Beriman kepada Uluhiyah Allah berarti benar-benar menyakini bahwa Dialah
satu-satunya Sesembahan yang benar dan tidak ada sekutu baginya. Tiada yang
berhak untuk diberikan wujud peribadatan kita selain Allah, baik dari kalangan
para Nabi (yang sangat dekat dengan Allah), para malaikat, orang shalih,
apalagi yang selain mereka yang ketaqwaannya berada di bawah mereka.
Ibadah tak boleh diberikan kepada suatu makhluk manapun, entah ia jin, manusia,
malaikat, langit, bumi dan semua makhluk. Pokoknya, bentuk-bentuk ibadah kita
seperti berdoa (misal minta rejeki, minta keselamatan, minta jodoh dan minta
yang lain), beristiadzah (minta perlindungan dalam keadaan bahaya atau dari
gangguan sesuatu), berqurban, istighotsah, rasa tawakal, rasa takut, berharap
(seperti berharap pahala, surga dan takut neraka) dan bentuk ibadah yang lain
hanya dan hanya untuk Allah semata. Tak ada istilah 'mendua' dalam hal ini.
ILAH
(uluhiyah) sendiri kalau diartikan , maka ia bermakna al-ma'luh yaitu sesuatu yang
disembah dengan penuh kecintaan dan pengagungan. Berkaitan dengan pengertian
ini Allah berfirman : "Dan tuhanmu adalah Tuhan yang maha Esa, tidak
ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Dia, yang maha Pemurah lagi maha
Penyayang" (Al Baqarah : 163)
Dia saja yang berhak diberikan ketundukan mutlak, tempat kita
merendahkan dan menghinakan diri. Tak boleh bagi kita menghinakan diri kepada
yang selain Allah, dengan hati maupun perbuatan serta perkataan, sehingga tak
pantas bagi seorang muslim menghinakan dirinya kepada makhluk lain dengan
bersujud, atau ruku' di hadapan mereka. Di sini akan nampak bahwa seorang
muslim memiliki izzah (kemuliaan) yang sangat tinggi. Muslim tak akan merasa
hina, dan bahkan penuh percaya diri di manapun dia berada, terlebih dengan
orang-orang kafir musuh-musuh Allah.
Tak boleh juga bagi kita memberikan puncak kecintaan kita kepada selain
Allah, yang dengan kecintaan tersebut kita taat kepada yang selain Allah ,
bahkan dalam masalah yang dimurkai Allah. Cinta kita hanya kepada Allah dan
karena Allah semata. itulah cinta yang bermuatan ibadah. Cinta kepada orang
tua, isteri, anak, saudara, kawan dekat dan manusia manapun tak boleh
bertentangan dengan cinta kita kepada Allah Ta'ala.
Kemudian Allah berfirman pada ayat yang lain : "Allah menyatakan
bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain dia, yang menegakkan
keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan demikian,
tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain dia yang maha Perkasa lagi maha
Bijaksana" (Ali Imran : 18).
Demikianlah, Allah disini menyertakan persaksian para malaikat dan ahlu
ilmu dalam menyatakan bahwa memang hanya Dia saja yang pantas untuk diibadahi.
Menunjukkan tentang ketinggian kedudukan para malaikat dan para ahli ilmu. Dan
Allah berhak untuk meninggikan siapa yang Dia kehendaki dan merendahkan siapa
yang Dia kehendaki.
Di ayat yang lain Allah menyinggung sesembahan yang disembah oleh
manusia selain Allah, dengan firmanNya : "Yang demikian itu adalah
karena sesungguhnya Allah, Dialah sesembahan yang benar dan sesungguhnya apa
saja yang mereka seru selain Allah itulah yang bathil dan sesungguhnya Allah
dialah yang maha Tinggi lagi maha Besar" (Al Hajj : 62) .
Mereka
para sesembahan yang disembah selain Allah, hanya satu kata yang tepat bagi
mereka, yaitu mereka semua adalah batil. Bagaimana pantas mereka disembah,
padahal mereka tak mampu menolak bahaya yang datang kepada mereka. Sehingga ini
pula yang pantas kita katakan kepada mereka para penyembah wali, jin, dan para
makhluk. Bahwa mereka semua adalah sesembahan yang tidak sah alias batil /
keliru.
Dan bagi
kita seorang muslim hanya Allah lah tempat kita memohon, berlindung, meminta,
bertawaakal, beritighotsah, berqurban dan bernadzar, atau singkatnya :
"Sesungguhnya
sholatku, berqurbanku, kehidupanku dan kematianku hanyalah untuk Rabb alam
semesta".
Tauhid Uluhiyyah
Jenis
Tauhid kedua adalah Tauhid Uluhiyah. Tauhid Uluhiyah sendiri mengandung arti
mengesakan Allah dengan semua peribadatan yang disyariatkan. Segala
peribadatan tersebut tidaklah boleh dipalingkan kepada siapapun, apakah nabi
yang diutus atau malaikat yang mempunyai kedudukan dekat disisi Allah, terlebih
lagi kepada yang lain.
Contoh dari ibadah antara lain thowaf, sholat, haji, puasa, nadzar,
i'tikaf, menyembelih, sujud, ruku', khauf (rasa takut), raja` (rasa harap),
senang, takut, khusyu', istighosah (memohon pertolongan dikala kesempitan) atau
jenis ibadah yang lainnya yang telah Allah syariatkan didalam Al-Qur'an dan
telah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam syariatkan dalam sunnahnya yang
shahih, baik perbuatan maupun ucapan.
Barang siapa memalingkan satu bentuk ibadah kepada selain Allah maka dia
telah musyrik berdasarkan firman Allah : "Dan barang siapa menyembah
tuhan yang lain disamping Allah padahal tidak ada satu dalil pun baginya
tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhan-Nya. Sesungguhnya
orang-orang yang kafir itu tidak beruntung". (QS. Al-Mu'minun :117)
Ibadah apabila didefinisikan secara bahasa maka ia bermakna merendahkan
diri dan tunduk. Seperti ungkapan di dalam bahasa Arab "thoriq
mu'abad" yaitu jalan yang sudah permanen (sudah diratakan dll).
Secara syar'i makna ibadah adalah sebagaimana perkataan syaikhul Islam
Ibnu Taimiyyah yaitu: Ketaatan kepada Allah dengan menjalankan apa yang
diperintahkan Allah melalui lisan Rasul-Nya. Beliau juga menjelaskan ibadah
adalah kata yang mencakup semua jenis perkataan dan perbuatan, baik yang lahir
maupun batin, yang dicintai dan diridhai Allah.
Ada beragam ibadah yang disyariatkan oleh Islam diantaranya :
1.
Ruku' dan sujud.
Firman Allah : "Hai orang-orang yang beriman,
ruku`lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan,
supaya kamu mendapat kemenangan" (QS Al-Hajj
: 77)
2.
Sholat dan menyembelih.
Firman Allah Surat : "Katakanlah:
"Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam " (QS Al-An'am : 162-163)
3.
Nadzar (janji pada ALLAH) dan
Thawaf.
Firman Allah : Kemudian hendaklah mereka menghilangkan
kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan
nadzar-nadzar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf di sekeliling rumah
yang tua itu (Baitullah) " (QS Al-Hajj : 29)
4.
Sumpah.
Sabda Rosulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam dalam
hadits yang shohih: "Barang siapa bersumpah dengan selain Allah maka
sungguh dia telah musyrik". Diriwayatkan oleh Imam Ahmad
5.
Isti'anah (minta pertolongan)
Firman Allah : "Hanya
kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan" (QS Al-Fatihah : 5)
Sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam: "Apabila
engkau meminta maka memintalah kepada Allah dan apabila engkau beristi'anah
(minta pertolongan) maka mintalah kepada Allah."
6.
Istighotsah (minta
pertolongan setelah ditimpa kesulitan)
Firman Allah Surat : "(Ingatlah), ketika kamu
memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu:
"Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu
malaikat yang datang berturut-turut". (QS Al-Anfal : 9)
7.
Do'a
Firman Allah : " Dan janganlah kamu menyembah
apa-apa yang tidak memberi manfa`at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu
selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya
kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim". (QS Yunus : 106)
8.
Khauf (takut)
Firman Allah : " Sesungguhnya mereka itu tidak
lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya
(orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka,
tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman."
(QS Ali Imran : 175)
9.
Raja' (berharap)
Firman Allah : "Lambung mereka jauh dari
tempat tidurnya, sedang mereka berdo`a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan
harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka." (QS AS-Sajdah : 16)
10.
Rahbah (takut)
Firman Allah : "Janganlah kamu menyembah dua
tuhan; sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepada-Ku saja
kamu takut". (QS AN-Nahl : 51)
11.
Khasyah (Takut)
Firman Allah : "Sesungguhnya Kami telah
menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi),
yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang
menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta
mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka
menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia,
(tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan
harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. " (QS
Al-Maidah : 44)
12.
Roghbah (berharap) dan Rohbah
(cemas)
Firman Allah : "Maka Kami memperkenankan
do`anya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat
mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo`a kepada Kami
dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu kepada
Kami." (QS Al-Anbiya : 90)
13.
Khusyu'
Firman Allah : "Dan sesungguhnya di antara ahli
kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada
kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah
dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka
memperoleh pahala di sisi Tuhan-nya. Sesungguhnya Allah amat cepat
perhitungan-Nya. " (QS ALi Imron : 199).
14.
Mahabbah (Kecintaan)
Firman Allah : "Dan di antara manusia ada
orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat
zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya
(niscaya mereka menyesal)." (QS Al-Baqarah : 165).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar