singkat tentang derajat hadits keutamaan sholat tarawih dari malam pertama hingga malam terakhir dari bulan Romadhon yang banyak beredar di berbagai media cetak dan elektronik maupun melalui ceramah-ceramah, apalagi di bulan suci Romadhon yang penuh berkah ini.

Hendaknya setiap Muslim dan Muslimah merasa cukup dengan ayat-ayat Al-Quran Dan hadits-hadits shahih sebagai landasan dasar dalam Beribadah kepada Allah Ta’ala.


Semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari beramal ibadah kepada-Nya berdasarkan hadits-hadits lemah dan palsu, Dan melindungi kita dari bahaya berdusta atas nama Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Wallahu a’lam bish-Showab. Wabillahi at-Taufiq.