Jumat, 03 Maret 2017

Hadits Arwah Mendatangi Keluarganya Setiap Malam Jumat

Pertanyaan dari Heri Purwanto, [02.03.17 22:13]

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ustad ini ada pertanyaan ke saya apakah dalil tsb sahih apa palsu. saya sdh cari di buku hadits Bukhari Muslim kok nggak ketemu. mhn bantuannya itu hadits  palsu apa lemah.
Jazaakallah khairan ustad.

Arwah Keluargamu Menengokmu Dirumah

Sering kita dengar bahwa arwah saudara kita pada setiap malam jum’at pulang ke rumah, sehingga kita dianjurkan membacakan al-fatihah dan surat-surat lain untuknya, apakah hal itu hanya mitos ataukah memang ada kitab yg mengatakan demikian ?

Dalam al Jami’ul Kabir dijelaskan bahwa hal itu memang terjadi, dan semoga tulisan ini bisa bermanfa'at bagi kita untuk melakukan yg terbaik untuk para arwah keluarga kita dan bahan introspeksi bagi kita dalam menghadapi hidup di alam arwah nanti :

ﻭﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : ﺇﻥ ﺃﺭﻭﺍﺡ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻳﺄﺗﻮﻥ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻳﻘﻔﻮﻥ ﺑﺤﺬﺍﺀ ﺑﻴﻮﺗﻬﻢ ﻭﻳﻨﺎﺩﻱ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﺑﺼﻮﺕ ﺣﺰﻳﻦ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓ ﻳﺎ ﺃﻫﻠﻲ ﻭﺃﻗﺎﺭﺑﻲ ﻭﻭﻟﺪﻱ ﻳﺎ ﻣﻦ ﺳﻜﻨﻮﺍ ﺑﻴﻮﺗﻨﺎ ﻭﻟﺒﺴﻮﺍ ﺛﻴﺎﺑﻨﺎ ﻭﺍﻗﺘﺴﻤﻮﺍ ﺃﻣﻮﺍﻟﻨﺎ ﻫﻞ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ ﻳﺬﻛﺮﻧﺎ ﻭﻳﻔﻜﺮﻧﺎ ﻓﻲ ﻏﺮﺑﺘﻨﺎ ﻭﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﺳﺠﻦ ﻃﻮﻳﻞ ﻭﺣﺼﻦ ﺷﺪﻳﺪ ؟ ﻓﺎﺭﺣﻤﻮﻧﺎ ﻳﺮﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﺗﺒﺨﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺼﻴﺮﻭﺍ ﻣﺜﻠﻨﺎ ﻳﺎ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻥ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻨﺎ ﻭﻛﻨﺎ ﻻ ﻧﻨﻔﻖ ﻣﻨﻪ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺴﺎﺑﻪ ﻭﻭﺑﺎﻟﻪ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﺍﻟﻤﻨﻔﻌﺔ ﻟﻐﻴﺮﻧﺎ ؛ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻨﺼﺮﻑ ﺃﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﺑﺸﻲﺀ ﻓﻴﻨﺼﺮﻓﻮﻥ ﺑﺎﻟﺤﺴﺮﺓ ﻭﺍﻟﺤﺮﻣﺎﻥ . ﺍﻫـ . ﻣﻦ ﺍﻟﺠﺎﻣﻊ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ .

Bersabda Nabi Saw : Sesungguhnya arwah-arwah kaum mu’minin itu setiap malam mendatangi langit dunia dan mereka (arwah) berhenti atau berdiri dg terompah mereka pada rumah rumah mereka (selama masih hidup) mereka memangil atau menyeru, setiap kali seruan dg suara susah seribu kali seruan.
Wahai keluargaku, kerabatku dan anak anakku. Wahai orang yg telah menempati rumahku, dan memakai baju tinggalanku dan yg telah membagi warisan hartaku, adakah darimu seseorang yg ingat padaku dan memikirkan rantauanku (merantau) aku dalam penjara yg sangat lama, dan dalam benteng yg sangat kuat. Maka kasianilah aku, maka Allah akan menghasihi kalian dan janganlah kamu pelit terhadapku sebelum kalian menjadi seperti aku (mati) wahai hamba-hamba Allah.
Sesungguhnya apa yg utama di tanganmu itu juga di tanganku. Dan aku tidak menafkahkannya di jalan Allah dan aku tidak menghitungnya serta perduli terhadapnya (harta) dan sekarang manfa'atnya terhadap selainku. Maka bila kamu tidak memberikan sesuatu pada arwah arwah tadi dg sesuatu, maka mereka para arwah akan pergi dg kerugian dan dia akan tercengah.”

Dalil lain yg lebih jelas bahwa mereka datang pada malam jum'at adalah Hadits Rasulullah Saw dalam kitab Hadiyatul Ahya’ lil Amwat hal : 184-185, karya Abul Hasan Ali bin Ahmad bin Yusuf bin Ja’far Al-Hakkari (w=486 H) disebutkan :

ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ‏: ﺇﻥ ﺃﺭﻭﺍﺡ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﻳﺄﺗﻮﻥ ﻛﻞ ﺟﻤﻌﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻴﻘﻔﻮﻥ ﺑﺤﺬﺍﺀ ﺩﻭﺭﻫﻢ ﻭﺑﻴﻮﺗﻬﻢ ﻓﻴﻨﺎﺩﻱ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﺑﺼﻮﺕ ﺣﺰﻳﻦ : ﻳﺎ ﺃﻫﻠﻲ ﻭﻭﻟﺪﻱ ﻭﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻲ ﻭﻗﺮﺍﺑﺎﺗﻲ، ﺍﻋﻄﻔﻮﺍ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﺸﻲﺀ، ﺭﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺍﺫﻛﺮﻭﻧﺎ ﻭﻻ ﺗﻨﺴﻮﻧﺎ، ﻭﺍﺭﺣﻤﻮﺍ ﻏﺮﺑﺘﻨﺎ، ﻭﻗﻠﺔ ﺣﻴﻠﺘﻨﺎ، ﻭﻣﺎ ﻧﺤﻦ ﻓﻴﻪ، ﻓﺈﻧﺎ ﻗﺪ ﺑﻘﻴﻨﺎ ﻓﻲ ﺳﺤﻴﻖ ﻭﺛﻴﻖ، ﻭﻏﻢ ﻃﻮﻳﻞ، ﻭﻭﻫﻦ ﺷﺪﻳﺪ، ﻓﺎﺭﺣﻤﻮﻧﺎ ﺭﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻻ ﺗﺒﺨﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﺪﻋﺎﺀ ﺃﻭ ﺻﺪﻗﺔ ﺃﻭ ﺗﺴﺒﻴﺢ، ﻟﻌﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻳﺮﺣﻨﺎ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﻜﻮﻧﻮﺍ ﺃﻣﺜﺎﻟﻨﺎ، ﻓﻴﺎ ﺣﺴﺮﺗﺎﻩ ﻭﺍﻧﺪﺍﻣﺎﻩ ﻳﺎ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ، ﺍﺳﻤﻌﻮﺍ ﻛﻼﻣﻨﺎ، ﻭﻻ ﺗﻨﺴﻮﻧﺎ، ﻓﺄﻧﺘﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮﻥ ﺃﻥ ﻫﺬﻩ ﺍﻟﻔﻀﻮﻝ ﺍﻟﺘﻲ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﻛﺎﻧﺖ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻨﺎ، ﻭﻛﻨﺎ ﻟﻢ ﻧﻨﻔﻖ ﻓﻲ ﻃﺎﻋﺔ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﻣﻨﻌﻨﺎﻫﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﻖ ﻓﺼﺎﺭ ﻭﺑﺎﻻً ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﻣﻨﻔﻌﺘﻪ ﻟﻐﻴﺮﻧﺎ، ﻭﺍﻟﺤﺴﺎﺏ ﻭﺍﻟﻌﻘﺎﺏ ﻋﻠﻴﻦ ﺍ ‏، ﻗﺎﻝ : ‏ﻓﻴﻨﺎﺩﻱ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓٍ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﺟﺎﻝ ﻭﺍﻟﻨﺴﺎﺀ، ﺍﻋﻄﻔﻮﺍ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺑﺪﺭﻫﻢ ﺃﻭ ﺭﻏﻴﻒ ﺃﻭ ﻛﺴﺮﺓ ‏ﻗﺎﻝ : ﻓﺒﻜﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺑﻜﻴﻨﺎ ﻣﻌﻪ، ﻓﻠﻢ ﻧﺴﺘﻄﻊ ﺃﻥ ﻧﺘﻜﻠﻢ ﺛﻢ ﻗﺎﻝ ‏: ﺃﻭﻟﺌﻚ ﺇﺧﻮﺍﻧﻜﻢ ﻛﺎﻧﻮﺍ ﻓﻲ ﻧﻌﻴﻢ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ، ﻓﺼﺎﺭﻭﺍ ﺭﻣﻴﻤﺎً ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻨﻌﻴﻢ ﻭﺍﻟﺴﺮﻭﺭ ‏، ﻗﺎﻝ : ﺛﻢ ﻳﺒﻜﻮﻥ ﻭﻳﻨﺎﺩﻭﻥ ﺑﺎﻟﻮﻳﻞ ﻭﺍﻟﺜﺒﻮﺭ ﻭﺍﻟﻨﻔﻴﺮ ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ : ﻳﺎ ﻭﻟﻴﺘﻨﺎ ﻟﻮ ﺃﻧﻔﻘﻨﺎ ﻣﺎ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻨﺎ ﻣﺎ ﺍﺣﺘﺠﻨﺎ ﻓﻴﺮﺟﻌﻮﻥ ﺑﺤﺴﺮﺓ ﻭﻧﺪﺍﻣﺔ .

Rasulullah Saw bersabda : Sesungguhnya ruh-ruh orang mukmin datang setiap malam jumat pada langit dunia. Lalu mereka berdiri di depan pintu-pintu rumah mereka. Masing-masing mereka memanggil-manggil dg suara yg memelas: “Wahai isteriku (suamiku), anakku, keluargaku, dan kerabatku! Sayangilah kami dg sesuatu, maka Allah akan merahmati kalian. Ingatlah kami, jangan kalian lupakan! Sayangilah kami dalam keterasingan kami, minimnya kemampuan kami dan segala apa yg kami berada di dalamnya. Sesungguhnya kami berada dalam tempat yg terpencil, kesusahan yg panjang dan duka yg dalam. Sayangilah kami, maka Allah akan menyayangi kalian. Jangan kalian kikir kepada kami dg memberikan do'a, shodaqoh dan tasbih. Semoga Allah memberikan rasa nyaman kepada kami, sebelum kalian sama seperti kami. Sungguh rugi! Sungguh menyesal! Wahai hamba Allah! Dengarkanlah ucapan kami, dan jangan lupakan kami. Kalian tahu bahwa keutamaan yg berada di tangan kalian sekarang adalah keutamaan yg sebelumnya milik kami. Sementara kami tidak menafkahkannya untuk ta'at kepada Allah. Kami tidak mau terhadap kebenaran, hingga ia menjadi musibah bagi kami. Manfa'atnya diberikan kepada orang lain, sementara pertanggung-jawaban dan siksanya diberikan kepada kami”.

Masing-masing mereka memanggil-manggil sebanyak 1000 kali: “Kasihanilah kami dg satu dirham atau sepotong roti!” Lalu Rasulullah menangis, dan kamipun (para sahabat) menangis. Dan kami tidak mampu bicara. Rasulullah bersabda : Mereka adalah saudara-saudara kalian yg sebelumnya berada dalam kenikmatan dunia. Dan kini mereka menjadi debu setelah sebelumnya berada dalam kenikmatan dan kegembiraan. Rasulullah Saw bersabda : Lalu mereka menangis dan mengucapkan kutukan kepada mereka sendiri dan berkata : “Celakalah kita! Jika kami menafkahkan apa yg kita miliki, maka kita tidak akan membutuhkan ini”. Lalu mereka pulang dg penyesalan”.

Dan juga diterangkan dalam I'anah At Thalibiin :

ﺇﻋﺎﻧﺔ ﺍﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ ‏( 142 2/ ‏) ﻭﻭﺭﺩ ﺃﻳﻀﺎ ﺇﻥ ﺃﺭﻭﺍﺡ ﺍﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ﺗﺄﺗﻲ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﺗﻘﻒ ﺑﺤﺬﺍﺀ ﺑﻴﻮﺗﻬﺎ ﻭﻳﻨﺎﺩﻱ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﺎ ﺑﺼﻮﺕ ﺣﺰﻳﻦ ﺃﻟﻒ ﻣﺮﺓ ﻳﺎ ﺃﻫﻠﻲ ﻭﺃﻗﺎﺭﺑﻲ ﻭﻭﻟﺪﻱ ﻳﺎ ﻣﻦ ﺳﻜﻨﻮﺍ ﺑﻴﻮﺗﻨﺎ ﻭﻟﺒﺴﻮﺍ ﺛﻴﺎﺑﻨﺎ ﻭﺍﻗﺘﺴﻤﻮﺍ ﺃﻣﻮﺍﻟﻨﺎ ﻫﻞ ﻣﻨﻜﻢ ﻣﻦ ﺃﺣﺪ ﻳﺬﻛﺮﻧﺎ ﻭﻳﺘﻔﻜﺮﻧﺎ ﻓﻲ ﻏﺮﺑﺘﻨﺎ ﻭﻧﺤﻦ ﻓﻲ ﺳﺠﻦ ﻃﻮﻳﻞ ﻭﺣﺼﻦ ﺷﺪﻳﺪ ﻓﺎﺭﺣﻤﻮﻧﺎ ﻳﺮﺣﻤﻜﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻻ ﺗﺒﺨﻠﻮﺍ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺼﻴﺮﻭﺍ ﻣﺜﻠﻨﺎ ﻳﺎ ﻋﺒﺎﺩ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻥ ﺍﻟﻔﻀﻞ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻜﻢ ﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺃﻳﺪﻳﻨﺎ ﻭﻛﻨﺎ ﻻ ﻧﻨﻔﻖ ﻣﻨﻪ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺣﺴﺎﺑﻪ ﻭﻭﺑﺎﻟﻪ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﺍﻟﻤﻨﻔﻌﺔ ﻟﻐﻴﺮﻧﺎ ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﻨﺼﺮﻑ ﺃﻱ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﺑﺸﻲﺀ ﻓﺘﻨﺼﺮﻑ ﺑﺎﻟﺤﺴﺮﺓ ﻭﺍﻟﺤﺮﻣﺎﻥ ﻭﻭﺭﺩ ﺃﻳﻀﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﺇﻻ ﻛﺎﻟﻐﺮﻳﻖ ﺍﻟﻤﻐﻮﺙ ﻳﻨﺘﻈﺮ ﺩﻋﻮﺓ ﺗﻠﺤﻘﻪ ﻣﻦ ﺍﺑﻨﻪ ﺃﻭ ﺃﺧﻴﻪ ﺃﻭ ﺻﺪﻳﻖ ﻟﻪ ﻓﺈﺫﺍ ﻟﺤﻘﺘﻪ ﻛﺎﻧﺖ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ .

Ada hadits juga sesungguhnya arwahnya orang mukmin datang disetiap malam jum'at ke langit dunia dan berdiri dekat rumah mereka dan memanggil-manggil penghuni rumah dg suara yg sedih sampai 1000x

"Wahai keluargaku, wahai kerabatku, wahai anakku wahai orang yg menempati rumahku dan memakai pakaianku dan membagi harta-hartaku apakah salah satu diantara kalian ada yg ingat pada kami. Adakah yg memikirkan ketidak adanya kami, kami berada dalam penjara yg panjang/lama dan benteng yg kuat, kasihilah kami maka Allah akan mengasihi kalian dan janganlah kalian kikir sebelum kalian menjadi seperti kami wahai hamba-hamba Allah sesungguhnya anugrah yg kalian raih/terima itu juga ada pada kami dan kami tidak menginfakkannya dijalan Allah sedangkan hisab dan cobaan itu menimpa kami sedangkan kemanfa'atan itu untuk selain kami." Maka jika arwah-arwah tersebut tidak memperoleh apa-apa maka arwah-arwah tersebut memperoleh kerugian. Juga ada hadits dari Nabi Saw : Sesungguhnya beliau berkata : "Tidaklah ada seorang mayyit dikuburannya kecuali seperti orang yg tenggelam yg minta pertolongan dia menanti kiriman do'a dari anaknya, saudaranya atau temannya, ketika ia mendapatkannya maka ia sungguh bahagia mengalahkan kebahagiaan dunia seisinya.

Untuk itu marilah kita do'akan, bacakan yasin dan lainnya agar mereka tenang. pada setiap malam dan khususnya malam jum’at.

***

Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh.

Setelah membaca artikel tersebut, maka kita akan dapati bahwa hadits-hadits itu dikutip tanpa sanad dan tanpa menunjukan kitab induk hadits mana yang diambil. Dan kalau kita cari hadits itu dalam kitab-kitab induk hadits, tidak akan ketemu. Ini menandakan kalau hadits-hadits itu adalah hadits dhaif atau bahkan palsu.

Dan keyakinan ruh kembali kepada keluarganya di alam nyata setiap malam jum’at adalah keyakinan yang menyimpang dan bertentangan dengan Al-Quran dan sunah, karena :

1. Allah mengingkari permintaan orang mati untuk dikembalikan ke dunia

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ ( ) لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), ( ) agar aku bisa berbuat amal yang saleh yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang dia ucapkan saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan. (QS. Al-Mukminun: 99 – 100)

Allah mengabarkan bagaimana orang kafir menyesali hidupnya. Mereka berharap agar dikembalikan ke dunia di detik-detik menghadapi kematian. Sehingga mereka mendapat tambahan usia untuk memperbaiki dirinya. Namun itu hanya ucapan lisan, yang sama sekali tidak bermanfaat baginya. Kemudian Allah menyatakan bahwa setelah mereka mati akan ada barzakh, dinding pemisah antara dirinya dengan kehidupan dunia. Mereka yang sudah memasuki barzakh, tidak akan lagi bisa keluar darinya. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 559).

2. Ruh mereka berada di alam yang lain, alam kubur, yang berbeda dengan alam dunia

Pada surat Al-Mukminun di atas, Allah telah menegaskan bahwa ada barzakh (dinding pemisah) antara orang yang telah meninggal dan kehidupan dunia. Dan itu terjadi sejak mereka meninggal dunia. Selanjutnya masing-masing sudah sibuk dengan balasan yang Allah berikan kepada mereka. Ruh orang baik, berada di tempat yang baik, sebaliknya, ruh orang jelek berada di tempat yang jelek.

Dalam sebuah riwayat, seorang tabiin bernama Masruq pernah bertanya kepada sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, tentang tafsir firman Allah,

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS. Ali Imran: 169)

Ibnu Mas’ud menjawab, “Saya pernah tanyakan hal ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau menjawab,

أرواحهم في جوف طير خضر لها قناديل معلقة بالعرش تسرح من الجنة حيث شاءت ثم تأوي إلى تلك القناديل فاطلع إليهم ربهم اطلاعة ، فقال : هل تشتهون شيئا ؟ قالوا : أي شيء نشتهي ونحن نسرح من الجنة حيث شئنا . ففعل ذلك بهم ثلاث مرات ، فلما رأوا أنهم لن يُترَكوا من أن يَسألوا قالوا : يا رب نريد أن ترد أرواحنا في أجسادنا حتى نقتل في سبيلك مرة أخرى ، فلما رأى أن ليس لهم حاجة تُركوا

“Ruh-ruh mereka di perut burung hijau. Burung ini memiliki sarang yang tergantung di bawah ‘Arsy. Mereka bisa terbang kemanapun di surga yang mereka inginkan. Kemudian mereka kembali ke sarangnya. Kemudian Allah memperhatikan mereka, dan berfirman: ‘Apakah kalian menginginkan sesuatu?’ Mereka menjawab: ‘Apa lagi yang kami inginkan, sementara kami bisa terbang di surga ke manapun yang kami inginkan.’ Namun Allah selalu menanyai mereka 3 kali. Sehingga ketika mereka merasa akan selalu ditanya, mereka meminta: ‘Ya Allah, kami ingin Engkau mengembalikan ruh kami di jasad kami, sehingga kami bisa berperang di jalan-Mu untuk kedua kalinya.’ Ketika Allah melihat mereka sudah tidak membutuhkan apapun lagi, mereka ditinggalkan.” (HR. Muslim no. 1887)

Kemudian disebutkan dalam riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لما أُصِيب إخوانكم بأُحُد جعل الله أرواحهم في جوف طير خضر تَرِد أنهار الجنة تأكل من ثمارها وتأوي إلى قناديل من ذهب معلقة في ظل العرش ، فلما وجدوا طيب مأكلهم ومشربهم ومَقِيلهم قالوا : من يُبلِّغ إخواننا عنّـا أنا أحياء في الجنة نُرزق لئلا يزهدوا في الجهاد ولا ينكلوا عند الحرب ، فقال الله سبحانه أنا أبلغهم عنكم . قال فأنزل الله : ( ولا تحسبن الذين قتلوا في سبيل الله )

Ketika saudara kalian meninggal di perang Uhud, Allah menjadikan ruh mereka di perut burung hijau. Mendatangi sungai surga, makan buah surga, dan beristirahat di sarang dari emas, menggantung di bawah ‘Arsy. Ketika mereka merasakan lezatnya makanan, minuman, dan tempat istirahat, mereka mengatakan: ‘Siapa yang bisa memberi tahu kepada saudara-saudara muslim lainnya tentang kabar kami bahwa kami hidup di surga, dan kami mendapat rizki. Agar mereka tidak menghindari jihad dan tidak pengecut ketika perang. Lalu Allah menjawab: ‘Aku yang akan sampaikan kabar kalian kepada mereka.’ Kemudian Allah menurunkan firman-Nya: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya…”
(HR. Abu Daud 2520)

Demikian pula ruh orang yang jahat. Mereka mendapat hukuman dari Allah sesuai dengan kemaksiatan yang mereka lakukan.

Jika ruh itu bisa kembali dan tinggal bersama keluarganya selama rentang tertentu, tentu yang paling layak mendapatkan keadaan ini adalah ruh para nabi, para sahabat, atau para syuhada yang meninggal di medan jihad. Sementara hadits -hadits  di atas merupakan bukti bahwa hal itu tidak terjadi. Allah tempatkan ruh mereka di surga, dan terpisah sepenuhnya dengan alam dunia.

Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al-Barrak pernah ditanya, benarkan ruh orang yang meninggal akan kembali ke keluarganya dan bisa melihat semua keadaan keluarganya selama 40 hari?

Jawaban beliau,
الإنسان إذا مات يغيب عن هذه الحياة ويصير إلى عالم آخر ، ولا تعود روحه إلى أهله ولا يشعرون بشيء عنه ، وما ذكر من عودة الروح لمدة أربعين يوما فهي من الخرافات التي لا أصل لها ، والميت كذلك لا يعلم بشيء من أحوالهم لأنه غائب عنهم في نعيم أو عذاب
Seseorang setelah meninggal, dia menghilang dari kehidupan dunia ini, dan berpindah ke alam akhirat. Dan ruhnya tidak kembali ke keluarganya, dan tidak mengetahui semua keadaan keluarganya. Kabar yang menyebutkan bahwa ruh kembali ke keluarga selama 40 hari adalah khurafat, yang sama sekali tidak memiliki dalil. Demikian pula mayit, dia tidak mengetahui keadaan keluarganya, karena dia tidak ada di tengah-tengah mereka. Mereka sibuk dalam kenikmatan atau adzab. (Fatwa Islam, 13183).

Ada lagi hadits yang oleh sebagian orang dijadikan dasar bagi diadakannya kegiatan tahlilan. Hadits  tersebut dinyatakan bersumber dari Abu Hurairah dan terdapat dalam kitab Durratun-Nashihin.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ الله عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِذَا مَاتَ اْلمُؤْمِنُ حَامَ رُوْحُهُ حَوْلَ دَارِهِ شَهْراً فَيَنْظُرُ إِلَى مَنْ خَلَفَ مِنْ عِياَلِهِ كَيْفَ يَقْسِمُ مَالَهُ وَكَيْفَ يُؤَدِّيْ دُيُوْنَهُ فَإِذاَ أَتَمَّ شَهْراً رُدَّ إِلَى حَفْرَتِهِ فَيَحُوْمُ حَوْلَ قَبْرِهِ وَيَنْظُرُ مَنْ يَأْتِيْهِ وَيَدْعُوْ لَهُ وَيَحْزِنُ عَلَيْهِ فَإِذَا أَتَمَّ سَنَةً رُفِعَ رُوْحُهُ إِلَى حَيْثُ يَجْتَمِعُ فِيْهِ اْلأَرْوَاحُ إِلَى يَوْمِ يُنْفَخُ فِيْ الصُّوْرِ .

(Diriwayatkan) dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallalahu ’alaihi wa sallam bahwa apabila seorang mukmin meninggal dunia, maka arwahnya berkeliling-keliling di seputar rumahnya selama satu bulan. Ia memperhatikan keluarga yang ditinggalkannya bagaimana mereka membagi hartanya dan membayarkan hutangnya. Apabila telah sampai satu bulan, maka arwahnya itu dikembalikan ke makamnya dan ia berkeliling-keling di seputar kuburannya selama satu tahun, sambil memperhatikan orang yang mendatanginya dan mendoakannya serta orang yang bersedih atasnya. Apabila telah sampai satu tahun, maka arwahnya dinaikkan ke tempat di mana para arwah berkumpul menanti hari ditiupnya sangkakala.

Penelusuran dengan menggunakan al-Maktabah asy-Syamilah, program al-Jami’ al-Akbar dan program al-Jami’ al-Kabir tidak menemukan adanya hadits di atas.

Namun program al-Jami’ al-Kabir menemukan ada matan lain yang mirip dengan hadits  yang ditanyakan di muka. Matan lain dimaksud adalah sebagai berikut:

اَلْمَيِّتُ إِذاَ مَاتَ دِيْرَ بِهِ دَارُهُ شَهْرًا يَعْنِيْ بِرُوْحِهِ وَحَوْلَ قَبْرِهِ سَنَةً ثُمَّ تُرْفَعُ إِلَى السَّبَبِ الَّذِيْ تَلْتَقِيْ فِيْهِ أَرْواَحُ اْلأَحْياَءِ وَاْلأَمْواَتِ .
Seseorang apabila meninggal, maka ruhnya dibawa berputar-putar di sekeliling rumahnya selama satu bulan, dan di sekeliling makamnya selama satu tahun, kemudian ruh itu dinaikkan ke suatu tempat di mana ruh orang hidup bertemu dengan arwah orang mati.

Matan ini dicatat oleh ad-Dailami (w. 509 H / 1115 M) dalam kitabnya al-Firdaus fi Ma’tsur al-Khithab [(Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1417/1996), IV: 240, nomor 6722], dari Abu ad-Darda’ tanpa menyebutkan sanadnya. Selain itu matan ini juga dicatat oleh as-Sayuthi (w. 911 H / 1505 M) dalam dua kitabnya, yaitu Busyra al-Ka’ib bi Liqa’ al-Habib (h. 11) dan Syarh ash-Shudur bi Syarh Hal al-Mauta wa al-Qubur (h. 262). Namun as-Sayuthi dalam kedua kitab ini hanya mengutip dari ad-Dailami, dan ia menyatakan bahwa ad-Dailami tidak menyebutkan sanadnya. Dengan demikian matan ini pun juga tidak terdapat dalam sumber-sumber orisinal hadits .

Dari data di atas dapat dilihat bahwa matan hadits dalam kitab Durratun-Nashihin di atas dan matan lain yang mirip yang disebutkan oleh ad-Dailami tidak ada diriwayatkan dalam satu pun dari sumber-sumber orisinal hadits dan matan-matan tersebut tidak memiliki sanad. Atas dasar itu, maka disimpulkan bahwa matan tersebut sama sekali bukan hadits Nabi.

Jadi intinya, hadits-hadits yang tanpa sanad serta tidak jelas sumber kitab hadits induk nya diatas itu hanya sekedar usaha untuk melegalkan bid'ah yasin tahlil dimalam jumat.

Bahkan apabila dikaitkan dengan waktu malam Jum’at, ada larangan khusus dari Rasulullah shallalahu ’alaihi wa sallam yakni seperti yang termaktub dalam sabdanya, “Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Janganlah kamu khususkan malam Jum’at untuk melakukan ibadah yang tidak dilakukan pada malam-malam yang lain.” (HR. Muslim).


Wallahu a’lam

-------


Ditambahkan pada tanggal 12-8-2017

--------


Agar dapat membantu di masa yang akan datang, maka berikut ini akan diuraikan secara ringkas beberapa cara/langkah untuk menelusuri atau mengecek sebuah kabar benar dapat disebut hadis atau tidak. Di antaranya dengan menggunakan sarana/kaidah sebagai berikut: 

1. Internet

a. Dengan Mesin Pencari 


Masukkan potongan matan (lafaz arab) yang kira-kira bisa dianggap sebagai kata kunci di mesin pencari. Jika hadis tersebut benar, biasanya dengan mudah akan ditemukan situs yang memuat matan beserta ulama hadis yang meriwayatkannya (misalnya Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dst). 


Kalau sangat sedikit bahkan tidak ada, maka perlu dicurigai kebenarannya. 


Dalam mencari hadis ini, kata kunci yang bisa digunakan antara lain , 
أَرْوَاحَ الْمُؤْمِنِينَ يَأْتُونَ (ruh-ruh orang beriman datang). Hasilnya adalah: 
--> sangat sedikit situs yang memuat hadis ini
--> tak ada satupun yang menyertakan nama ulama hadis yang meriwayatkannya. 

Dari langkah pertama ini, maka hadis ini dicurigai kebenarannya.
 

b. Dengan Situs Khusus Hadis

Langkah lain dengan menggunakan fasilitas internet adalah dengan memasukkan potongan matan (lafaz) ke dalam situs yang memang khusus untuk membahas hal-ihwal hadis. Sudah banyak situs yang seperti ini, hanya saja tentu saja dalam bahasa Arab (yuk, saudara-saudara seiman, jangan tunda lagi belajar bahasa Arab!)

Salah satunya adalah: 

http://www.ahlalhdeeth.com/

Masuk ke dalamnya dan masukkan kata kunci untuk melacak diskusi seputar kata kunci tersebut. 


Dalam hal ini, kata kunci yang digunakan  bisa 
أَرْوَاحَ الْمُؤْمِنِينَ (ruh-ruh orang beriman) 

Dan ditemukan satu diskusi bertema serupa: 

http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=18233

Pertanyaannya: 

سمعت أن ارواح المؤمنين ـ في المقابر ـ تجتمع في يوم الجمعة ؟!!
(Saya mendengar bahwa ruh-ruh orang beriman di kubur berkumpul di hari jumat?)

Namun, tidak ada satupun yang memberikan jawaban pasti atas pertanyaan di atas. Padahal, di situs tersebut, biasanya pertanyaan seputar hadis akan dijawab dengan sangat mendetail, sampai tingkat sahih/tidaknya hadis dan penyebab lemah/palsunya sebuah hadis. 


2. Software Kumpulan Hadis


a. Maktabah Syamilah

Ini adalah software berisi puluhan ribu kitab dari berbagai macam disiplin ilmu Islam, baik itu tafsir, hadis, fikih... 


Kata kunci yang digunakan bisa tetap sama seperti di atas. 

Hasilnya, tak ada satupun buku hadis yang memuat potongan hadis "
أَرْوَاحَ الْمُؤْمِنِينَ يَأْتُونَ"

b. Ensiklopedia 9 Kitab Induk Hadis - Pusaka Lidwa

Ini adalah software yang dibuat orang Indonesia --baarakallaahu fiihim--, cukup bagus dan lumayan bisa diandalkan untuk mencari hadis, setidaknya hadis-hadis dalam 9 kitab induk utama, yaitu: 

1. Bukhari 
2. Muslim 
3. Abu Dawud 
4. Tirmdizi 
5. Nasai 
6. Ibnu Majah 
7.Ahmad 
8. Al-Muwaththa' 
9. Darimi 
Pencarian dengan software ini bisa dengan memasukkan kata kunci berbahasa Indonesia. 

Catatan tambahan terkait 9 kitab induk di atas, 6 yang pertama (Bukhari s.d. Ibnu Majah) adalah kumpulan kitab induk hadis yang mayoritas ulama sepakat merupakan kitab induk hadis paling utama, dikenal dengan namakutubussittah (kitab yang enam). Sedangkan 9 kitab dikenal dengan nama kutubuttis'ah (kitab yang sembilan). 


Dari hasil pencarian lewat software pusaka lidwa ini, dengan menggunakan kata kunci: ruh-ruh, arwah, dan jumat, tidak ditemukan satupun hadis yang memuat hadis yang sedang dibahas.


3. Menilik redaksi pesan

Cara lainnya adalah dengan menilik redaksi pesan yang memuat hadis tersebut. 


Dalam hal ini, pesan di atas patut dicurigai kebenarannya karena: 

a. Hadis tersebut tidak menyebutkan nama ulama hadis yang meriwayatkan (misalnya, salah satu dari ulama hadis penulis kutubuttis'ah). 
b. Hadis tersebut tidak menyebutkan nama sahabat yang turut meriwayatkan hadis tersebut. 
c. Rujukannya bukan pada kitab induk hadis.

4. Melakukan pencarian dengan terjemahan bahasa lain, misalnya bahasa Inggris. 

Caranya dengan tetap menggunakan potongan matan (lafaz berbahasa arabnya), ditambah terjemahan lafaz tersebut dalam bahasa yang diinginkan, misalnya bahasa Inggris. Maka, kata kunci yang dimasukkan menjadi: 


أَرْوَاحَ الْمُؤْمِنِينَ يَأْتُونَ souls believers come / came

Salah satunya ditemukan: 

http://sunnah.com/nasai/21

Kitab Hadis an-Nasai, bab Funeral, tapi di dalamnya juga tidak ada hadis seperti di atas (silakan telusuri via tautan di atas). 


KONKLUSI


Dari uraian di atas, tak ada satupun sumber yang dapat dijadikan rujukan/dalil akan benarnya kabar bahwa ruh-ruh kembali ke rumah keluarganya tiap malam jumat. 


--- Catatan Refleksi

Sebelum kita lebih lanjut terlibat dalam diskusi/perbedaan pendapat, lebih baik pikirkan dulu apa manfaat dari diskusi tersebut? Setidaknya dapat digunakan dua barometer: 

a. Apakah dapat menambah keimanan/bekal ke akhirat?
b. Apakah bermanfaat untuk kelanjutan hidup di dunia? 

Jika dua hal di atas tidak didapatkan, maka adalah lebih baik tidak terperangkap dalam diskusi lebih lanjut. 


Apakah kalau ruh-ruh pulang di malam jumat ke rumah, membawa pengaruh pada kehidupan kita di akhirat atau dunia saat ini? Yang ada... jangan-jangan jadi seram sendiri di rumah, atau jadi terbawa ke ritual-ritual mistik menyambut ruh tiap malam jumat... Ini serupa dengan tradisi "obon" di Jepang yang diselenggarakan tiap musim panas. Mereka sengaja memeriahkan rumah dengan lampu2 dan sebagainya, agar ruh-ruh tidak tersesat dan tahu jalan kembali ke rumahnya masing-masing.  


والله أعلام بالصواب


### Cipayung, 24 Juli 2015

diambil dari :
http://duapetunjukutama.blogspot.co.id/2015/07/hadis-arwah-kembali-ke-rumah.html


26 komentar:

  1. Ilmu ne wahabi iki.

    Dan apakah nabi Muhamad SAW. Juga gak ada di dunia ini???? Kan ada hadist jika kamu bermimpi bertemu Rasulullah itu murni beliu sendir. Nah,,, berarti jelas dan gamblang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baru tahu saya kalau yang begini ini ilmu ne Wahabi...

      Terus, apa hubungannya arwah yang gentayangan setiap malam jumat dengan mimpi bertemu Rasulullah?
      Korelasinya dimana?
      Apa arwah Rasulullah itu gentayangan, mendatangi seseorang dalam mimpinya?

      Mimpi itu adalah bayangan yang tercipta dari otak kita dibawah alam sadar, dan mimpi bertemu dengan Rasulullah (yang sesungguhnya, bukan asal mengaku-ngaku Rasulullah tetapi tidak sesuai dengan ciri-ciri fisik beliau) adalah berupa ilham dari Allah, yang bisa jadi akan menjadikan mendapat syafa'at Rasulullah kelak diakherat.

      Al-Mu’allimi berkata: “Sesungguhnya para Ulama bersepakat bahwa sesungguhnya mimpi tidak bisa dijadikan hujjah. Tetapi ia hanya sebatas sebagai harapan baik (bisyârah), dan peringatan (tanbîh). Dan juga bisa sebagai dalil pendukung jika bersesuaian dengan hujjah syar’iyah (agama)”

      Hadits arwah gentayangan itu saja tidak bisa ditelusuri asal usulnya dari kitab induk hadits yang mana itu berasal. Coba tanyakan sama yang punya keyakinan arwah gentayangan... hadits diatas dari kitab induk hadits mana dan nomer berapa... baru nanti kita akan melihat dengan jelas derajat hadits tersebut.

      Ini contoh penjelasan dari sebuah ormas, dan mudah-mudahan tidak dibilang ilmune wahabi...

      MASAIL DINIYAH KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDATUL ULAMA Ke 5 Di Pekalongan Pada tanggal 13 Rabiul Tsani 1349 H/ 7 September 1930. No. 101

      Pertanyaan :

      Dalam kitab kitab Matholi’ud Daqaiq diterangkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Roh orang mukmin pada tiap-tiap malam Jum’at, Hari Raya, Hari Asyura atau malam Nisfu Sya’ban, datang dan berdiri di muka pintu rumah keluarganya dengan berkata, “Wahai anakku, belas kasihanilah aku, maka Allah akan memberikan rahmat kepadamu, aku tinggal di dalam kuburan yang sempit dan dalam keadaan susah yang lama sekali” Para sahabat bertanya: “Apakah artinya minta belas kasihan?” Rasulullah SAW menjawab:”Berdoa dan bersodaqoh itu merupakan hadiah kepada orang yang meninggal dunia. Sayidina Umar RA. Berkata: Bersodakoh setelah mengubur mayat itu pahalanya berlaku sampai 3 hari. Bersodaqoh dalam 3 hari itu pahalanya berlaku sampai 7 hari. Bersodaqoh pada hari ke-7 itu pahalanya berlaku sampai 40 hari. Bersodaqoh pada hari ke-40 itu pahalanya berlaku sampai 400 hari dan dari 100 hari sampai setahun dan dari setahun sampai 1000 hari. Bolehkan hadits dan atsar tersebut digunakan untuk dalil yang menyunnahkan (hukumnya sunnah) bersodaqoh untuk arwah orang mati? Apakah hadits dan atsar itu Shohih? Apa dhoif? Atau Maudhu?

      Jawaban :
      Hadits dan atsar tersebut tidak boleh digunakan sebagai dalil, karena terdapat tanda-tanda yang menunjukkan kedustaannya (maudhu’) dan tidak terdapat dalam kitab-kitab yang shahih, bahkan tidak ada kitab yang dinamakan Matholi’ud Daqaiq. dst....

      Demikian penjelasan saya.. Wallahua'lam.

      Hapus
    2. Secara logika apa gunanya mayat memanggil2 keluarganya kl yg dipanggil ga mungkin mendengar.kl mayatnya bisa kembali bisa berjalan bisa memanggil dll itu kan sifat2nya org yg masih hidup,sdgkn sifatnya mayat tdk punya daya upaya.

      Hapus
  2. Jangab asal aja ngatain hadis maudhu' kaya udah tau ilmu hadits lu tong...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak perlu saya yang ahli ilmu hadits, cukup rujukan saya saja yang seorang Doctor lulusan fakultas hadits. Kalau saya cukup hanya tahu dasar-dasar ilmu hadits, agar tidak sembarangan perkataan seseorang tentang sesuatu yang disebut hadits kemudian ditelan mentah-mentah.

      Atau barangkali anda lebih tahu masalah hadits?
      Tolong saya diberitahu sanad lengkap dari (apa yang anda anggap) hadits diatas, agar bisa dibahas ke-absahan-nya.

      Hapus
    2. Trus darimana anda tau klo dia tidak mngerti ilmu hadits? Terus apakah anda sendiri ngerti ilmu hadits?, klo ngerti coba terangkan pada kami bagian2 kedudukan hadits, Matan hadits, Sanad Hadits, Ulama2 Ahlul hadits yg tsiqah dari mulai zaman sahabat hingga ulama2 generasi setelah Atba Tabi'ut Tabi'in...

      Hapus
    3. 1. Saya kok nggak ngerti dari mana asal usul pertanyaan anda: Trus darimana anda tau klo dia tidak mngerti ilmu hadits?

      2. Terus apakah anda sendiri ngerti ilmu hadits?... Mas, diatas sudah jelaskan perkataan saya, apa masih harus diperjelas lagi?

      3. klo ngerti coba terangkan pada kami bagian2 kedudukan hadits, Matan hadits, Sanad Hadits, Ulama2 Ahlul hadits yg tsiqah dari mulai zaman sahabat hingga ulama2 generasi setelah Atba Tabi'ut Tabi'in... >>> Mas, disini bukan tempat belajar ilmu hadits. Mas bisa beli kitab pelajaran ilmu hadits ditoko-toko buku, sudah banyak kok yang sudah diterjemahkan. Selamat belajar....

      Inti pembahasan masalah hadits arwah yang keluyuran, sudah sangat jelas diatas. Tinggal mas nya sendiri mau memahami atau tidak, bukan urusan saya. Hidayah itu urusan Allah. Saya hanya menyampaikan apa yang saya pahami dan saya percayai kepada mereka yang mau membuka hati terhadap ilmu agama.

      Hapus
  3. Hmm,,, enak bgt t arwah ny klo bisa balik ke rumah, biasa ny org NU yg suka bilang klo arwah plg pda hri jum'at,,,secara logika saja udah lucu bgt, klo arwah bisa plang, berarti malaikat mungkar n nangkir cuti donk,,,apa lg dr hadits ny gk ada sanad ny, alias DHOLALAH,,,

    BalasHapus
  4. Saya juga NU, tapi saya tidak mengamalkan hadits yang tidak jelas sanad dan rawinya tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Admin, tidak menemukan di kitab-kitab hadits mu'tabaroh.

    BalasHapus
  5. pERTANYAAN Benarkah yg ini ada dalil nya ?
    Seorang kerabat 'Ashim al-Jahdary berkisah : sewaktu ia mimpi bertemu dengan 'Ashim setelah enam hari dari matinya, ia bertanya kepadanya :"Bukankah engkau sudah mati? Dan dimana engkau sekarang?". Jawab 'Ashim: "Benar, aku sudah mati. Demi Allah, aku berada di salah satu taman surga. Aku berkumpul bersama teman-temanku setiap malam jum'at dan paginya. Kami bersama-sama mendatangi Abu Bakar bin Abdullah al-Mazny yang baru saja mati untuk menanyakan kabar tentang kalian". "Apakah itu jasad atau ruh kalian?", tanyanya. Jawab 'Ashim : "Jasad sudah membusuk. Hanya ruh-ruh yang saling bertemu". "Apakah kalian mengetahui kedatangan kami menziarahimu?", tanyanya. Jawab Ashim : "Ya, kami mengetahuimu pada hari jum'at petang dan hari sabtu hingga terbit matahari". "Kenapa tidak berlaku untuk setiap hari?". Kata Ashim : "Mengingat keutamaan dan keagungan hari jum'at".

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibnu Abi ad-Dunya berkata, "Muhammad bin al-Husain meriwayatkan kepada kami, Yahya bin Bistham al-Ashghar meriwayatkan kepadaku, Masma` meriwayatkan kepadaku, seorang lelaki dari keluarga `Ashim al-Jahdari meriwayatkan kepadaku, ia berkata, "Saya bermimpi melihat `Ashim al-Jahdari dua tahun setelah ia meninggal, lalu saya bertanya, "Bukankah kamu telah meninggal?". Dia menjawab, " Ya, benar". Saya berkata, "Lalu di mana kamu sekarang?". Dia menjawab, "Demi Allah sekarang saya berada di salah satu taman surga. Setiap malam Jumat dan paginya saya serta beberapa sahabatku berkumpul di tempat Bakar bin Abdillah al-Muzni, lalu kami memperoleh kabar kalian". Ia berkata, "Saya bertanya, "Jasad kalian atau ruh kalian?". Dia menjawab, "Sama sekali bukan jasad, karena jasad itu telah hancur. Yang bertemu itu adalah arwah". Ia berkata, "Aku bertanya, "Lalu apakah kalian mengetahui bahwa kami mengunjungi kalian?". Dia menjawab, "Ya, kami mengetahui semua itu, setiap malam Jumat dan sepanjang hari Jumat serta malam Sabtu hingga terbit matahari". Ia berkata, "Aku bertanya, "Lalu kenapa pada hari-hari yang lain tidak demikian?". Dia menjawab, "Hal itu karena keutamaan dan keagungan hari Jumat".

      Dalam sanadnya ada perawi yang tidak jelas, dan di dalamnya juga ada Yahya bin Bistham Ibnu Hajar dalam kitab Lisanul Mizan berkata, "Abu Hatim berkata, "Dia adalah perawi yang jujur". Ibnu Hibban berkata, "Tidak boleh meriwayatkan darinya, karena dia menyeru kepada paham Qadariyah, dan dalam riwayat-riwayatnya banyak hal-hal yang munkar." Ia dicantumkan oleh al-`Uqaili dalam kitab ad-Dhu`afa' (Orang-orang yang lemah). Abu Dawud berkata, "Mereka tidak meriwayatkan haditsnya". Mu`tamir bin Sulaiman berkata kepadanya: "Apakah kamu pengikut Qadariyah?". Ia menjawab, "Ya".

      Demikianlah, dan kalau pun sanadnya shahih, riwayat ini tetap tidak bisa dijadikan dasar, karena itu hanya sebuah mimpi dari orang yang tidak ma`shum, sehingga tidak bisa dijadikan hujjah (argumentasi).

      Itulah hasil pemelusuran saya terhadap kisah mimpi tersebut. Dan jawaban diatas adalah dari Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa Arab Saudi.

      Hapus
    2. Masyaallah......syukron jazakallahu khoir.....
      jelas sekali....

      Barokallahufiik

      Hapus
  6. Kita ambil hikmah saja dari masalah ini . intinya kita doakan saja keluarga kita yang sudah meninggal dan yang masih hidup serta seluruh ummat islam agar semua dosanya diampuni oleh allah swt, baik malam jumat ataupun malam yang lainnya. Dan satu lagi kita juga harus lebih bijak dalam memberikan sebuah penilaian,supaya tidak memberikan kesan kitab-kitab yang disebutkan di atas seolah tidak bermakna, padahal mereka yang menulis kitab tersebut adalah ulama (cntn ianatutt thalubin), kita harus husnudon mereka mengarang kitab tidak dengan asal asalan, ilmu mereka sudah mumpuni dibidangnya. Jadi saya kira kalau kita bandingkan ilmu kita dengan mereka apakah sudah setara bahkan melebihi atau kita tidak ada apa-apanya dibanding mereka (para ulama pengrang kitab yang disebutkan di atas)?. Mereka sudah punya karnya besar yang berkontribusi dalam penyebaran ajaran islam, lantas apa karya kita untuk ummat ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang keluarga kita yang sudah meninggal, sangatlah membutuhkan doa dari kita yang masih hidup.
      Kita bisa amalkan doa ziarah kubur yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wasalam,

      السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ

      Assalamu ’alaikum ahlad-diyaar minal mu’miniin wal muslim, wa inna insyaa alloohu bikum la-laahiquun, wa as-alullooha lanaa walakumul ‘aafiyah.

      “Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian.”
      (HR. Muslim, no. 975)

      Atau doa untuk kedua Orang tua kita baik masih hidup, maupun yang sudah meninggal.

      اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

      Alloohummaghfirlii waliwaalidayya warham humma kamaa rabbayaa nii shaghiiraa

      "Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku diwaktu kecil"

      Dan lain-lainnya...

      Memang ulama menulis kitab itu mencurahkan seluruh pengetahuannya, tetapi jangan lupa bahwa ulama itu juga manusia biasa yang tidak maksum.

      Imam Malik bin Anas menyatakan : “Siapa pun perkataannya bisa ditolak dan bisa diterima, kecuali hanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri”.

      Kemudian Imam Ahmad pun mengambil ucapan tersebut. Abu Dawud dalam kitab Masaail Imam Ahmad hal. 276 mengatakan : “Saya mendengar Ahmad berkata : Setiap orang pendapatnya ada yang diterima dan ditolak, kecuali Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

      Bahkan imam Malik mengatakan juga : “Saya hanyalah seorang manusia, terkadang salah, terkadang benar. Oleh karena itu, telitilah pendapatku. Bila sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, ambillah ; dan bila tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah, tinggalkanlah”.

      Menjelaskan sebuah kesalahan berdasarkan ilmu, bukanlah meremehkan mereka, karena kembali kepada asalnya, yang benar harus dijelaskan agar umat dapat mengambil manfaatnya. Wallahua'lam.

      Hapus
  7. Insya Alloh. Sangat bermanfaat semoga bisa menjadi bahan pelajaran bagi umat islam seluruhnya . karena pelaku bid'ah di indonesia begitu keras mempertahankan kesesatan.
    Allohu Waliyu Taufiq.
    afwan . saya boleh minta nomor Hp atau Whatsapp akhy karena Insya Alloh akan ada yg sya tanyakan.

    BalasHapus
  8. Semoga menjadi ladang amal jariyah utk penulis.

    Ijin copas bbrp bagian tulisannya 🙏🙏

    BalasHapus
  9. Islam itu mudah, jangan di persulit

    BalasHapus
  10. Kl ruh bs pulang artinya bebas dr siksa kubur, kok spt penjara di dunia ya

    BalasHapus
  11. Bagus sekali, terimakasih atas informasinya beserta sumber2nya

    BalasHapus
  12. Alhamdulillah sekarang saya baru mengerti, terima kasih buat adminnnya

    BalasHapus
  13. Saya cuma ikut membaca dan belajar aja.

    BalasHapus
  14. Lana a, maluna walakum a, malukum, bagi kami amal kami, bagi kamu amal kamu, silahkan beramal sesuai dengan keyakinan keilmuan masing masing. Jangan saling menyalahkan, supaya kita tahu amal kita benar atau salah, kita harus nunggu mati dulu, baru Allah akan menilai amal kita benar atau salah, alaisallohu bi akh kamil khaki minta, bukankah Alloh sebaik baiknya hakim

    BalasHapus
  15. Bagus sekali.ulasanya dan sangat mudah di pahami .matur suwun

    BalasHapus