Pemicu Utama Siksa Kubur
Sebab-sebab yang memicu siksa kubur yang
menimpa penghuni alam barzakh terbagi menjadi dua macam:
Pertama, sebab umum yaitu mereka disiksa karena
kejahilan mereka terhadap Allah, tidak menunaikan ketaatan dan melakukan
kemaksiatan. Allah tidak menyiksa ruh yang mengenal-Nya, mencintai-Nya,
mengikuti perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan tidak menyiksa badan untuk
selamanya selagi kondisi ruhnya demikian. Dan siksa kubur dan azab akhirat
menimpa seorang hamba akibat murka dan marah Allah kepadanya. Siapa yang
perbuatan mengundang murka dan marah Nya di dunia dengan melakukan maksiat
sampai mati belum sempat bertobat, maka ia mendapat siksa kubur sesuai
kadar murka dan marah Allah kepadanya.
Kedua, sebab khusus sebagaimana yang dikabarkan
Rasulullah tentang dua orang yang disiksa di alam kuburnya: orang yang pertama
disiksa karena namimah di tengah manusia dan orang yang kedua disiksa karena
tidak menjaga percikan kencing. Kemudian beliau juga menyebutkan orang disiksa
karena shalat tanpa bersuci, orang disiksa karena melewati orang teraniaya tapi
tidak menolongnya, orang disiksa karena diberi Al-Qur'an tapi tidak shalat
malam dan tidak mengamalkannya, mereka disiksa karena berzina, mereka disiksa
karena memakai harta riba, mereka disiksa karena malas shalat subuh, mereka
disiksa karena tidak mau membayar zakat, mereka disiksa karena menyulut api
fitnah di tengah umat manusia, mereka disiksa karena sombong dan congkak,
mereka disiksa karena beramal riya, dan mereka disiksa karena suka mengumpat
dan menghina orang lain. [Lihat al-lrsyad lla Shahihal-lqtiqad, Syaikh Shalih
al-Fauzan, hl. 321-322.]
Akan tetapi mayoritas siksa kubur
diakibatkan karena tidak menjaga percikan kencing, ghibah atau namimah
sebagaimana yang dijelaskan Nabi صلي الله
عليه وسلم dalam
sabdanya:
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا
يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ
الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ
جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ
عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
"Sesungguhnya keduanya disiksa dan keduanya
tidak disiksa dalam perkara besar. Adapun yang pertama tidak menjaga dari
percikan kencing dan yang kedua berjalan di muka bumi dengan namimah”. Kemudian
beliau mengambil pelepah kurma basah dan membelah menjadi dua lalu beliau
menancapkan pada setiap kubviran satu pelepah kurma. Mereka berkata,
"Wahai Rasulullah, kenapa engkau
melakukan itu?" Beliau bersabda, "Mudah-mudahkan
diringankan (siksa kubur) dari keduanya, selagi (pelepah kurma itu) belum
kering." [Telah
berlalu takhrij-nya.]
Bahkan kencing menjadi faktor utama dan
dominai siksa kubur seperti yang telah ditegaskan sebuah hadits dari Abu
Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Sallallahu alaihi
wasallam bersabda:
أَكْثَرُ عَذَابِ اَلْقَبْرِ مِنْ
اَلْبَوْلِ
"Kebanyakan azab kubur dari
kencing." [HR. Ahmad dan Ibnu Majah serta dishahihkan Syaikh al-Albani
dalam Irwaul Ghalil (280).]
Imam Qatadah berkata, "Sesungguhnya
(mayoritas; siksa kubur berasal dari tiga perkara: ghibah, namimah dan
kencing." [Lihat Syarhus Sudur, Imam as-Suyuthi, hal.162.]
Sebagian ulama menyingkap alasan, kenapa
mayoritas siksa kubur disebabkan percikan kencing, namimah atau ghibah. Karena
kuburan adalah rintangan pertama kali akhirat dan di dalamnya terdapat berbagai
macam kejadian sebagai rentetan peristiwa yang akan terjadi setelah Hari
Kiamat, baik berupa siksa atau pahala.
Sedangkan maksiat yang dilakukan seorang
hamba ada dua macam, yakni maksiat yang terkait dengan hak Allah dan maksiat
yang terkait dengan hak hamba.
Sementara hak Allah yang pertama kali
dihisab adalah shalat dan hak hamba yang pertama dihisab adalah darah.
Adapun di alam Barzakh diputuskan pembuka
dan pemicu utamanya, sementara pembuka shalat adalah bersuci dari hadats dan
najis sedangkan pembuka pertumpahan darah adalah namimah dan ghibah. Dan
keduanya merupakan dosa paling mudah terjadi, sehingga awal perhitungan dan
siksaan di alam Barzakh dimulai dengan kencing dan namimah atau ghibah. [Lihat
Kitab Majmu Rasail Ibnu Rajab, risalah Ahwalul Qubur, hal.142-143.]
Manusia Yang Diancam Adzab Kubur.
1.
Orang munafik dan orang
kafir.
Mereka
di dalam Kubur dipukul dengan Gada/Cemeti Besi, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam :
الْعَبْدُ إِذَا
وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ
قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا كُنْتَ
تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ فَيُقَالُ انْظُرْ إِلَى
مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا
وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا
يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ
بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً
يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ
"Sesungguhnya
seorang hamba ketika diletakkan di liang kubur dan para pengantar pulang maka
ia mendengar suara terompah mereka. Datanglah dua malaikat lalu mendudukkannya
kemudian bertanya, Apa komentarmu tentang Muhammad?' Adapun orang mukmin menjawab,
Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.' Maka dikatakan
kepadanya, 'Lihat tempat tinggalmu dari api neraka telah diganti oleh Allah
dengan tempat tinggal dari surga.' Maka ia bisa melihat keduanya. Dan adapun
orang munafik dan orang kafir, maka ditanya, Apa komentarmu tentang orang ini
(Muhammad)?' Dia menjawab, 'Aku tidak tahu. Aku mengatakan sebagaimana yang
dikatakan orang-orang.'
Maka
dikatakan kepadanya, 'Kamu tidak mengerti dan tidak tahu.' Dan dia dipukul
dengan gada yang terbuat dari besi sekali pukulan. Maka ia berteriak kencang
hingga didengar makhluk yang ada disekitarnya kecuali manusia dan jin!”. [HR Bukhari]
Mereka
di dalam Kubur disiksa dengan panas dan bau neraka lalu dihimpit bumi,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
فَيُنَادِي مُنَادٍ
مِنْ السَّمَاءِ أَنْ كَذَبَ فَأَفْرِشُوهُ مِنْ النَّارِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ
النَّارِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا
وَسَمُومِهَا قَالَ وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ
أَضْلَاعُهُ زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ قَالَ ثُمَّ يُقَيَّضُ لَهُ أَعْمَى
أَبْكَمُ مَعَهُ مِرْزَبَّةٌ مِنْ حَدِيدٍ لَوْ ضُرِبَ بِهَا جَبَلٌ لَصَارَ
تُرَابًا
Setelah
itu, terdengar suara dari langit, 'Ia telah berbohong. Berilah hamparan
permadani dari neraka, berikanlah pakaian dari neraka dan bukakanlah pintu
neraka untuknya'. "Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasalam
melanjutkan sabdanya, "Setelah itu, didatangkan untuknya rasa panas dan
baunya neraka. Dan kuburnya disempitkan hingga tulang belulangnya berhimpitan.
" [HR Abu
Dawud]
وَحَاقَ بِآلِ
فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا
وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ
الْعَذَابِ
Dan
Fir´aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka
dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat.
(Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir´aun dan kaumnya ke dalam
azab yang sangat keras"
(QS Al-Mu’min [40]: 45-46)
Mereka
di dalam Kubur dibelit oleh Ular Berbisa, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wasalam :
يُرْسَلُ عَلَي
الكَافِرِ حَيَّتَانِ وَاحِدَةٌ مِنْ قِبَلِ رَأْسِهِ وَأُخْرَي مِنْ قِبَلِ
رِجْلَيْهِ تَقْرِضَانِهِ قَرْضًا كُلَّمَا فَرَغَتَا عَادَتَا إِلَي يَوْمِ
القِيَامَةِ
"Dikirim
kepada orang kafir dua ekor ular, seekor ular dari arah kepalanya dan yang
lainnya dari arah kakinya yang membelitnya dengan kuat, ketika tuntas maka
kembali membelitnya hingga Hari Kiamat.” [Diriwayatkan Imam al-Haitsami dan beliau
berkata: Diriwayatkan Ahmad dan sanad hadits ini hasan. No: 3/180 (4284).]
2.
Orang Muslim yang tidak
selamat dari Pertanyaan Kubur.
Mereka
di dalam Kubur dihimpit bumi, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam :
Dari
Ibnu Abbas radhiyallahu anhu berkata, "Pada suatu hari ketika Saad bin
Muadz dikubur maka Nabi shallallahu alaihi wasalam duduk di hadapan kuburannya
lalu bersabda, 'Seandainya seseorang bisa selamat dari siksa kubur atau
pertanyaan di alam kubur maka Sa'ad bin Muadz pasti selamat darinya, namun dia
dihimpit dengan sekali himpitan kemudian dilonggarkan darinya.”
Shahih diriwayatkan Imam at-Thabrani dalam al-Kabir (10827), Imam
al-Haitsami dalam Majma
Zawaidnya (4257) dan Silsilah Ahadits Shahihah (1695).
3.
Orang yang Sombong
Mereka
di dalam Kubur ditenggelamkan dan dalam keadaan sekarat, sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
بَيْنَمَا رَجُلٌ
يَمْشِي فِي حُلَّةٍ تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ مُرَجِّلٌ جُمَّتَهُ إِذْ خَسَفَ اللَّهُ
بِهِ فَهُوَ يَتَجَلْجَلُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Ketika
seseorang sedang berjalan, mengenakan pakaian yang merasa bangga diri dan
rambut tersisir dengan baik, tiba-tiba Allah tenggelamkan ke bumi dan dia dalam
keadaan sekarat hingga Hari Kiamat.” [HR. Bukhari]
4.
Koruptor dan Pemakan Harta
Haram
Mereka
di dalam Kubur dikenakan Bara Api, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam :
وَالَّذِي نَفْسِي
بِيَدِهِ إِنَّ الشَّمْلَةَ الَّتِي أَخَذَهَا يَوْمَ خَيْبَرَ مِنْ الْمَغَانِمِ
لَمْ تُصِبْهَا الْمَقَاسِمُ لَتَشْتَعِلُ عَلَيْهِ نَارًا
"Dan
demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya sehelai kain kecil dari
harta ghanimah yang dia curi pada perang Khaibar yang diluar pembagian ghanimah
akan menjadi bara api (di alam kuburnya)." [HR. Bukhari dan Muslim]
5.
Orang yang Tidak Menjaga Percikan
Kencing atau Bersuci Setelah Kencing.
Mereka
di dalam Kubur di adzab, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam :
Suatu
hari, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berjalan bersama
para sahabat melewati dua buah kuburan, tiba-tiba beliau bersabda,
إِنَّهُمَا
لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا
يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ
ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ
وَاحِدَةً قَالُوا يَا
رَسُولَ اللَّهِ لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا
لَمْ يَيْبَسَا
“Sesungguhnya
kedua orang yang ada di dalam kuburan ini sedang diazab dan keduanya tidak
diazab karena perkara besar. Adapun yang pertama tidak menjaga dari percikan
kencing ......." [HR.
Bukhari]
إِنَّهُمَا
لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ
يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ
Sesungguhnya keduanya sedang di azab. Keduanya diazab
bukan karena dosa besar. Adapun salah seorang mereka suka memfitnah
(mengadu-domba). Dan yang lain tidak bersuci ketika buang air kecil”. [HR Muslim]
6.
Orang yang Suka Ghibah (Menggunjing)
atau Namimah (Mengadu Domba)
Mereka
di dalam Kubur di adzab, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam :
Suatu
hari, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berjalan bersama
para sahabat melewati dua buah kuburan, tiba-tiba beliau bersabda,
إِنَّهُمَا
لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ
يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ
لَا يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ
Sesungguhnya keduanya sedang di azab. Keduanya diazab
bukan karena dosa besar. Adapun salah seorang mereka suka namimah
(mengadu-domba). Dan yang lain tidak bersuci ketika buang air kecil”. [HR Muslim]
7. Khatib
yang Tidak Mengamalkan Ilmunya serta yang Gadungan.
Mereka
di dalam Kubur di adzab, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam :
"Aku
pernah mendatangi sekelompok laki-laki pada waktu Isra' mi'rajku yang lisan
mereka sedang dipotong-potong dengan alat pemotong dari neraka. Aku bertanya,
'Siapakah mereka, wahai Jibril?' Beliau menjawab, 'Mereka adalah para khatib
dari umatmu yang memerintahkan manusia dengan kebaikan sementara melupakan diri
mereka sendiri padahal mereka membaca al-Kitab, apakah mereka tidak
berfikir?'"
Shahih
diriwayatkan Imam al-Haitsami dalam Majma Zawaid dan beliau berkata: Hadits ini
diriwayatkan Abu Ya'la dan para perawinya adalah para perawi hadits shahih.
(7/279) dan lihat Shahihul Jami' no: 129.
8.
Para Pendusta,
Mereka
di dalam Kubur di tusuk pojok mulutnya dengan tombak besi, sebagaimana sabda Malaikat
Jibril dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
"Akan
tetapi aku bermimpi didatangi oleh dua orang lelaki lalu keduanya memegang
tanganku dan keduanya membawaku ke bumi yang disucikan, tiba-tiba aku dapati
seorang yang sedang duduk dan seorang lagi sedang berdiri sementara di
tangannya memegang tombak dari besi. Sebagian sahabat kami berkata, 'Dari
Musa.' Tombak besi itu ditusukkan pada pojok mulut hingga tembus ke tengkuk.
Kemudian ditusukkan pada pojok mulut sebelahnya seperti itu. Setelah pojok
mulut pulih kembali maka disiksa lagi seperti itu. "Aku bertanya,
'Siapakah dia itu?' Kedua orang itu berkata, 'Pergilah.' Maka kami pergi ......
Aku
berkata, 'Kalian berdua telah membawaku berkeliling semalam suntuk, maka kabarkan
kepadaku tentang apa yang aku lihat?'Keduanya berkata, 'Ya Adapun orang yang
ditusuk pojok mulutnya adalah pendusta yang berbicara kedustaan. Lalu
diambil suatu kabar darinya hingga tersebar ke seluruh penjuru dunia dan dia
disiksa sebagaimana yang kamu lihat hingga Hari Kiamat. ....
Dan Aku adalah
Jibril sedang ini adalah Mikail. Maka angkatlah kepalamu.' [HR Bukhari]
9.
Orang yang Melalaikan Shalat
dan Menelantarkan Al-Qur'an
Mereka
di dalam Kubur dipukul kepalanya dengan batu besar, sebagaimana sabda Malaikat
Jibril dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
"Akan
tetapi aku bermimpi didatangi oleh dua orang lelaki lalu keduanya memegang
tanganku dan keduanya membawaku ke bumi yang disucikan, .....
Maka
kami pergi hingga bertemu dengan orang yang sedang tidur terlentang dan seorang
lagi berdiri di atas kepalanya dengan memegang alat pemukul atau batu besar
lalu dihantamkan ke arah kepalanya. Ketika dihantam dengan batu maka batu
tersebut terpental. Maka orang itu pergi untuk mengambilnya dan tidaklah orang
itu kembali melainkan kepala tersebut rekat dan kembali seperti semula. Orang
itu kembali kepadanya dan memukulnya.
"Aku
bertanya, 'Siapakah dia itu?' Keduanya berkata, 'Pergilah!' Maka kami pergi
.....
Aku
berkata, 'Kalian berdua telah membawaku berkeliling semalam suntuk, maka
kabarkan kepadaku tentang apa yang aku lihat?' Keduanya berkata, 'Ya ..... Adapun
orang yang dihantam kepalanya dengan batu adalah orang yang diajarkan Allah
tentang Al-Qur'an lalu tidur di malam hari dan tidak mengamalkan (Al-Qur'an) di
siang hari maka dia disiksa hingga Kiamat. .....
Dan
Aku adalah Jibril sedang ini adalah Mikail. Maka angkatlah kepalamu.' [HR Bukhari]
10.
Para Pezina,
Mereka
di dalam Kubur dipanggang dalam lobang besar dalam kondisi telanjang,
sebagaimana sabda Malaikat Jibril dalam hadits Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam :
"Akan
tetapi aku bermimpi didatangi oleh dua orang lelaki lalu keduanya memegang
tanganku dan keduanya membawaku ke bumi yang disucikan, .....
Maka
kami pergi hingga sampai di suatu tempat yang berlubang besar seperti dapur
roti bagian atas sempit sedangkan bagian bawah lebar. Dari arah bawah ada api
yang menyala. Ketika api mendekat, maka mereka terangkat hingga mereka
hampir keluar dan ketika api padam mereka kembali ke tempat semula. Dan di
dalamnya terdapat kaum laki-laki dan kaum perempuan dalam kondisi telanjang.
Maka
aku bertanya, 'Siapakah mereka itu?' Keduanya berkata, 'Pergilah!" Maka
kami pergi .....
Aku
berkata, 'Kalian berdua telah membawaku berkeliling semalam suntuk, maka
kabarkan kepadaku tentang apa yang aku lihat?' Keduanya berkata, 'Ya. ....
Mereka yang kamu lihat berada di lubang besar maka mereka adalah para pezina.
....
Dan
Aku adalah Jibril sedang ini adalah Mikail. Maka angkatlah kepalamu.' [HR Bukhari]
11.
Pemakan Riba,
Mereka
di dalam Kubur dilempari batu mulutnya dalam sungai darah, sebagaimana sabda
Malaikat Jibril dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
"Akan
tetapi aku bermimpi didatangi oleh dua orang lelaki lalu keduanya memegang
tanganku dan keduanya membawaku ke bumi yang disucikan, .....
Maka
kami pergi hingga kami mendatangi sebuah sungai darah, sementara ditengah
sungai ada seorang lelaki yang berdiri. Dan di tepi sungai ada seorang lelaki
yang di hadapannya ada batu-batu. Ketika orang yang di tengah sungai berenang
ketepi dan hendak keluar darinya maka orang tersebut melemparkan batu tepat
pada mulutnya. Orang tersebut kembali ke tempat semula. Dan setiap orang
tersebut ingin ke tepi dan hendak keluar maka dilempar dengan batu hingga
kembali ke tempat semula.
Aku
bertanya, 'Siapakah dia itu?' Keduanya berkah 'Pergilah.'Maka kami pergi .....
Aku
berkata, 'Kalian berdua telah membawaku berkeliling semalam suntuk, maka
kabarkan kepadaku tentang apa yang aku lihat?' Keduanya berkata, 'Ya. .... Dan
orang yang kamu lihat berada di tengah sungai adalah pemakan riba.
Dan
Aku adalah Jibril sedang ini adalah Mikail. Maka angkatlah kepalamu.' [HR Bukhari]
Adapun dalam point nomer 8, 9, 10 dan 11 ,
terdapat dalam sebuah hadits yang panjang berikut ini.
Rasulullah shallallahu alaihi wasalam
bersabda:
لَكِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ
رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي فَأَخَذَا بِيَدِي فَأَخْرَجَانِي إِلَى الْأَرْضِ
الْمُقَدَّسَةِ فَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ وَرَجُلٌ قَائِمٌ بِيَدِهِ كَلُّوبٌ
مِنْ حَدِيدٍ قَالَ بَعْضُ أَصْحَابِنَا عَنْ مُوسَى إِنَّهُ يُدْخِلُ ذَلِكَ
الْكَلُّوبَ فِي شِدْقِهِ حَتَّى يَبْلُغَ قَفَاهُ ثُمَّ يَفْعَلُ بِشِدْقِهِ
الْآخَرِ مِثْلَ ذَلِكَ وَيَلْتَئِمُ شِدْقُهُ هَذَا فَيَعُودُ فَيَصْنَعُ
مِثْلَهُ قُلْتُ مَا هَذَا قَالَا انْطَلِقْ
فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى
رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ عَلَى قَفَاهُ وَرَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ بِفِهْرٍ أَوْ
صَخْرَةٍ فَيَشْدَخُ بِهِ رَأْسَهُ فَإِذَا ضَرَبَهُ تَدَهْدَهَ الْحَجَرُ
فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ لِيَأْخُذَهُ فَلَا يَرْجِعُ إِلَى هَذَا حَتَّى يَلْتَئِمَ
رَأْسُهُ وَعَادَ رَأْسُهُ كَمَا هُوَ فَعَادَ إِلَيْهِ فَضَرَبَهُ قُلْتُ مَنْ
هَذَا قَالَا انْطَلِقْ
فَانْطَلَقْنَا إِلَى ثَقْبٍ مِثْلِ
التَّنُّورِ أَعْلَاهُ ضَيِّقٌ وَأَسْفَلُهُ وَاسِعٌ يَتَوَقَّدُ تَحْتَهُ نَارًا
فَإِذَا اقْتَرَبَ ارْتَفَعُوا حَتَّى كَادَ أَنْ يَخْرُجُوا فَإِذَا خَمَدَتْ
رَجَعُوا فِيهَا وَفِيهَا رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَا
انْطَلِقْ
فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى
نَهَرٍ مِنْ دَمٍ فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى وَسَطِ النَّهَرِقَالَ يَزِيدُ
وَوَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ وَعَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ
بَيْنَ يَدَيْهِ حِجَارَةٌ فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِي فِي النَّهَرِ فَإِذَا
أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِي فِيهِ فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ
فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ بِحَجَرٍ فَيَرْجِعُ كَمَا
كَانَ فَقُلْتُ مَا هَذَا قَالَا انْطَلِقْ
فَانْطَلَقْنَا حَتَّى انْتَهَيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ
خَضْرَاءَ فِيهَا شَجَرَةٌ عَظِيمَةٌ وَفِي أَصْلِهَا شَيْخٌ وَصِبْيَانٌ وَإِذَا
رَجُلٌ قَرِيبٌ مِنْ الشَّجَرَةِ بَيْنَ يَدَيْهِ نَارٌ يُوقِدُهَا فَصَعِدَا بِي
فِي الشَّجَرَةِ وَأَدْخَلَانِي دَارًا لَمْ أَرَ قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهَا فِيهَا
رِجَالٌ شُيُوخٌ وَشَبَابٌ وَنِسَاءٌ وَصِبْيَانٌ ثُمَّ أَخْرَجَانِي مِنْهَا
فَصَعِدَا بِي الشَّجَرَةَ فَأَدْخَلَانِي دَارًا هِيَ أَحْسَنُ وَأَفْضَلُ فِيهَا
شُيُوخٌ وَشَبَابٌ
قُلْتُ طَوَّفْتُمَانِي اللَّيْلَةَ
فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ قَالَا نَعَمْ أَمَّا
الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالْكَذْبَةِ
فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ
وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ
فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ
يَعْمَلْ فِيهِ بِالنَّهَارِ يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي الثَّقْبِ
فَهُمْ الزُّنَاةُ
وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ
آكِلُوا الرِّبَا
وَالشَّيْخُ فِي أَصْلِ الشَّجَرَةِ إِبْرَاهِيمُ
عَلَيْهِ السَّلَام وَالصِّبْيَانُ حَوْلَهُ فَأَوْلَادُ النَّاسِ وَالَّذِي
يُوقِدُ النَّارَ مَالِكٌ خَازِنُ النَّارِ وَالدَّارُ الْأُولَى الَّتِي دَخَلْتَ
دَارُ عَامَّةِ الْمُؤْمِنِينَ وَأَمَّا هَذِهِ الدَّارُ فَدَارُ الشُّهَدَاءِ
وَأَنَا جِبْرِيلُ وَهَذَا مِيكَائِيلُ فَارْفَعْ رَأْسَكَ
فَرَفَعْتُ رَأْسِي
فَإِذَا فَوْقِي مِثْلُ السَّحَابِ قَالَا ذَاكَ مَنْزِلُكَ قُلْتُ دَعَانِي
أَدْخُلْ مَنْزِلِي قَالَا إِنَّهُ بَقِيَ لَكَ عُمُرٌ لَمْ تَسْتَكْمِلْهُ فَلَوْ
اسْتَكْمَلْتَ أَتَيْتَ مَنْزِلَكَ
"Akan tetapi aku bermimpi
didatangi oleh dua orang lelaki lalu keduanya memegang tanganku dan keduanya
membawaku ke bumi yang disucikan, tiba-tiba aku dapati seorang yang sedang
duduk dan seorang lagi sedang berdiri sementara di tangannya memegang tombak dari
besi. Sebagian sahabat kami berkata, 'Dari Musa.' Tombak besi itu ditusukkan
pada pojok mulut hingga tembus ke tengkuk. Kemudian ditusukkan pada pojok
mulut sebelahnya seperti itu. Setelah pojok mulut pulih kembali maka disiksa
lagi seperti itu.
"Aku bertanya, 'Siapakah dia
itu?' Kedua orang itu berkata, 'Pergilah.'
Maka kami pergi hingga bertemu
dengan orang yang sedang tidur terlentang dan seorang lagi berdiri di atas
kepalanya dengan memegang alat pemukul atau batu besar lalu dihantamkan ke arah
kepalanya. Ketika dihantam dengan batu maka batu tersebut terpental. Maka orang
itu pergi untuk mengambilnya dan tidaklah orang itu kembali melainkan kepala
tersebut rekat dan kembali seperti semula. Orang itu kembali kepadanya dan
memukulnya.
"Aku bertanya, 'Siapakah dia
itu?' Keduanya berkata, 'Pergilah!'
Maka kami pergi hingga sampai di
suatu tempat yang berlubang besar seperti dapur roti bagian atas sempit
sedangkan bagian bawah lebar. Dari arah bawah ada api yang menyala. Ketika api
mendekat, maka mereka terangkat hingga mereka hampir keluar dan ketika api
padam mereka kembali ke tempat semula. Dan di dalamnya terdapat kaum laki-laki
dan kaum perempuan dalam kondisi telanjang.
Maka aku bertanya, 'Siapakah mereka
itu?' Keduanya berkata, 'Pergilah!"
Maka kami pergi hingga kami
mendatangi sebuah sungai darah, sementara ditengah sungai ada seorang lelaki
yang berdiri. Dan di tepi sungai ada seorang lelaki yang di hadapanya ada batu-batu.
Ketika orang yang di tengah sungai berenang ketepi dan hendak keluar darinya
maka orang tersebut melemparkan batu tepat pada mulutnya. Orang tersebut
kembali ke tempat semula. Dan setiap orang tersebut ingin ke tepi dan hendak
keluar maka dilempar dengan batu hingga kembali ke tempat semula.
Aku bertanya, 'Siapakah dia itu?'
Keduanya berkah 'Pergilah.'
Maka kami pergi hingga kami sampai
di sebuah taman yang sangat hijau. Dan di dalamnya terdapat pohon yang sangat
besar dan di bawah pohon ada orang tua dan anak-anak. Sementara ada orang
laki-laki yang dekat dengan pohon di tangannya memegang api yang dia nyalakan
lalu dia membawaku ke atas pohon dan memasukkanku ke dalam sebuah rumah yang
belum pernah aku lihat suatu rumah sebagus itu. Di dalamnya terdapat kaum
laki-laki tua, para pemuda, kaum wanita dan anak-anak. Kemudian keduanya
membawaku keluar darinya dan menaikkanku ke pohon dan memasukkan ku ke sebuah
rumah yang lebih bagus dan lebih indah. Di dalamnya terdapat kaum lelaki tua
dan para pemuda.
Aku berkata, 'Kalian berdua telah
membawaku berkeliling semalam suntuk, maka kabarkan kepadaku tentang apa yang
aku lihat?'Keduanya berkata, 'Ya
Adapun orang yang ditusuk pojok
mulutnya adalah pendusta yang berbicara kedustaan. Lalu diambil suatu kabar
darinya hingga tersebar ke seluruh penjuru dunia dan dia disiksa sebagaimana
yang kamu lihat hingga Hari Kiamat.
Adapun orang yang dihantam
kepalanya dengan batu adalah orang yang diajarkan Allah tentang Al-Qur'an lalu
tidur di malam hari dan tidak mengamalkan (Al-Qur'an) di siang hari maka dia
disiksa hingga Kiamat.
Mereka yang kamu lihat berada di
lubang besar maka mereka adalah para pezina.
Dan orang yang kamu lihat berada di
tengah sungai adalah pemakan riba.
Dan orang tua yang berada di bawah
pohon adalah Nabi Ibrahim, sementara anak-anak yang berada di sekitarnya adalah
anak-anak umat manusia. Dan orang yang menyalakan api adalah malaikat Malik
penjaga neraka. Rumah yang kamu masuki pertama kali adalah rumah hunian kaum
mukminin secara umum. Adapun rumah berikutnya adalah rumah orang-orang yang mati
syahid. Dan Aku adalah Jibril sedang ini adalah Mikail. Maka angkatlah
kepalamu.'
"Maka aku mengangkat kepalaku
tiba-tiba ke arah atas aku melihat seperti mendung. Keduanya berkata, 'Itu
adalah rumahmu.'
"Aku berkata, 'Biarkan aku
masuk ke rumahku.' Keduanya berkata, 'Sesungguhnya kamu masih punya sisa umur
yang belum kamu habiskan, jika kamu telah menyempurnakan umurmu, maka kamu
akan memasuki rumahmu.”
[HR. Bukhari]
Al-Baihaqi dan Ibn Adi meriwayatkan bahwa
Rasulullah pernah menyaksikan azab kubur bagi penebar fitnah (namimah) adalah
dipotong lidahnya. Sementara bagi penggunjing, Abu Dawud meriwayatkan bahwa
mereka akan mendapat azab kubur berupa cakaran kuku tembaga ke wajah dan dada
mereka sendiri. Lalu bagi yang tidak menjaga kebersihan dari sisa kencing,
azabnya berupa himpitan keras dari dinding kuburnya.
Pelajaran di balik keimanan kepada Azab Kubur.
Dalam keimanan kepada azab kubur tersimpan banyak
hikmah dan pelajaran bagi pribadi seorang muslim. Diantara pelajaran yang
dapat kita ambil dari keimanan kita kepada azab kubur adalah sebagai berikut:
1.
Menanamkan dalam diri seseorang sikap mawas diri dalam meninggalkan
perintah-perintah agama.
2.
Memiliki kemauan yang tinggi dalam melakukan amal sholeh, agar mendapat
keberuntungan di alam kubur.
3.
Menimbulkan dalam diri seseorang rasa takut untuk melakukan maksiat, agar
terhindar dari azab kubur.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar