"Ahlul Bait" bukanlah istilah yang asing lagi di
telinga sebagian kita. Bila disebut maka akan terlintas di benak kita tentang
seseorang yang memiliki pertalian kekerabatan dengan Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam. Tentu saja, ini merupakan kehormatan tersendiri bagi
orang tersebut.
Siapakah Ahlul Bait Itu?
Ahlul Bait adalah orang-orang yang sah pertalian nasabnya
sampai kepada Hasyim bin Abdi Manaf (Bani Hasyim) baik dari kalangan laki-laki
(yang sering disebut dengan syarif) atau wanita (yang sering disebut syarifah),
yang beriman kepada Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam dan meninggal
dunia dalam keadaan beriman. Di antara Ahlul Bait Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam adalah:
1.
Para istri Rasul, berdasarkan konteks surat Al-Ahzab:33
2.
Putra-putri Rasulullah (tidak dikhususkan pada Fathimah saja)
3.
Abbas bin Abdul Muththalib dan keturunannya
4.
Al-Harits bin Abdul Muththalib dan keturunannya
5.
Ali bin Abi Thalib dan keturunannya (tidak dikhususkan pada
Al-Hasan dan Al-Husain saja)
6.
Ja'far bin Abi Thalib dan keturunannya
7.
Aqil bin Abi Thalib dan keturunannya
(Untuk lebih rincinya, silahkan lihat kitab "Syi'ah
dan Ahlul Bait" dan "Minhajus Sunnah An-Nabawiyyah")
Kedudukan Ahlul Bait
Kedudukan Ahlul Bait di sisi Allah dan Rasul-Nya amat mulia.
Di antara kemuliaan itu adalah:
1.
Allah bersihkan Ahlul Bait dari kejelekan. Dia shallallahu
'alaihi wa sallam berfirman yang artinya:
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ
عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
"Hanyalah
Allah menginginkan untuk membersihkan kalian (wahai) Ahlul Bait dari kejelekan
dan benar-benar menginginkan untuk mensucikan kalian." (Al-Ahzab:33)
2.
Perintah Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam untuk
berpegang dengan bimbingan mereka. Beliau bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي تَرَكْتُ فِيْكُمْ مَا إِنْ
أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوْا: كِتَابَ اللهِ وَعِتْرَتِي أَهْلَ بَيْتِيْ
"Wahai
manusia sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu kepada kalian yang apabila
kalian berpegang teguh dengannya, maka kalian tidak akan tersesat: Kitabullah
dan Ahlul Bait-ku." (HR.
At-Tirmidzi dengan sanad shahih)
Oleh karena itu tidaklah ragu lagi, bahwa Ahlul Bait memiliki
kedudukan yang sangat istimewa di sisi Allah dan Rasul-Nya. Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah rahimahullah berkata: "Dan tidak ragu lagi bahwa mencintai Ahlul
Bait adalah wajib." Al-Qadhi 'Iyadh rahimahullah berkata: "Dan
termasuk memuliakan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah berbuat
baik kepada keluarga dan keturunan beliau."
Para sahabat adalah orang-orang yang sangat memuliakan Ahlul
Bait baik dari kalangan para sahabat sendiri maupun para tabi'in.
Demikianlah hendaknya sikap seorang muslim kepada mereka.
Wajib atas dirinya untuk mencintai, menghormati, memuliakan dan tidak menyakiti
mereka.
Namun sudah barang tentu, tolok ukur kecintaan terhadap
mereka semata-mata karena iman dan kekerabatan mereka dengan Rasul shallallahu
'alaihi wa sallam. Tanpa iman tidak akan bermanfaat sama sekali kekerabatan
seseorang dengan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah 'azza wa
jalla berfirman :
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ
أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
"Yaitu di hari (hari kiamat) yang harta dan anak
keturunan tidak lagi bermanfaat. Kecuali seseorang yang menghadap Allah dengan
hati yang lurus."
(Asy-Syu'ara`:88-89)
Demikian pula bila ada Ahlul Bait yang jauh dari sunnah
Rasul, maka martabatnya di bawah seseorang yang berpegang teguh dengan sunnah
Rasul, walaupun dia bukan Ahlul Bait. Allah berfirman :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa." (Al-Hujurat:13)
Ahlul Bait Menurut Tinjauan Syi'ah Rafidhah
Tinjauan mereka tentang Ahlul Bait sangat bathil dan zhalim,
yaitu:
-
Mereka membatasi Ahlul Bait Nabi hanya 4 orang: Ali,
Fathimah, Al-Hasan dan Al-Husain
-
Mereka keluarkan putra-putri Rasul selain Fathimah dari
lingkaran Ahlul Bait
-
Mereka keluarkan semua istri Rasul dari lingkaran Ahlul Bait
-
Mereka keluarkan 12 putra Ali (selain Al-Hasan dan Al-Husain)
dan 18 atau 19 putri beliau dari lingkaran Ahlul Bait
-
Mereka keluarkan putra-putri Al-Hasan dari lingkaran Ahlul
Bait
-
Mereka mengklaim bahwa keturunan Al-Husain-lah yang Ahlul
Bait, namun tragisnya mereka keluarkan pula sebagian keturunan Al-Husain dari
lingkaran Ahlul Bait karena tidak dicocoki oleh hawa nafsu mereka. Oleh karena
itu, mereka vonis sebagian keturunan Al-Husain dengan kedustaan, kejahatan dan
kefasikan, bahkan vonis kafir dan murtad pun dijatuhkan untuk mereka. Wallahul
Musta'an. (Lihat kitab "Syi'ah dan Ahlul Bait")
Walhasil, Syi'ah Rafidhah mempunyai dua sikap yang saling
berlawanan terhadap Ahlul Bait yaitu ifrath (berlebihan di dalam mencintai)
sebagian Ahlul Bait dan tafrith (berlebihan di dalam membenci) sebagian yang
lain.
Fakta Sikap Ifrath Syi'ah Rafidhah terhadap Ahlul Bait
Al-Kulaini di dalam Al-Ushul Minal Kafi 19/197 mengatakan
-dengan dusta- bahwa Ali bin Abi Thalib pernah berkata: "Sesungguhnya aku
telah diberi beberapa sifat yang belum pernah diberikan kepada seorang pun
sebelumku -sekalipun para nabi-: Aku mengetahui seluruh kenikmatan, musibah,
nasab, dan keputusan hukum (yang pada manusia). Tidaklah luput dariku perkara
yang telah lampau dan tidaklah tersembunyi dariku perkara yang samar."
Di dalam kitab Al-Irsyad hal.252 karya Al-Mufid bin Muhammad
An-Nu'man: "Ziarah kepada Al-Husain -yaitu kuburnya- radhiyallahu 'anhu
kedudukannya seperti 100 kali haji mabrur dan 100 kali umrah."
Semakin parah lagi ketika mereka -dengan dusta- berkata bahwa
Baqir bin Zainal Abidin rahimahullah berkata: "Dan tidaklah keluar setetes
air mata pun untuk meratapi kematian Al-Husain, melainkan Allah akan mengampuni
dosa dia walaupun sebanyak buih di lautan." Dalam riwayat lain ada
tambahan lafazh: "Dan baginya Al-Jannah." (Jala`ul 'Uyun 2 hal.464
dan 468 karya Al-Majlisi Al-Farisi)
Perhatikanlah wahai para pembaca, kecintaan kaum Syi'ah
Rafidhah kepada beberapa Ahlul Bait ternyata lebih bersifat pengkultusan,
bahkan menjadikan Ali bin Abi Thalib sebagai sekutu bagi Allah. Wallahul
Musta'an!!
Fakta Sikap Tafrith Syi'ah Rafidhah terhadap Ahlul Bait
Diriwayatkan di dalam kitab Rijalul Kasysyi hal.54 karya
Al-Kasysyi bahwa firman Allah yang artinya:
لَبِئْسَ الْمَوْلَى وَلَبِئْسَ
الْعَشِيرُ
"Dialah sejelek-jelek penolong dan sejelek-jelek
keluarga." (Al-Hajj:13) turun
tentang perihal Al-Abbas (paman Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam).
Adapun tentang saudara sepupu Rasul shallallahu 'alaihi wa
sallam yaitu Abdullah bin Abbas, Al-Qahbani di dalam kitab Majma'ur Rijal
4/143 mengatakan: "Sesungguhnya dia ini telah berkhianat kepada Ali dan
telah mengambil harta (shadaqah) dari baitul mal di kota Bashrah."
Di sisi lain ketika hendak menjelekkan para istri Rasul shallallahu
'alaihi wa sallam tanpa malu mereka menukil secara dusta dari Abdullah bin
Abbas bahwa ia pernah berkata kepada Aisyah: "Kamu tidak lain hanyalah
seorang pelacur dari sembilan pelacur yang ditinggalkan Rasulullah ..."
(Ikhtiyar Ma'rifatur Rijal karya Ath-Thusi hal.57-60)
Sikap Para Imam Ahlul Bait terhadap Syi'ah Rafidhah
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata:
"Tidaklah seseorang mengutamakan aku daripada dua syaikh (Abu Bakar dan
Umar) melainkan aku dera dia sebagai pendusta."
Muhammad bin Ali (Al-Baqir) rahimahullah berkata: "Keluarga Fathimah telah bersepakat untuk memuji Abu Bakar dan Umar dengan sebaik-baik pujian."
Ja'far bin Muhammad (Ash-Shadiq) rahimahullah berkata: "Allah 'azza wa jalla membenci siapa saja yang membenci Abu Bakar dan Umar."
Jelaslah, barangsiapa yang mengaku-ngaku mencintai dan
mengikuti jejak Ahlul Bait namun ternyata mereka berlepas diri dari orang-orang
yang dicintai Ahlul Bait, maka yang ada hanya kedustaan belaka. Lalu Ahlul Bait
mana yang mereka ikuti?! Sangat tepatlah ucapan seorang penyair:
كُلٌّ يَدَّعِي وَصْلاً بِلَيْلَى
وَلَيْلَى لاَ تُقِرُّ لَهُمْ بِذَاكَ
وَلَيْلَى لاَ تُقِرُّ لَهُمْ بِذَاكَ
Setiap
lelaki mengaku kekasih Laila
Namun Laila
tidak pernah mengakuinya
Terbunuhnya Al-Husain radhiyallahu 'anhu Tidaklah
Lepas dari Penipuan Syi'ah Rafidhah
Ternyata Syi'ah Rafidhah menyimpan kebencian terhadap Ahlul
Bait. Kebencian itu tidak hanya berupa ucapan atau tulisan belaka. Bahkan
mereka telah membuktikannya dengan perbuatan, yaitu dengan ikut andilnya mereka
dalam peristiwa terbunuhnya Al-Husain radhiyallahu 'anhu. Terlalu
panjang untuk mengungkapkan peristiwa menyedihkan itu, namun cukuplah tulisan
para ulama mereka sebagai bukti atas kejahatan mereka.
Di dalam kitab Al-Irsyad hal.241 karya Al-Mufid diriwayatkan
bahwa Al-Husain pernah mengatakan: "Ya Allah jika engkau memanjangkan
hidup mereka (Syi'ah Rafidhah) maka porak-porandakanlah barisan mereka,
jadikanlah mereka terpecah-belah dan janganlah selama-lamanya engkau ridhai
pemimpin-pemimpin mereka. Sesungguhnya mereka mengajak orang untuk membela
kami, namun ternyata mereka memusuhi dan membunuh kami."
Di dalam kitab Al-Ihtijaj 2/29 karya Abu Manshur Ath-Thibrisi
diriwayatkan bahwa Ali bin Husain yang dikenal dengan Zainal Abidin pernah
berkata tentang kaum Syi'ah Rafidhah di negeri Irak: "Sesungguhnya mereka
menangisi kematian kami padahal siapakah yang membunuh kami, kalau bukan
mereka?!"
Masihkah ada keraguan, apakah Syi'ah Rafidhah benar-benar
mencintai Ahlul Bait atau hanya sekedar kedok belaka?! Coba silahkan baca dan
pahami sekali lagi! Mudah-mudahan Allah 'azza wa jalla memberikan taufiq
kepada kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar