Selasa, 21 April 2020

Hadits Shahih & Dha’if Ketika Ada Wabah


Dalam keadaan yang genting seperti saat ini ketika Pandemi Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19) telah menjadi wabah yang mengglobal. Covid-19 telah menginfeksi warga dunia di berbagai negara tak terkecuali Indonesia sebagai negeri dengan mayoritas muslim

Maka para ulama dan ahli agama supaya berhati-hati dalam berfatwa dan hanya menggunakan dalil dalil yang otoritatif dalam membimbing ummat. Diantaranya, hendaknya hanya menggunakan hadits-hadits yang shahih dan meninggalkan hadits dha’if dalam berhujjah

Hadits-hadits shahih yang bisa dijadikan sebagai hujjah dlm membimbing ummat untuk menghadapi wabah penyakit antara lain sebagai berikut:

Hadis Shahih 1

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya” (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid)

Hadis Shahih 2

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُورِدَنَّ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Hadis Shahih 3

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidak boleh berbuat madlarat dan hal yang menimbulkan madlarat” (HR Ibn Majah dan Ahmad ibn Hanbal dari Abdullah ibn Abbas)

Hadis Shahih 4

Tentang Anjuran Sholat di rumah ketika hujan pada siang hari Jum’at
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ
قَالَ لِمُؤَذِّنِهِ فِي يَوْمٍ مَطِيرٍ إِذَا قُلْتَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَلَا تَقُلْ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قُلْ صَلُّوا فِي بُيُوتِكُمْ قَالَ فَكَأَنَّ النَّاسَ اسْتَنْكَرُوا ذَاكَ فَقَالَ أَتَعْجَبُونَ مِنْ ذَا قَدْ فَعَلَ ذَا مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنِّي إِنَّ الْجُمُعَةَ عَزْمَةٌ وَإِنِّي كَرِهْتُ أَنْ أُخْرِجَكُمْ فَتَمْشُوا فِي الطِّينِ وَالدَّحْضِ
dari Abdullah bin Abbas dia mengatakan kepada muadzinnya ketika turun hujan (pada siang hari Jum’at), jika engkau telah mengucapkan “Asyhadu an laa ilaaha illallaah, asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, ” maka janganlah kamu mengucapkan “Hayya alash shalaah, ” namun ucapkanlah shalluu fii buyuutikum (Shalatlah kalian di persinggahan kalian)” Abdullah bin Abbas berkata ; “Ternyata orang-orang sepertinya tidak menyetujui hal ini, lalu ia berkata ; “Apakah kalian merasa heran terhadap ini kesemua? Padahal yang demikian pernah dilakukan oleh orang yang lebih baik dariku (maksudnya Rasulullah saw). Shalat jumat memang wajib, namun aku tidak suka jika harus membuat kalian keluar sehingga kalian berjalan di lumpur dan comberan” (HR. Bukhori Muslim dari Abdullah ibn Abbas)

Hadis Shahih 5

Hadis panjang riwayat Bukhari Muslim yang artinya sbb

Pada suatu ketika Umar bin Khaththab pergi ke Syam. Setelah sampai di Saragh, pimpinan tentaranya di Syam datang menyambutnya. Antara lain terdapat Abu “Ubaidah bin Jarrah dan para sahabat yang lain. Mereka mengabarkan kepada ‘Umar bahwa wabah penyakit sedang berjangkit di Syam. Umar kemudian bermusyawarah dengan para tokoh Muhajirin, Anshor dan pemimpin Quraish

Lalu Umar menyerukan kepada rombongannya ; Besok pagi-pagi aku akan kembali pulang. Karena itu bersiap-siaplah kalian! Abu Ubaidah bin Jarrah bertanya ; Apakah kita hendak lari dari takdir Allah? Jawab Umar ; Mengapa kamu bertanya demikian hai Abu Ubaidah? Agaknya Umar tidak mau berdebat dengannya. Dia menjawab; Ya, kita lari dari takdir Allah kepada takdir Allah. Bagaimana pendapatmu, seandainya engkau mempunyai seekor unta, lalu engkau turun ke lembah yang mempunyai dua sisi. Yang satu subur dan yang lain tandus. Bukanlah jika engkau menggembalakannya di tempat yang subur, engkau menggembala dengan takdir Allah juga, dan jika engkau menggembala di tempat tandus engkau menggembala dengan takdir Allah?

Tiba-tiba datang Abdurrahman bin Auf yang sejak tadi belum hadir karena suatu urusan. Lalu dia berkata ; Aku mengerti masalah ini. Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, maka janganlah keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri. Ibnu Abbas berkata ; Umar bin Khaththab lalu mengucapkan puji syukur kepada Allah, setelah itu dia pergi (HR Bukhari dan Muslim)

Adapun Diantara hadis hadis dhaif yg sering digunakan adalah :

Hadis Dhaif 1

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah bersabda:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَنْزَلَ عَاهَةً مِنَ السَّمَاءِ عَلَى أَهْلِ الأرْضِ صُرِفَتْ عَنْ عُمَّارِ الْمَسَاجِدِ.

Sesungguhnya apabila Allah taala menurunkan penyakit dari langit kepada penduduk bumi maka Allah menjauhkan penyakit itu dari orang2 yg meramaikan masjid

Hadits riwayat Ibnu Asakir (juz 17 hlm 11) dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232)

Hadis ini dinyatakan sebagai hadis dhaif oleh Nashir al-Din al Albani dalam kitab Silsilat al-ahadits al-Dhoifat wa al-Maudhu’at, juz IV, hal. 222, hadis no 1851

Hadis Dhaif 2

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah bersabda:

إِذا أرَادَ الله بِقَوْمٍ عاهةً نَظَرَ إِلَى أهْلِ المَساجِدِ فَصَرَفَ عَنْهُمْ

Apabila Allah menghendaki penyakit pada suatu kaum, maka Allah melihat ahli masjid, lalu menjauhkan penyakit itu dari mereka

Riwayat Ibnu Adi (juz 3 hlm 233); al-Dailami (al-Ghumari, al-Mudawi juz 1 hlm 292 [220]); Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbihan (juz 1 hlm 159); dan al-Daraquthni dalam al-Afrad (Tafsir Ibn Katsir juz 2 hlm 341)

Hadis ini adalah hadis dhaif (lihat Nashiruddin al-Albani, Shahih wa Dha’if al-Jami al-Shoghir, juz IV, hal 380, hadis no 1358)

Hadis Dhaif 3

Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda:

يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: ” إِنِّي لَأَهُمُّ بِأَهْلِ الْأَرْضِ عَذَابًا فَإِذَا نَظَرْتُ إِلَى عُمَّارِ بُيُوتِي والْمُتَحَابِّينَ فِيَّ والْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ صَرَفْتُ عَنْهُمْ

Allah عز وجل berfirman: “Sesungguhnya Aku bermaksud menurunkan azab kepada penduduk bumi, maka apabila Aku melihat orang-orang yang meramaikan rumah-rumah-Ku, yang saling mencintai karena Aku, dan orang-orang yang memohon ampunan pada waktu sahur, maka Aku jauhkan azab itu dari mereka

Riwayat al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman [2946]

Hadis ini dhoif Jiddan (Lihat Nashiruddin al-Albani, Kitab Shahih wa Dha’if al-Jami’ al-Shaghir, juz 9, hal. 121, hadis no. 3674)

Hadis Dhaif 4

Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah bersabda:

إِذَا عَاهَةٌ مِنَ السَّمَاءِ أُنْزِلَتْ صُرِفَتْ عَنْ عُمَّارِ الْمَسَاجِدِ

Apabila penyakit diturunkan dari langit, maka dijauhkan dari orang-orang yang meramaikan masjid

Riwayat al-Baihaqi, Syu’ab al-Iman [2947]; dan Ibnu Adi (juz 3 hlm 232). Al-Baihaqi berkata: “Beberapa jalur dari Anas bin Malik dalam arti yang sama, apabila digabung, maka memberikan kekuatan (untuk diamalkan)”

Hadis ini Dhaif (Lihat Nashiruddin al-Albani, al-Silsilah al-Dha’ifah, juz IV, hal. 350, hadis no 1851)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar