Kamis, 01 Oktober 2015

Tauhid Uluhiyyah

Beriman kepada Uluhiyah Allah berarti benar-benar menyakini bahwa Dialah satu-satunya Sesembahan yang benar dan tidak ada sekutu baginya. Tiada yang berhak untuk diberikan wujud peribadatan kita selain Allah, baik dari kalangan para Nabi (yang sangat dekat dengan Allah), para malaikat, orang shalih, apalagi yang selain mereka yang ketaqwaannya berada di bawah mereka.

Ibadah tak boleh diberikan kepada suatu makhluk manapun, entah ia jin, manusia, malaikat, langit, bumi dan semua makhluk. Pokoknya, bentuk-bentuk ibadah kita seperti berdoa (misal minta rejeki, minta keselamatan, minta jodoh dan minta yang lain), beristiadzah (minta perlindungan dalam keadaan bahaya atau dari gangguan sesuatu), berqurban, istighotsah, rasa tawakal, rasa takut, berharap (seperti berharap pahala, surga dan takut neraka) dan bentuk ibadah yang lain hanya dan hanya untuk Allah semata. Tak ada istilah 'mendua' dalam hal ini.



ILAH (uluhiyah) sendiri kalau diartikan , maka ia bermakna al-ma'luh yaitu sesuatu yang disembah dengan penuh kecintaan dan pengagungan. Berkaitan dengan pengertian ini Allah berfirman : "Dan tuhanmu adalah Tuhan yang maha Esa, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Dia, yang maha Pemurah lagi maha Penyayang" (Al Baqarah : 163)

Dia saja yang berhak diberikan ketundukan mutlak, tempat kita merendahkan dan menghinakan diri. Tak boleh bagi kita menghinakan diri kepada yang selain Allah, dengan hati maupun perbuatan serta perkataan, sehingga tak pantas bagi seorang muslim menghinakan dirinya kepada makhluk lain dengan bersujud, atau ruku' di hadapan mereka. Di sini akan nampak bahwa seorang muslim memiliki izzah (kemuliaan) yang sangat tinggi. Muslim tak akan merasa hina, dan bahkan penuh percaya diri di manapun dia berada, terlebih dengan orang-orang kafir musuh-musuh Allah.

Tak boleh juga bagi kita memberikan puncak kecintaan kita kepada selain Allah, yang dengan kecintaan tersebut kita taat kepada yang selain Allah , bahkan dalam masalah yang dimurkai Allah. Cinta kita hanya kepada Allah dan karena Allah semata. itulah cinta yang bermuatan ibadah. Cinta kepada orang tua, isteri, anak, saudara, kawan dekat dan manusia manapun tak boleh bertentangan dengan cinta kita kepada Allah Ta'ala.

Kemudian Allah berfirman pada ayat yang lain : "Allah menyatakan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan demikian, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain dia yang maha Perkasa lagi maha Bijaksana" (Ali Imran : 18).


Demikianlah, Allah disini menyertakan persaksian para malaikat dan ahlu ilmu dalam menyatakan bahwa memang hanya Dia saja yang pantas untuk diibadahi. Menunjukkan tentang ketinggian kedudukan para malaikat dan para ahli ilmu. Dan Allah berhak untuk meninggikan siapa yang Dia kehendaki dan merendahkan siapa yang Dia kehendaki.

Di ayat yang lain Allah menyinggung sesembahan yang disembah oleh manusia selain Allah, dengan firmanNya : "Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah sesembahan yang benar dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah itulah yang bathil dan sesungguhnya Allah dialah yang maha Tinggi lagi maha Besar" (Al Hajj : 62) .



Mereka para sesembahan yang disembah selain Allah, hanya satu kata yang tepat bagi mereka, yaitu mereka semua adalah batil. Bagaimana pantas mereka disembah, padahal mereka tak mampu menolak bahaya yang datang kepada mereka. Sehingga ini pula yang pantas kita katakan kepada mereka para penyembah wali, jin, dan para makhluk. Bahwa mereka semua adalah sesembahan yang tidak sah alias batil / keliru.



Dan bagi kita seorang muslim hanya Allah lah tempat kita memohon, berlindung, meminta, bertawaakal, beritighotsah, berqurban dan bernadzar, atau singkatnya :
"Sesungguhnya sholatku, berqurbanku, kehidupanku dan kematianku hanyalah untuk Rabb alam semesta".

Tauhid Uluhiyyah



Jenis Tauhid kedua adalah Tauhid Uluhiyah. Tauhid Uluhiyah sendiri mengandung arti mengesakan Allah dengan semua peribadatan yang disyariatkan. Segala peribadatan tersebut tidaklah boleh dipalingkan kepada siapapun, apakah nabi yang diutus atau malaikat yang mempunyai kedudukan dekat disisi Allah, terlebih lagi kepada yang lain.

Contoh dari ibadah antara lain thowaf, sholat, haji, puasa, nadzar, i'tikaf, menyembelih, sujud, ruku', khauf (rasa takut), raja` (rasa harap), senang, takut, khusyu', istighosah (memohon pertolongan dikala kesempitan) atau jenis ibadah yang lainnya yang telah Allah syariatkan didalam Al-Qur'an dan telah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam syariatkan dalam sunnahnya yang shahih, baik perbuatan maupun ucapan.

Barang siapa memalingkan satu bentuk ibadah kepada selain Allah maka dia telah musyrik berdasarkan firman Allah : "Dan barang siapa menyembah tuhan yang lain disamping Allah padahal tidak ada satu dalil pun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhan-Nya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak beruntung". (QS. Al-Mu'minun :117)


Ibadah apabila didefinisikan secara bahasa maka ia bermakna merendahkan diri dan tunduk. Seperti ungkapan di dalam bahasa Arab "thoriq mu'abad" yaitu jalan yang sudah permanen (sudah diratakan dll).

Secara syar'i makna ibadah adalah sebagaimana perkataan syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yaitu: Ketaatan kepada Allah dengan menjalankan apa yang diperintahkan Allah melalui lisan Rasul-Nya. Beliau juga menjelaskan ibadah adalah kata yang mencakup semua jenis perkataan dan perbuatan, baik yang lahir maupun batin, yang dicintai dan diridhai Allah.

Ada beragam ibadah yang disyariatkan oleh Islam diantaranya :

1.        Ruku' dan sujud.
Firman Allah : "Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan"  (QS Al-Hajj : 77)

2.        Sholat dan menyembelih.

Firman Allah Surat : "Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam " (QS Al-An'am : 162-163)


3.        Nadzar (janji pada ALLAH) dan Thawaf.
Firman Allah : Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf di sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah) " (QS Al-Hajj : 29)

4.        Sumpah.
Sabda Rosulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam dalam hadits yang shohih: "Barang siapa bersumpah dengan selain Allah maka sungguh dia telah musyrik". Diriwayatkan oleh Imam Ahmad

5.        Isti'anah (minta pertolongan)
Firman Allah :  "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan" (QS Al-Fatihah : 5)

Sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam: "Apabila engkau meminta maka memintalah kepada Allah dan apabila engkau beristi'anah (minta pertolongan) maka mintalah kepada Allah."

6.        Istighotsah (minta pertolongan setelah ditimpa kesulitan)
Firman Allah Surat : "(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut". (QS Al-Anfal : 9)

7.        Do'a
Firman Allah : " Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa`at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim". (QS Yunus : 106)

8.        Khauf (takut)
Firman Allah : " Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman." (QS Ali Imran : 175)

9.        Raja' (berharap)
Firman Allah : "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo`a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka." (QS AS-Sajdah : 16)

10.     Rahbah (takut)
Firman Allah : "Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut". (QS AN-Nahl : 51)

11.     Khasyah (Takut)
Firman Allah : "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. " (QS Al-Maidah : 44)

12.     Roghbah (berharap) dan Rohbah (cemas)
Firman Allah : "Maka Kami memperkenankan do`anya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo`a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada Kami." (QS Al-Anbiya : 90)

13.     Khusyu'
Firman Allah : "Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan-nya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya. " (QS ALi Imron : 199).

14.     Mahabbah (Kecintaan)

Firman Allah : "Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)." (QS Al-Baqarah : 165).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar