Keadaan manusia dalam alam kubur
Setiap manusia
yang hidup di dunia ini pasti akan melewati Alam kubur. Alam ini disebut pula
alam barzakh yang artinya perantara antara alam dunia dengan alam akhirat.
Sebagaimana
terdapat dalam firman Allah:
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ
ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ
هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Apabila
kematian datang kepada seseorang dari mereka, ia berkata: “Ya Tuhanku
kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang
telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada Barzakh (pembatas) hingga hari
mereka dibangkitkan”. (Qs. Al Mukminun 99-100)
Para ahli
tafsir dari ulama salaf sepakat mengatakan: “Barzakh adalah perantara antara
dunia dan akhirat, atau perantara antara masa setelah mati dan hari
berbangkit“. (Lihat tafsir Thobary: 18/53)
Dinamakan alam
Barzakh dengan alam kubur adalah atas keadaan yang umum terjadi, karena umumnya
manusia bila meninggal dunia di kubur dalam tanah. Namun bukan berarti orang
yang tidak dikubur telepas dari peristiwa-peristiwa alam barzakh. Seperti orang
yang dimakan binatang buas, tenggelam di lautan, dibakar ataupun terbakar.
Sebab Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Seperti yang
diceritakan Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam dalam sabdanya:
عن أبي هريرة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه
وسلم قال (قال رجل لم يعمل خيرا قط فإذا مات فحرقوه واذروا نصفه في البر ونصفه في
البحر فوالله لئن قدر الله عليه ليعذبنه عذابا لا يعذبه أحدا من العالمين فأمر
الله البحر فجمع ما فيه وأمر البر فجمع ما فيه ثم قال لم فعلت ؟ قال من خشيتك وأنت
أعلم فغفر له ) متفق عليه.
Dari Abu
Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam
bersabda: “Seorang yang tidak pernah beramal baik sedikitpun berkata kepada
keluarganya: apabila ia meninggal maka bakarlah dia, lalu tumbuk tulangnya
sehalus-halusnya. Kemudian sebarkan saat terjadi angin kencanng bertiup,
sebagian di daratan dan sebagian lagi di lautan. Lalu ia berkata: Demi Allah,
Jika Allah mampu untuk menghidupkannya, tentu Allah akan mengazabnya dengan
azab yang tidak diazab dengannya seorangpun dari penduduk alam. Maka Allah
memerintahkan kepada lautan dan daratan untuk mengumpulkan debunya yang
terdapat dalamnya. Maka tiba-tiba ia berdiri tegak. Lalu Allah bertanya
kepadanya: Apa yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut? [HR Bukhari
(7067) dan Muslim: (7157).]
Dari kisah yang
disebutkan dalam hadits di atas dapat kita lihat bagaimana seseorang tersebut
berusaha untuk lari dari azab Allah dengan cara yang menurut akal pikirannya
dapat membuatnya lolos dan lepas dari azab Allah. Tetapi hal tersebut tidak
dapat melemahkan kekuasaan Allah. Bila seandainya ada seseorang mau melakukan
tipuan terhadap Allah agar ia terlepas dari azab kubur, sesungguhnya kekuasan
jauh lebih kuat daripada tipuanya. Pada hakikatnya yang ditipunya adalah
dirinya sendiri.
Di alam kubur
manusia akan mengalami kehidupan sampai teropet sangkakala ditiup oleh malaikat
Isrofil. Di sana ada yang bersukacita dan ada pula yang berdukacita, ada yang
bahagia dan ada pula yang menderita.
Sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Baraa’ bin ‘Azib Radhiallahu ‘anhu. Ia berkata: “Ketika
kami menghadiri penguburan jenazah di perkuburan Baqi’ Al Gharqad Nabi Sallallahu
alaihi wasallam mendatangi kami lau beliau dudk maka kamipun duduk di
sekeliling beliau, bagaikan di atas kepala kami hingap burung (gambaran akan
ketenangan sahabat). Orang tersebut sedang dibikinkan lahat. Lalu Rasulullah Sallallahu
alaihi wasallam mengucapkan “Aku berlindung dengan Allah dari aza kubur”
sebanyak tiga kali. Kemudia beliau berkta: Sesungguhnya seorang hamba apabila akan
menemui kehidupan akhirat dan akan berpisah dengan kehidupan dunia. Maka para
malaikat turun mendatanginya, wajah mereka bagaikan matahari. Mereka membawa
kain kafan dan minyak harum dari surga. Para malaikat tersebut duduk dengan
jarak sejauh mata memandang. Kemudian malaikat Maut mendatanginya dan duduk
dekat kepalanya seraya berkata: Wahai jiwa yang baik keluar kepada keampunan
dan keredhaan Allah. Maka keluarlah ruh tersebut bagaikan mengalirnya air dari
mulut cerek. Maka malaikat Maut mengambilnya. Bila telah diambilnya, ia tidak
membiarkan ditanganya walau sekejab mata hingga para malaikat (yang membawa
kafan dan minyak harum) mengabilnya. Lalu mereka bungkus ruhnya dengan kafan
dan minyak harum tersebut. Maka keluar darinya aroma bagaikan aroma minyak
kasturi yang paling harum di muka bumi. Maka mereka membawa ruh tersebut naik
(ke langit). Setiap mereka melewati malaikat-malaikat mereka bertanya: Siapa
harumnya yang mewangi ini? Maka menyebutnya dengan namanya dengan panggilan
yang paling baik waktu di dunia. Sampai naik kelangit, lalu mereka meminta
dikukan pintu langit, maka lalu dibuka untuknya. Maka malaikat penghuni setiap
langit mengiringinya sampai pada langit berikutnya. Sampai mereka berakhir pada
langit yang Allah berada disana. Maka Allah berkata: Tulislah kitab
hamba-Ku pada ‘Illiyyin (tempat yang tinggi) dan kembalikan ia kebumi,
sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari bumi kemudian padanya mereka
dikembalikan dan darinya mereka akan dibangkitkan kelak. Maka ruhnya
dikembalikan kepada jasadnya. Lalu datanglah kepadanya dua malaikat, keduanya
menyuruhnya untuk duduk dan keduanya bertanya kepadanya: Saiap tuhanmu? Maka ia
menjawab tuhanku adalah Allah. Apa agamamu? Maka ia menjawab agamaku Islam.
Siapa orang ini yang diutus kepadamu? Ia menjawab: ia adalah Rasulullah. Apa
ilmumu? Ia menjawab: aku membaca kitab Allah dan aku beriman dengannya. Lalu di
serukan dari langit: sungguh benar hambauku. Maka bentangkanlah untuknya tikar
dari surga. Dan bukakan untuknya pintu surga. Maka datanglah kepadanya
keharuman surga dan dilapangkan kuburnya sejauh mata memandang. Maka datang
kepadanya orang yang berwajah tanpan, berpakaian yang bagus dan harum mewangi.
Ia (orang berwajah tanpan) berkata: bergembiralah dengan hal yang
menyenangkanmu, inilah hari yang dijanjikan untukmu. Maka ia (mayat) bertanya:
siapa anda, wajahmu yang membawa kebaikan? Maka ia menjawab: aku adalah amalmu
yang sholeh. Maka sang mayat berkata: Ya Allah cepatkanlah kiamat, agar aku
kembali kepada keluarga dan hartaku.
Dan bila
seorang kafir berpidah dari dunia dan menuju kealam akhirat. Maka para malaikat
turun dari langit kepadanya dengan wajah yang hitam. Mereka membawa kain ketan
yang kasar, mereka duduk dengan jarak dari mayat sejauh mata memandang.
Kemudian datanglah malaikat Maut dudk di dekat kepalanya. Ia berkata: Wahai
jiwa yang kotor keluarlah kepada azab kemarahan Allah. Maka ruhnya menyebar
pada tubuhnya, maka malaikat Maut mencabut ruhny dengan kuat seperti mencaput
sisr bese dari ijuk yang basah. Bila telah diambilnya ia tidak membiarkannya
sekejab mata di tangannya, sampai para malikat (ruh) meletakkanya pada kain
ketan yang kasar tersebut. Lalu ia mengeluarkan bau yang paling busuk di muka
bumi. Kemudian meraka para malaikat tersebut membawa naik, tiada malaikat yang
mereka lewati kecuali bekata: Bau apa yang sangat keji ini? Maka ia dipanggil
dengan namanya yang paling jelek waktu di dunia. Sehingga arwahnya sampai pada
langi dunia lalu malaikat meminta pintunya dibuka, maka tidak izinkan untuk
dibuka untuknya.
Kemudia
Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam membaca firman Allah:
{ لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ
وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ}
“Tidak
dibukakan untuk mereka pintu langit, dan mereka tidak akan masuk surga sampai
onta masuk kedalam lubang penjahit”. (Qs. Al A’raaf 40)
Kemudian Allah
berkata: “Tulislah catatan amalnya di Sijjin pada lapisan bumi yang
paling bawah”. Maka ruhnya dilemparkan jauh-jauh.
Kemudian
Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam membaca ayat:
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ
السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ
سَحِيقٍ
“Barangsiapa
yang berbuat syirik kepada Allah, maka seolah-olah ia telah terjatuh dari
langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan oleh angin ke tempat yang
jauh”. (Qs. Al Hajj 31)
Lalu ruhnya
dikembalikan kepada jasadnya, dan datang kepadanya dua orang malaikat
lalu menyuruhnya duduk. Lalu kedua malaikat itu berkata: siapa tuhanmu? Maka ia
menjawab: ha ha, aku tidak tau. Lalu keduanya berkata lagi: siapakah orang ini
yang diutus kepadamu? Ia menjawab lagi: ha ha, aku tidak tau. Maka seseorang
menyeru dari langit: sungguh ia telah berdusta. Maka bentangkan tikar untuknya
dari api neraka dan bukakan salah satu pinti neraka untuknya. Maka datanglah
kepadanya angin panas neraka. Lalu kuburnya disempitkan atasnya sehingga
tulang-tulang rusuknya saling bedempet. Kemudian dating kepadanya seorang yang
bewajah jelek, berpakaian jelek, berbau busuk. Lalu orang tersebut berkata:
berbahagialah dengan apa yang mennyakitimu, inilah hari yang dijanjikan padamu.
Lalu ia (mayat) bertanya: siapa engkau yang bewajah jelek? Ia menjawab: aku
adalah amalanmu yang keji. Lau simayat berkata: Tuhanku janganlah engkau
datangkan kiamat”. [HR Ahmad dan dishohihkan oleh syeikh Albany dalam
“Shohih Jami’ ash Shoghiir” no (1676).]
Jika seorang
muslim mau merenungkan sejenak bagaimana keadaan dan kondisi kehidupannya nanti
di alam kubur. Niscaya ia akan menjauhi perbuatan maksiat dan dosa. Bayangkan bagaimana
ketika kita berada dalam sebuah lubang yang sempit dan gelab, tidak ada cahaya
sedikitpun. Betapa suasana gelap mencekam menimbulkan rasa takut yang dalam,
napas terasa sesak, semakin lama semakin sulit untuk bernapas, rasa haus,
lapar, panas, mau berteriak tidak seorangpun yang mendengar.
Akan tetapi
alam kubur jauh berbeda dari semua itu. Tidak hanya sebatas apa yang tergambar
ketika kita berada dalam sebuah lubang sempit dan gelap. Suasana di sana akan
ditentukan oleh amalan kita sewaktu di dunia. Orang yang beramal sholeh waktu
di dunia ia akan lulus dalam menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas
hamparan tikar dari surga, ditemani oleh orang berbau wangi dan berwajah
tampan. Kemudian senantiasa mencium bau harum hembusan angin surga.
Adapun orang
yang hidup di dunia bergelimang dosa dan maksiat apalagi melakukan perbuatan
syirik. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan malaikat. Tidur di atas haparan tikar
dari api neraka, di temani oleh orang berbau busuk dan berwajah buruk. Kemudian
senantiasa mencium bau busuk hembusan panas api neraka.
Bahkan setiap
manusia akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya saat di alam kubur pada
waktu pagi dan sore. Hal ini disebutkan oleh Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam
dalam sabdanya:
«إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ
عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِىِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ
النَّارِ يُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
» (رواه مسلم من حديث ابن عمر رضي الله عنه).
“Apabila
seseorang telah mati, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya pada waktu
pagi dan sore. Jika ia dari penghuni surga maka diperlihatkan tempatnya di
surga. Dan jika ia dari penghuni neraka maka diperlihatkan tempatnya di neraka.
Kemudian dikatakan kepadanya: inilah tempatmu yang akan engkau tempati pada
hari kiamat”.
Diantara hikmah
diperlihatkannya tempat seseorang di akhirat kelak ketika diwaktu alam kubur
adalah agar semakin menimbulkan rasa syukur dalam diri orang yang beramal
sholeh. Ini adalah salah satu bentuk nikmat yang dirasakannya dalam alam kubur.
Adapun bagi
orang berbuat dosa akan semakin menambah rasa kekecewaan dan penyesalan dalam
dirinya. Ini adalah salah satu bentuk azab yang dialaminya dalam alam kubur.
Hal ini
disebutkan Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam dalam sabdanya:
((لا يدخل أحد الجنة إلا أري مقعده من النار
لو أساء ليزداد شكرا ولا يدخل النار أحد إلا أري مقعده من الجنة لو أحسن ليكون
عليه حسرة )). رواه البخاري من حديث أبي هريرة رضي الله عنه.
“Tidak seorang
pun masuk kedalam surga kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di neraka
jika seandainya ia berbuat jelek. Agar bertambah rasa syukurnya. Dan tidaklah
seorang pun masuk kedalam neraka kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di
surga seandainya ia berbuat baik. Agar semakin bertambah atasnya rasa
penyesalan”.
Dalam riwayat
lain disebutkan:
« إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ في قَبْرِهِ
وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ ». قَالَ «
يَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ في
هَذَا الرَّجُلِ ». قَالَ « فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ
عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ». قَالَ « فَيُقَالُ لَهُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ
مِنَ النَّارِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الْجَنَّةِ ». قَالَ
نبي اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا ». قَالَ قَتَادَةُ
وَذُكِرَ لَنَا أَنَّهُ يُفْسَحُ لَهُ في قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا وَيُمْلأُ
عَلَيْهِ خَضِرًا إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ. (رواه مسلم من حديث أنس بم مالك رضي
الله عنه).
“Apabila
seorang hamba diletakkan di kuburnya, dan kerabatnya pergi meninggalkannya.
Sesungguhnya ia mendengar derap sandal mereka. Datanglah kepadanya dua orang
malaikat lalu menyuruhnya duduk. Lalu keduanya berkata: apa perkataanmu tentang
orang ini? Adapun orang mukmin akan menjawab: aku bersaksi ia adalah hamba
Allah dan utusannya. Lalu dikatakan kepadanya: lihatlah tempatmu di neraka
sungguh Allah telah menukarnya dengan tempat di surga, maka ia melihat keduanya.
berkata Qotadah: disebutkan kepada kami bahwa kuburnya di luaskan tujuh puluh
hasta, yang dipenuhi oleh tubuhan hijau sampai hari mereka dibangkit”.
Dalil Tentang
Adanya Azab Kubur.
- Ayat-ayat
Al Qur’an.
Ayat Pertama: Firman Allah
dalam Surat Ibrohim ayat 27 yang berbunyi:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا
بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ
“Allah
meneguhkan (jawaban) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh waktu
kehidupan di dunia dan di akhirat“.
Ayat ini
menerangkan tentang pertolongan Allah dalamm meneguhkan jawaban orang mukmin
ketika menjawab pertanyaan dua orang malaikat ketika di alam kubur. Sebagaimana
yang diterangkan dan disepakati oleh para ulama mufassirin.
Hal ini
dipertegas oleh sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan muslim
dalam kitab shohihnya:
عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ عَنِ النبي صلى الله عليه
وسلم قَالَ « (يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ) قَالَ
« نَزَلَتْ في عَذَابِ الْقَبْرِ فَيُقَالُ لَهُ مَنْ رَبُّكَ فَيَقُولُ رَبِّىَ
اللَّهُ ونبيي مُحَمَّدٌ صلى الله عليه وسلم. فَذَلِكَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ
(يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ في الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَفِى الآخِرَةِ) ». متفق عليه.
Melalui sahabat
Barraak bin ‘Azib Radhiallahu ‘anhu dari Nabi Sallallahu alaihi wasallam,
beliau membaca firman Allah: “Allah meneguhkan (jawaban) orang-orang yang
beriman dengan ucapan yang teguh waktu kehidupan di dunia dan di akhirat“.
Lalu beliau
bersabda: “Ayat ini turun tentang Azab kubur. Dikatakan kepada simayat:
siapakah tuhanmu? Maka ia menjawab: Tuhanku Allah, nabiku Muhammad Sallallahu
alaihi wasallam. Maka itulah yang dimaksud firman Allah: “Allah
meneguhkan (jawaban) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh waktu
kehidupan di dunia dan di akhirat“.
Ayat Kedua: Firman Allah
dalam surat Al Mu’min ayat: 45-46 yang berbunyi:
وَحَاقَ بِآَلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ
(45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ
السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آَلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
“Fir’aun
beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan
neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada
malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”
Ayat yang mulia
ini menjelaskan bahwa Fir’aun dan pengikutnya telah mendapat azab di alam
barzakh (kubur), dinampakkan kepada mereka neraka pagi dan petang sebelum hari
berbangkit. Adapun pada hari kiamat Fir’aun dan kaumnya akan dimasukkan kedalam
azab yang lebih keras lagi.
Imam Qurthubi
mengomentari ayat diatas dalam tafsirnya: “Jumhur para mufasiriin mengatakan
bahwa penampakkan tersebut terjadi pada alam Barzakh (kubur). Dan ini
adalah hujjah dalam ketetapan azab kubur”. [Lihat tasir Qurthuby: 15/318.]
Demikian pula
komentar Imam Ibnu Katsir dalam tasirnya: “Ayat ini adalah landasan yang kokoh
sebagai dalil Ahlussunnah atas azab Barzakh di dalam kubur”. [Lihat tafsi Ibnu
Katsir: 4/82.]
Ayat Ketiga: Firman Allah
dalam surat At Taubah ayat: 101 yang berbunyi:
سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ
إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ
“Kami akan
menyiksa mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang
besar”.
Ayat ini telah
dijadikan dalil tentang adanya azab kubur oleh para ulama salaf (lihat tafsir
Thobari: 11/9-12), seperti Mujahid, Qotadah dan Imam Bukhary.
Berkata Mijahid
dalam menafsirkan “Kami akan menyiksa mereka dua kali kemudian mereka akan
dikembalikan kepada azab yang besar“: yakni “Dengan kelaparan dan azab
kubur, kemudian mereka dimasukkan kedalam azab yang lebih dahsyat pada hari
kiamat”.
Berkata Imam
Qotadah: “Kami akan menyiksa mereka dua kali kemudian mereka akan
dikembalikan kepada azab yang besar” yakni “Azab dunia dan azab alam kubur
kemudian mereka dimasukkan kedalam azab yang lebih dahsyat”. (Lihat
perkataan dua imam tersebut dalam tafsir Thobary: 11/10-11)
Demikian pula
Imam Bukhary berdalil dengan ayat sebelumnya dan ayat ini tentang adanya azab
kubur. Sebagaimana beliau sebutkan dalam kitab shohih beliau diawal Bab:
“Dalil-dalil tentang azab kubur“. (Lihat shohih Bukhary: 1/461)
- Hadits-hadits
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam.
Adapun dalil
dari hadits-hadits Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam tentang azab
kubur sangat banyak sekali. Pada brikut ini kita sebutkan sebagian kecil saja
sebagai tambahan dari apa yang telah disebutkan pada awal pembahasan ini.
Hadits Pertama:
عَنْ أَنَسٍ رضي الله عنه أَنَّ النبي صلى الله عليه
وسلم قَالَ «لَوْلاَ أَنْ لاَ تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ». رواه مسلم.
Dari Anas
Radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Sallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Jika seandainya kalian tidak akan dikubur, sungguh aku berdo’a kepada Allah
untuk mendengarkan kalian dari azab kubur”.
Dalam hadits
ini Nabi Sallallahu alaihi wasallam memberitahukan kepada para sahabat
tentang kepastian adanya azab kubur. Bahkan beliau berkeinginan untuk bedo’a
kepada Allah agar memperdengarkannya kepada para sahabat. Tetapi ada hal yang
menghalangi beliau adalah karena mereka akan menghadapinya di kubur. Hal akan
berakibat membuat orang tidak akan merasa tentram dalam hidupnya ketika
mendengar azab kubur tersebut. Dan bisa-bisa membawa kepada keputus asaan dalam
diri seseorang. Serta dapat mengganggu dalam merasakan nikmat-nikmat dunia yang
diberikan Allah kepada mereka. Sebagaimana yang diterangkan oleh para ulama
tentang hikmah untuk tidak diperdengarkannya azab kubur tersebut kepada
manusia.
Hadits Kedua:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ
بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ
جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ». رواه مسلم.
Dari Abu
Hurairah Radhiallahu ‘anhu ia berkata: telah bersabda Rasulullah Sallallahu
alaihi wasallam: “Apabila salah seorang kalian telah selesai membaca
Tasyahud, maka hendakla ia berlindung kepada Allah dari empat hal: Ya Allah Aku
berlindung dengan-Mu dari azab neraka Jahannam, dari azab kubur, dari fitnah
kehidupan dan kematian serta dari fitnah Masih Dajjal”.
Hadits ini
menunjukkan tentang keberadaan azab kubur. Kalau seandainya tidak ada untuk
Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam menyuruh umat berlindung dengan
Allah dari azab kubur. Tentulah perintah tersebut akan menjadi sia-sia bila
azab kubur tersebut tidak ada. Bahkan banyak sekali hadits yang menyebutkan
tentang do’a Rasulullah Sallallahu Alaihi Wa Sallam agar dilindungi Allah dari
azab kubur. Hal ini menunjukkan begitu urgennya masalah beriman dengan zab
kubur.
Hadits Ketiga:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ رَسُولُ اللَّهِ صلى
الله عليه وسلم عَلَى قَبْرَيْنِ فَقَالَ « أَمَا إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا
يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ
وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ ». متفق عليه.
Dari Ibnu Abbas
Radhiallahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam melewati
dua kuburan. Lalu beliau berkata: sesungguhnya keduanya sedang di azab.
Keduanya diazab bukan karena dosa besar. Adapun salah seorang mereka suka
memfitnah (mengadu-domba). Dan yang lain tidak bersuci ketika buang air kecil”.
Dalam hadits
ini Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam diberitahu oleh Allah tentang
keadaan dua orang penghuni kuburan tersebut. Bahwa keduanya sedang diazab dalam
kuburnya. Karena sebelum terjadi hari kiamat belum ada orang yang diazab dalam
neraka. Adapun peristiwa yang digambarkan kepada Rasulullah Sallallahu alaihi
wasallam ketika isra’ mikraj adalah tentang keadaan setelah hari kiamat
kelak.
Kemudian dalam
hadits tersebut terdapat dua bentuk sebab yang biasa menyebabkan seseorang
diazab dalam kuburnya. Pertama orang yang suka memfitnah atau mengadu domba di
tengah masyarakat. Kedua orang yang tidak bersuci ketika selesai buang air
kecil.
Kesimpulan:
- Azab kubur
adalah benar-benar ada, dan kita wajib beriman kepadanya karena ia adalah
bagian dari beriman kepada yang ghaib.
- Azab kubur
adalah umum untuk seluruh msnusia, tidak khusus dengan umat nabi Muhammad Sallallahu
alaihi wasallam.
- Diantara Azab atau
nikmat kubur ada yang berhubungan dengan ruh dan jasad secara bersamaan. Dan
ada pula yang khusus berhubungan dengan ruh saja.
- Semua ruh orang
yang telah meninggal dunia berada di alam Barzakh, sekalipun ia pelaku maksiat
atau orang kafir.
- Seseorang tidak
akan masuk surga atau neraka kecuali setelah terjadinya hari kiamat dan
dibangkitnya seluruh manusia dari kuburnya.
Siksa Kubur Menimpa Jasad Dan Ruh
Menurut pendapat yang shahih siksa kubur
menimpa jasad dan ruh seperti yang telah ditegaskan dalam hadits-hadits berikut
ini:
Dari Anas bin Malik radhiallahu
‘anhu bahwa seorang lelaki atau wanita berkulit
hitam, tukang sapu masjid meninggal dunia lalu dikubur pada malam hari,
kemudian diberitahukan kepada Rasulullah Sallallahu alaihi
wasallam dan beliau
bersabda:
إِنَّ هَذِهِ اَلْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ
ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا, وَإِنَّ اَللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي
عَلَيْهِمْ
"Sesungguhnya kuburan ini
dipenuhi dengan kegelapan bagi penghuninya. Dan Allah Azza wa Jalla memberi
cahaya pada kuburan itu dengan shalatku atas mereka." Maka beliau
mendatangi kuburannya dan shalat atasnya. [HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ibnu
Majah dari Abu Hurairah dan Imam al-Haitsami dalam Majma Zawaidnya (4191) 3/
145-146 dari Anas bin Malik]
Dan dari Ibnu Abbas radhiallahu
‘anhu berkata: "Pada suatu hari ketika Saad
bin Muadz dikubur maka Nabi Sallallahu alaihi wasallam
duduk di hadapan
kuburannya lalu bersabda: 'Seandainya seseorang bisa selamat dari siksa
kubur atau pertanyaan di alam kubur maka Sa'ad bin Muadz pasti selamat darinya,
namun dia diimpit dengan sekali impitan kemudian dilonggarkan darinya.'" [Shahih
diriwayatkan Imam at-Thabrani dalam al-Kabir (10827), Imam al-Haitsami dalam
Majma Zawaidnya (4257) dan Silsilah Ahadits Shahihah (1695).]
Menurut pendapat yang benar bahwa siksa
kubur menimpa ruh dan jasad seperti yang telah ditegaskan Imam Ibnu Rajab,
"Di antara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa siksa kubur menimpa jasad
dan ruh adalah hadits-hadits yang menjelaskan tentang mayat yang diimpit di
alam kuburnya hingga tulang rusuknya hancur berantakan. Kalau siksa kubur hanya
menimpa ruh saja maka tidak hanya khusus terjadi di alam kubur saja dan tidak
perlu dinisbatkan kepadanya." [Lihat
Kitab Majmu Rasail Ibnu Rajab, risalah Ahwalul Qubur, hal. 192.]
Imam As-Subki berkata, "Kembalinya ruh
ke jasad di alam kubur merupakan ketetapan (final) berdasarkan hadits shahih
yang berlaku bagi semua mayat terutama bagi orang-orang yang mati syahid.” [Lihat Syarhus Sudur, Imam as-Suyuthi, hal.
204.]
Ibnu Qayyim berkata, "Jika kamu telah
mengetahui beberapa pendapat yang batil, maka ketahuilah madzhab salaful ummah
dan para imam sunnah (bersepakat) bahwa seorang hamba setelah mati berada dalam
nikmat atau azab di alam kubur. Dan demikian itu menimpa ruh dan jasadnya. Dan
setelah ruh berpisah dari badan maka ia terus berada dalam nikmat atau azab.
Dan terkadang menimpa badan sehingga ia mendapat nikmat atau azab. Kemudian
pada saat kiamat besar maka ruh-ruh tersebut dikembalikan ke badan lalu
semuanya bangkit dari alam kubur mereka untuk menghadap Rabbul Alamin. Sedang
kembalinya ruh ke jasad telah terjadi kata sepakat antara kaum muslimin, Yahudi
dan Nasrani." [Lihat Kitab ar-Ruh, Ibnu Qayyim, hal. 69]
Inilah yang dimaksud sabda Nabi, "Sesungguhnya
nyawa orang beriman berbentuk burung yang bertengger di pohon surga hingga dikembalikan
Allah ke jasadnya pada hari Allah membangkitkannya."
Imam as-Suyuthi berkata bahwa hadits ini diriwayatkan
Imam Malik, Ahmad dan Nasa'i dengan Sanad yang shahih. Imam Ibnu Katsir
berkata: Hadits ini sanadnya shahih (lihat Syarhus Sudur, hal. 306 dan Tafsir
Ibnu Katsir tafsir surat ali Imran ayat: 169.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar