Selasa, 31 Juli 2018

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu


Sebuah perkataan yang sering dibawakan oleh dai-dai di mimbar-mimbar dalam memberikan nasehat adalah surga ada dibawah telapak kaki para ibu. Terkadang mereka membawakan hadits dibawah ini:

رُوِيَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ  قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيهِ وَسَلَّمَ :  الجَنَّةُ تَحْتَ أَقْدَامِ اْلأُمَّهَاتِ

“Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Surga ada di bawah telapak kaki para ibu.”

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Abu asy-Syaikh al-Ashbahani rahimahullah dalam Thabaqatul Muhadditsina bi-Ashbahan (3/568), al-Qudha-‘i dalam Musnad asy-Syihab (1/102) dan ad-Daulabi dalam al-Kuna wal Asma’ (no. 1440) dengan sanad mereka semua dari Manshur bin al-Muhajir, dari Abu an-Nadhr al-Abbar, dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Hadits ini adalah hadits yang sangat lemah, dalam sanadnya ada dua rawi yang tidak dikenal, yaitu Manshur bin al-Muhajir dan Abu an-Nadhr al-Abbar.

Imam Ibnu Thahir rahimahullah berkata, “Manshur (bin al-Muhajir) dan Abu an-Nadhr (keduanya) tidak dikenal, dan hadits ini adalah mungkar (sangat lemah).”

Pernyataan Imam Ibnu Thahir di atas dinukil dan dibenarkan oleh Imam al-Munawi dan Syaikh al-Albani. [Faidhul Qadir 3/361 dan Silsilatul Ahaditsidh Dha’ifah wal Maudhu’ah 2/59]

Hadits ini juga diriwayatkan dari Shahabat yang lain yaitu ‘Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu anhu dengan lafazh yang serupa, disertai tambahan di akhirnya, “ … Barangsiapa diingankan oleh para ibu (untuk masuk surga) maka dia masuk surga dan barangsiapa yang diingankan oleh para ibu (untuk dikeluarkan/tidak masuk surga) maka dia tidak masuk surga.”

Dikeluarkan oleh Imam Ibnu ‘Adi dalam al-Kamil fi Dhu’afa-ir Rijal 6/347, al-‘Uqaili dalam adh-Dhu’afa’. Sebagaimana yang dinukil oleh Imam adz-Dzahabi dalam kitab Mizanul i’tidal (4/220).

Hadits ini adalah hadits palsu, dalam sanadnya ada rawi yang bernama Musa bin Muhammad bin ‘Atha’ al-Maqdisi. Dia ini dinyatakan sebagai pendusta oleh Imam Abu Zur’ah dan Abu Hatim ar-Razi. Imam Ibnu Hibban dan Ibnu ‘Adi menyatakan bahwa dia adalah pemalsu hadits. (Semua dinukil oleh Imam adz-Dzahabi dalam kitab Mizanul I’tidal 4/219)

Imam Ibnu ‘Adi berkata, “Hadits ini adalah mungkar (sangat lemah).” [Lisanul Mizan 6/128] Demikian pula Imam al-‘Uqaili menghukuminya sebagai hadits mungkar (sangat lemah), dan ini dibenarkan oleh Imam adz-Dzahabi dan Ibnu Hajar al-‘Asqalani. [al-Kamil fi Dhu’afa-ir Rijal 6/347]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Aku tidak mengetahui lafazh hadits ini dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sanad yang shahih. [Aha-ditsul Qashshash (hlm. 113] Pernyataan beliau ini dinukil dan dibenarkan oleh Imam Mar’i bin Yusuf al-Karami dalam al-Fawa-idul Maudhu’ah” (hlm. 120).

Hadits ini dinyatakan sebagai hadits yang palsu oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani. [Silsilatul Ahaditsidh Dha’ifah wal Maudhu’ah 2/59, no. 593]

Akan tetapi ada hadits lain yang shahih atau hasan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan makna yang tersebut dalam hadits di atas.

Dikeluarkan oleh Imam an-Nasa-i 6/11, al-Hakim 2/114 dan 4/167 dan ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabir 2/289, dengan sanad mereka dari Mu’awiyah bin Jahimah as-Sulami bahwa ayahnya Jahimah as-Sulami Radhiyallahu anhu datang kepada Nabi Muhammad dan berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ فَقَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا

Wahai Rasulullah! Aku ingin ikut dalam peperangan (berjihad di jalan Allah Azza wa Jalla ) dan aku datang untuk meminta pendapatmu.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mempunyai ibu?” Dia menjawab, “Ya.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tetaplah bersamanya! Karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya.”

Hadits ini dinyatakan shahih oleh Imam al-Hakim, disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dan al-Mundziri. [at-Targhibu wat Tarhib 3/217] Juga dikuatkan oleh Imam al-Haitsami [Majma’uz Zawa-id 8/256] dan dihukumi sebagai hadits hasan oleh Syaikh al-Albani. [Silsilatul Ahaditsidh Dha’ifah wal Maudhu’ah 2/59]

Maka hadits shahih inilah yang harusnya kita jadikan sandaran dalam beramal dan yang kita sebarkan di masyarakat. Adapun hadits yang palsu di atas maka tidak boleh kita jadikan sebagai sandaran.

Adapun makna sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits di atas adalah bahwa merendahkan diri di hadapan ibu dan berusaha mencari keridhaannya dalam hal-hal yang tidak melanggar syariat Allah Azza wa Jalla adalah sebab masuk surga. Lihat penjelasan Syaikhul Islam dalam Aha-ditsul Qashshash” (hlm. 113) dan Imam al-Muanawi dalam Faidhul Qadir (3/361).

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XX/1437H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar